19.00, Kost Garuda
Mereka lagi pada ngumpul. Tapi pandangan mereka malah fokus pada gawai masing-masing.
"Donghyuk kapan balik kesini?" tanya Yunyheong.
Sejak abinya meninggal kemarin-kemarin, Donghyuk belum juga kembali lagi ke kost. Anak ikon lainnya sih maklum aja, namanya juga lagi kehilangan abinya.
"Lusa palingan," jawab Hanbin. "Nggak mungkin kan dia berani ninggalin tes akhir?"
Yang lain mengangguk. Emang sih, bentar lagi mereka mulai ulangan kenaikan kelas.
Suasana kembali hening seperti sediakala.
Hingga Pak Yang masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu.
"Astagfirullah, heh bocah! Main hp mulu. Noh, ke masjid. Ikut tarawih, besok puasa."
"Besok puasa beneran, Pak?" tanya Chanwoo.
"Siapa bilang boongan? Cepetan sana ambil sarung kalian!"
Otomatis, anak-anak langsung pergi ke kamar mandi. Antara memang patuh atau takut sama bapak kostnya ini.
Sedangkan Pak Yang, duduk di sofa. Menanti kehadiran anak kost. Takutnya mereka cuma boongan ke masjidnya.
"Ayo berangkat," ucap Pak Yang.
Hanbin yang ada di belakangnya kaget. Dia pikir Pak Yang udah ke masjid duluan.
"Anak-anak, kalian besok jadi panitia buka bersama di depan masjid, ya."
"Lah, kok kita?" protes June.
"Sama tetangga yang lain." Pak Yang dengan sabar tetep cari topik pembicaraan. "Nanti sahur pertama saya kasih makanan. Nanti biar anak saya yang nganter ke bawah ya."
"Maaf, Pak, jadi ngrepotin," ucap Bobby.
"Bilang aja sih, Bob, kalo lo mau." Jinan mendorong punggung Bobby.
"Siapa sih yang nggak mau makanan gratisan?" celetuk Bobby.
Pak Yang jadi ikutan ketawa kan jadinya.
03.40, Kost Garuda
"Bangun! Bangun!" Pak Yang ngetuk pintu masing-masing kamar.
Dengan terpaksa anak ikon bangun. Heran mereka, ini kost tapi serasa pondok pesantren.
"Sahur woi sahuuurr!"
Bobby aja sampe heran, baru nemu ini dia bapak kost yang modelan macem Pak Yang.
Tak lama kemudian, anak-anak keluar dari kamarnya. Dengan muka yang masih bau iler.
"Sahur cepetan, keburu imsak."
Habis bilang gitu, Pak Yang langsung keluar dari rumah.
Nggak usah heran kenapa Pak Yang bisa masuk ke rumah padahal tadi sebelum tidur Chanwoo udah ngunci pintu. Pak Yang kan punya kunci cadangan. Jadinya ya dia bisa buka pintu.
Kalo mau mah beliau bisa buka pintu masing-masing kamar. Tapi Pak Yang mana tahan liat kamar kost anak didiknya yang rapih banget.
Saking rapihnya sampe naudzubillah.
14.00, Kost Garuda
"Ngapain, Bang?" tanya Chanwoo yang jalan ke dapur nemuin Bobby yang lagi duduk di meja makan.
"Chanuyaaa!" rengek Bobby, "Laperr."
"Idih, gitu aja laper." Chanwoo ikutan duduk. "Ini kaya gue, strong kuadrat!"
Bobby berdecih. Kembali meletakkan kepalanya di meja makan.
"Ini meja napa bersih banget dah," kata Chanwoo.
"Kalo ada ceret air putihnya nanti diteguk sama elo, Chan."
Keadaan kembali hening.
Satu menit.
Dua menit.
Tiga menit.
"Woee! Siapa ini yang belum nyuci baju?!" Dari kejauhan mah pada tahu kalo itu suara Yunyheong. "Bobby! Chanwoo! Cuci bajunya!"
"Laper, Bang, nggak ada tenaga," rengek Chanwoo.
"Dih, lo tadi bilang strong." Bobby mendorong bahu Chanwoo.
"Cuci dulu! Nggak boleh duduk kalo belum nyuci baju!" Yunyheong udah kaya emak-emak aja. Narik bajunya Bobby sama Chanwoo biar mau nyuci bajunya.
Mau nggak mau Chanwoo sama Bobby tetep nurut apa kata Yunyheong.
15.00, Kost garuda
"Hari ini kita puasa?" tanya Hanbin yang duduk di sofa depan.
"Kalo nggak puasa nggak mungkin perut gue bunyi mulu dari tadi." Jinan yang ada di lantai ikutan berceletuk.
"Gue capek." Bobby yang baru dateng langsung ndlosor di lantai bareng Jinan.
"Sama!" chanwoo juga ikut-ikutan Bobby.
"Lo bau deterjen. Habis nyuci ya?" Tanya Jinhwan.
"Hooh." Jawab Bobby.
"Ini lho, kaya gue, mandi sehari sekali aja. Ngirit." Hanbin ikutan nimbrung obrolan mereka.
"Gue kan anaknya bersih, nggak kala yo, jorok," ucap Chanwoo dengan bangganya.
"Dih."
15.15, Kost Garuda
"Ya Allah, kok pada ndosor di lantai. Woi Bobby, Jinan, Chanu! Bangun! Nanti kembung kalian." Pak Yang dateng lagi ke kost. Demen bener dia dateng kesini.
Otomatis, mereka semua bangun. Mereka aja nggak sadar kalo ternyata mereka tidur.
"Siap-siap. Nanti habis solat ashar ikut tadarus bareng anak-anak. Habis itu buka bersama."
"Yang ngasih takjil siapa, Pak?"
"Kebetulan yang pertama saya sendiri. Udah cepetan sana."
Setengah males, Hanbin bangun dari sofa. Masuk ke kamar mandi, niatny sih cuci muka.
Mereka mah udah mandi dari tadi pagi. Nggak usah mandi lagi. Boros air sama sabun.
16.01, Masjid Nurul Huda
"Lo bisa, Chan?" Tanya Jinhwan ke Chanwoo.
Sesuai prosedur yang diberikan Pak Yang, mereka akhirnya sibuk sama kabel-kabel mic yang bakal buat tadarusan.
"Gampang ini mah." Chanwoo ngutik-ngutik kabel.
Alhasil langsung bisa gitu aja.
"Gue yang ngaji pertama ya," ucap Jinhwan.
"Gue terakhir," ucap June.
Yang lain setuju.
Jinhwan sebagai yang pertama cukup bagus. Disusul dengan anak-anak TPQ dan remaja lainnya yang juga nggak kalah bagusnya. Sampe pada akhirnya sampe juga ke gilirannya June.
"Bismillahirrahmanirrahim..." June mengawali mengajinya.
Allahuakbar Allahuakbar!
"Alhamdulillah, buka woy." Seru June.
Iya sih bakal nggak papa kalo June teriaknya nggak keras.
Tapi ini keras banget woy. Mana June lagi megang mic lagi. Kan bikin anak-anak ketawa. Anak ikon cuma geleng-geleng kepala.
June mah mana punya malu. Diketawain juga dia malah ikutan ketawa.
Alhamdulillah ya udah Ramadhan. Aku minta maaf kalo ada salah selama ini. Semoga puasanya lancar sampe akhirnya (aamiin). Sayang kalian deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
iKON ANAK SEKOLAHAN
Fiksi PenggemarEmang anak sekolah harus belajar mulu? Lika-liku anak sekolah itu beragam, bukan? Dari masalah percintaan sampe ke keluarga, kita ngelakuin semuanya, 'kan? PR mah urusan gampang. Kita ketemu waktu SMA, nggak mungkin bakal pisah kan nanti? . . . . Ki...