12.45, Kost Garuda
Hari ini hari Jum'at. Jadi ya anak Garuda Gemilang yang udah ganti namanya jadi iKON baru aja turun dari masjid.
Jarang-jarang mereka bisa Jum'atan di masjid kampung. Biasanya mereka mah ada di masjid sekolah.
Nggak tahu ini kenapa pulang pagi. Gara-gara guru rapat atau mau bulan Ramadhan.
"Gue sampe rumah mau langsung molor." June jalan sambil ngulet-ngulet. Udah ngantuk kayanya.
"Makan apa kita sekarang?" Chanu nyari makanan.
Kebetulan ada tukang bakso keliling yang berhenti di depan kost mereka.
"Bang, 3 ribu bang." Jinan langsung beli. Tanpa ngajak adek-adeknya.
"Gue juga, bang." Hanbin juga ngikutin.
"3 ribuan 7 bang. Banyakin kuahnya." Donghyuk kebanyakan protes.
"Nggak sekalian 5 ribu sekalian?"
"Nggak ada duit, bang. Kasih lemak juga nggak papa." Yunyheong nunjuk gajih yang ada di panci abang baksonya.
"HP lu kayanya ada telepon deh, Dong." June yang ada di sampingnya Donghyuk peka banget. Soalnya liat celananya Donghyuk nyala. Nggak mungkin pahanya donghyuk bercahaya, kan.
Donghyuk mah nggak nyadar juga sih. Orang gawainya di silent gegara tadi di masjid.
"Halo, Est? Tumben telepon. Kangen, ya?"
"Mas, pulang sekarang bisa?"
Yang telepon Donghyuk itu adeknya, namanya Esther. Donghyuk sendiri juga nggak ngerti kenapa adeknya nyuruh dia pulang.
"Abi tadi kecelakaan."
Jleb.
Donghyuk langsung mari masuk ke kost. Nganbil jaket sama helm. Terus ngeluarin motor.
"Donghyuk, lo mau kemana?" Hanbin yang masih nunggu tukang bakso bungkusin baksonya teriak begitu aja.
Tapi Donghyuk nggak jawab.
"Woe! Jawab!" Yoyo agak kesel soalnya Donghyuk nggak jawab pertanyaan Hanbin.
Bobby juga ikutan kesel. Dia langsung jalan ke arah Donghyuk yang udah siap mau jalan.
"Lo tenangin diri lo sendiri napa dah." Bobby memegang bahu Donghyuk. Berharap Donghyuk biar agak tenang dikit.
"Gimana mau tenang, Bang. Abi gue barusan kecelakaan!"
"Gue yang anter lo, lo bahaya kalo pake motor kaya gini. Nanti lo juga ikut kecelakaan."
"Gue buru-buru, bang!"
"Dong, turutin aja apa kata Bobby!"
Donghyuk diem.
"Gue mau ambil jaket sama helm dulu." Bobby masuk ke dalem. Ngambil jaket sama helm. Terus balik lagi keluar. "Awas, gue yang depan!"
Sontak donghyuk turun dari motor. membiarkan Bobby yang mengendarai motornya.
Mereka berdua ninggalin kost begitu aja. Mendadak banget sih, ya.
14.30, Rumah Sakit
"Abi!" Donghyuk langsung lari pas liat Esther sama uminya berdiri di sebuah ruangan.
Perjalanan dari kost sampe ke rumah sakit deket rumahnya Donghyuk emang terbilang lama. Jadinya mereka berdua baru sampe aja.
"Abi mana?"
"Dong, abimu udah nggak ada." Uminya angkat bicara.
"Nggak mungkin, Mi!" Donghyuk memberontak.
"Mas, tenang, Mas!" Esther mencoba menenangkan Donghyuk. Tapi tetep nggak bisa.
Alhasil Bobby yang juga ada di situ juga harus turun tangan.
Dia dorong Donghyuk di sisi tembok. Membiarkan Donghyuk bersandar di tembok.
"Lo harus sabar, Dong," ucap Bobby.
"Tapi, Bob!" Saking keselnya Donghyuk sampe nggak manggil Donghyuk pake embel-embel 'bang'.
"Lo harus terima itu, Dong!"
Seruan Bobby membuat donghyuk terdiam. Sontak, donghyuk langsung terisak dalam tangisannya. Membiarkan tangisannya jatuh begitu aja.
"Lo cowok. Lo kuat, Dong." Bobby mencoba nenangin Donghyuk. Tapi malah Donghyuk meluk Bobby.
Esther yang tadinya nggak nangis waktu liat abangnya nangis malah ikutan nangis. Ini acaranya kok jadi nangis-nangisan.
Uminya juga ikutan nangis. Iyalah, suaminya meninggal.
"Umi!" teriakan Esther membuat Bobby sigap menangkap uminya Donghyuk.
Beliau pingsan.
Aduh, Mas Donghyuk jangan nangis, dong.

KAMU SEDANG MEMBACA
iKON ANAK SEKOLAHAN
FanfictionEmang anak sekolah harus belajar mulu? Lika-liku anak sekolah itu beragam, bukan? Dari masalah percintaan sampe ke keluarga, kita ngelakuin semuanya, 'kan? PR mah urusan gampang. Kita ketemu waktu SMA, nggak mungkin bakal pisah kan nanti? . . . . Ki...