09.00, Kost Garuda
"Mas Hanbin, Hanbyul mama jemput jam 12 an ya."
"Iya, Ma."
Mamanya Hanbin habis telepon dia. Padahal Hanbin sendiri mau latihan bareng anak-anak Garuda Grmilang.
"Mas, udah bilang Mbak Hayi kalo Mbak Hanbyul mau mainan lagi?" Hanbyul yang lagi gulung-gulung di kasur masih aja inget sama Hayi.
Bagai lampu neon keluar dari kepalanya, Hanbin langsung telepon Hayi. Suruh nemenin Hanbyul.
Lagi.
"Bin, ayo." June yang lagi makan jeruk oleh-oleh dari Jinan muncul di depan kamar Hanbin.
Yang lain udah ngumpul di ruang tamu, tinggal Hanbin doang yang belum nimbrung.
"Ayo berangkat!" Donghyuk lagi pakai sepatunya.
09.17, Sanggar Senam
Biarin udah, mau di sanggar senam apa sanggar tari. Yang penting aja cermin lebar sama speaker yang menggelegar.
"Mbak Hayii!" Hanbyul langsung turun dari motornya Hanbin. Lari ke arah Hayi yang kayanya udah nunggu dari tadu.
"Dasar kelamaan," ucap Hayi saat Hanbin berjalan mendekatinya.
"Lo kan deket rumahnya dari sini." Hanbin meledek. "Jagain Hanbyul lagi, ya, sorry nih ngganggu lagi."
Hayi nge-wink, terus bawa Hanbyul jalan jalan. Hanbin cuma ngelempar senyum miringnya.
Lah, kenapa gue senyum dah?
"Hanbyul nempel bener sama Hayi. Jangan sampe lo juga nempel sama Hayi, loh." Jinhwan tiba-tiba muncul di sampingnya Hanbin.
"Lo juga jangan nempel sama Suhyun cuma gara-gara ditempelin orang." Hanbin berjalan ninggalin Jinhwan. "Buruan. Keburu siang."
Jinhwan yang denger pernyataan Hanbin langsung melotot. Agak nggak terima. Kalo sekarang mencak-mencak takutnya kemakan omongan sendiri.
Hah, emang Jinan suka sama Suhyun?
11.45, Sanggar Senam
Mereka udah selesai latihannya. Soalnya jam sewanya udah habis. Hanbin juga takut kalo mamanya bakal nyariin dia nanti.
Pas keluar dari sanggar, Hanbin udah liat Hayi sama Hanbyul.
Adeknya nggak kenapa-napa.
"Selesai, Mbin?" tanya Hayi.
Hanbin mengangguk. "Makasih, ya."
Hayi mengacungkan jempolnya.
"Cie cie... jomblonya udah nggak jomblo lagi," Chanwoo ngeledek. Lebih tepatnya kaya nggodain sih.
Andai saja nggak ada Hayi sama Hanbyul disitu, mesti Hanbin udah nglemparin sepatu di kepalanya Chanwoo.
"Mas Hanbin?" mobil berhenti di dekatnya. Tampak mamanya sama papanya. Yang pasti dia mau jemput Hanbyul.
Hanbin sama Hanbyul deketin mereka. "Kok nggak di kost aja, sih, ma? Bajunya Hanbyul kan Mas tinggal di kamar."
"Ditinggal aja. Papa udah kangen sama adekmu. Besok kalo Mas pulang tinggal bawain."
Hanbin mengangguk, memahami. Terus hanbin bukain pintu mobil. Biar hanbyul masuk.
"Dada Mas Hanbin!!" Hanyul melambaikan tangannya. "Dada mbak Hayii!"
Kenapa Hayi juga disebut?
Mobilnya udah jalan. Ninggalin Hanbin. Hanbin noleh kebelakang. Hayi udah siap-siap mau pulang ke rumahnya karena dia ngerasa tugasnya udah selesai.
"Yi!" Hanbin lari deketin Hayi yang udah mau pergi.
"Apa?"
"ke...sekolah, mau?"
Hanbin nggak tau kenapa dia bilang kaya gini. Kalo bisa diulang, dia pasti bakal narik omongan itu lagi.
"Ngapain?" Hayi bingung.
"Hmm... ngecek persiapan?"
"Lah, kok tanya gue?"
"Iya, bilang mau gitu susah amat."
Akhirnya Hayi iya-iya aja diajak Hanbin ke sekolah. Hanbin baru sadar kalo anak-anak udah nggak ada di sana. Tinggal dia sama Hayi doang yang masih di depan sanggar senam.
12.14, SMA CITA GEMILANG
"Lo ngapain dah kesini segala. Orang tempatnya sepi gini."
Hanbin diem. Dia aja nggak tau kenapa ngajak Hayi main kesini.
"Bentar, gue mau ke warung depan dulu." Hanbin pamitan sama Hayi. Hayi ngangguk.
"Gue tunggu di rooftop ya."
Emang pintunya buka? Buka kok, nyatanya Hayi bisa kesana.
Hayi lagi di rooftop sendiri. Kebetulan ada angin yang berhembus. Membuat rambut Hayi yang diurai melayang
Nggak lama kemudian Hanbin menghampiri Hayi sambil bawa makanan di tangannya.
"Hay." Hanbin deketin Hayi. "Ini." Dia ngasih sebotol minuman sama roti. "Maaf nggak bisa beliin yang mahal-mahal."
Hayi ketawa. "Kenapa coba beli yang mahal. Gini aja gue udah suka."
Denger jawaban Hayi, Hanbin ikut lega soalnya dia udah mau nerima.
"Makasih, ya, udah jagain Hanbyul."
Hayi mengangguk. "Gue yakin Hanbyul sayang banget sama lu, Mbin."
Hanbin noleh ke arah Hayi. "Kenapa lo tiba-tiba kaya gitu?"
"Hanbyul cerita banyak banget ke gue. Dia seneng banget diajak mainan elu, walaupun elunya nggak mau diajak mainan."
"Terus?"
"Kata dia dia sering kangen sama lo. Lo jarang pulang." Hayi ketawa di tengah ceritanya. "Dia seneng bisa tidur di kost-kostan lo."
Hanbin ketawa. "Gue juga sayang sama Hanbyul."
"Gue juga, Mbin. Dia gampang bergaul walaupun ada kalanya dia jadi susah banget diatur."
"Lo juga sayang sama Hanbyul?"
Hayi mengangguk.
"Kita sama sama sayang sama Hanbyul." Hanbin berhenti bicara. Lalu menatap Hayi. "Terus, gue boleh nggak sayang sama lo?"
Anjir, gue bilang apaan sih! Weh Hanbin sadar woy di depan lo itu siapa!
"Lo lagi kerasukan apa sih, Mbin?" Hayi cengengesan. Antara malu apa seneng nggak mudah ditebak.
Hanbin kenapa dah:(
KAMU SEDANG MEMBACA
iKON ANAK SEKOLAHAN
FanfictionEmang anak sekolah harus belajar mulu? Lika-liku anak sekolah itu beragam, bukan? Dari masalah percintaan sampe ke keluarga, kita ngelakuin semuanya, 'kan? PR mah urusan gampang. Kita ketemu waktu SMA, nggak mungkin bakal pisah kan nanti? . . . . Ki...