MOS

351 23 4
                                    










06.15, Kost Garuda





....




(Udah kosong, udah pada berangkat ke sekolah semua)







07.00, SMA Cita Gemilang


"Ayo adek-adek, duduk yang rapi. Papan namanya jangan sampai lepas, kalau lepas kakak suruh bikin lagi di rumah." Jay sibuk bermain dengan pengeras suara. Ia kini sedang berdiri di panggung yang ada di lapangan basket.

"Woyy! Diem adek adek ku kesayangankuh." Kini June yang berteriak. Tanpa menggunakan pengeras suara.

Cep! Semuanya diem dalam hitungan detik.

Anak brandal macem June bisa jadi anggota OSIS itu sangat mustahil jika dipikir menggunakan akal sehat. Hobi teriak, hobi tidur, tapi keterima jadi anggota OSIS.

Petugas tesnya dulu lagi ngelindur kali ya.





15.30, SMA Cita Gemilang



"Ayo dek, terus terus, ayo cepat!" Bobby masih sibuk mengurus wide games di lapangan. Kurang satu orang tersisa. Cewek. Dia paling gendut diantara yang lainnya.

"Lompat dek, nggak papa." Bobby memberikan arahannya karena gemas melihat si adek kelas yang takut ketinggian. Padahal cuma lompat dari ketinggian 110 cm.



Gubrak!




Argh!


"Maaf, Kak. Maaf." Cewek itu langsung berdiri lagi saat dia sadar bahwa sekarang dia berasa di atas tubuh Bobby yang merupakan seniornya.




Argh!




Coba bayangin deh, kejatuhan cewek beratnya 70an kilo. Nggak kebayang gimana sakitnya.

"Kakak nggak papa?"

"Aduh, kaya gini masih tanya nggak papa?" Bobby mencoba berdiri sambil nyengir nahan sakit.







17.30, Kost Garuda




"Anjir, Bobby lama amat pulangnya. Udah mau Maghrib ini, nanti di bawa lampor gimana coba?" Yunhyeong mondar-mandir di depan 4 anak GGB (Garuda Gemilang Bersatu) yang sibuk sama ponselnya sendiri.

"Lampor apaan astaga?" Hanbin melepas headset yang dipakainya.

"Itu loh, dedemit yang suka nyulik bocah pas maghrib itu." Jay juga ikutan nyaut.

"Sapa yang doyan nyulik Bobby coba, wkwk. Malah rugi dia! Ngabisin makanan punya majikan terus!" Kekehan--lebih tepatnya ngakak--June yang sangat khas terdengar di telinga.





Gusrak!





Sebuah bantal tanpa sayap terbang lalu mendarat dengan sempurna di kepala June.

"Ih. Apaan sih!" June nggedumel memegangi kepalanya yang baru saja kena lemparan mematikan dari Jay.

"Panggil Kakak ato abang ato mas bisa nggak? Hormati dia!" Ocehan Jay membuat June diam seketika.

Walaupun Jay adalah kakak kelas terdekat dengan June--Jay yang suka lendotan di bahunya June--tapi Jay tetep ngingetin Juna kalo dia salah.




Allahuakbar Allahuakbar!





"Udah Maghrib, kuylah sholat. Dimarahin Pak Yang nanti!" Donghyuk beranjak dari tempat duduknya. Berjalan menuju kamar mandi yang berada tidak jauh dari tempatnya.

Selain anggota OSIS, mereka juga bagian dari remaja Masjid Al Iman yang diketuai oleh Kyai Yang Sholeh yang merupakan bapak kost mereka.

Siapapun yang tinggal di Kost Garuda, maka ia juga harus ikut andil dalam kegiatan masyarakat.

Secara kan Pak Yang adalah ketua RW sekaligus Kyai Masjid Al Iman. Anak GGB harus mau kotor!




18.00, Kost Garuda








....









(Udah pada pergi ke Masjid semua, kosong)












*Lah, Bobby kemana? Lupa jalan pulang kali ya?

iKON ANAK SEKOLAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang