Mantan

1.7K 178 32
                                    

Boys Love

MarkxDonghyuck au!

Implicitly mature content

DLDR

.

.

Dia berdiri di depan pintu tepat setelah aku membukanya. Helai rambutnya masih basah dan baju serta sepatu yang kuyup cukup menggambarkan keadaannya yang terlalu mengkhawatirkan. Pun bahunya yang turun membuatku tak ingin berlama-lama membuatnya berdiri di depan pintu tanpa ku persilahkan masuk untuk menikmati ruangan hangat tanpa dingin menerpa.

Aku tak menyuruhnya duduk. Pun dia seperti hapal jika keadaannya demikian maka aku akan memilih untuk mengambilkannya handuk terlebih dahulu sehingga ia bisa mandi setelahnya. Sementara aku akan membuatkannya secangkir cokelat hangat dengan marshmallow di atasnya.

Selalu seperti itu. Dulu. Membuatku bernostalgia sembari kini menunggunya yang masih berkutat pada air hangat yang mungkin mengguyur tubuhnya. Memikirkan mungkin menambahkan sebuah roti panggang dan bacon untuknya bukan masalah.

Badanku berbalik tepat ketika ku rasa ia hadir di dapurku. Mataku memicing dan mengingat bahwa tadi aku juga menyiapkan celana panjang untuknya dan bajuku seperti biasa. Akan tetapi melihatnya kini tenggelam dan memilih melupakan celana panjang milikku membuatku merasa bahwa menelan ludah adalah hal yang sulit untuk dilakukan.

"Celana milikmu terlalu panjang, bajumu juga."

Dia duduk. Meraih cokelat dengan marshmallow yang hampir lumer karena panas yang dikenai padanya tadi.

Aku mengernyit, bukannya dulu, biasanya, pemuda itu akan pas-pas saja memakai celana dan bajuku? Tapi setelah meletakkan piring berisi roti dan bacon padanya dan menelisik pemuda itu, aku merutuki diri sendiri bahwa yang kuingat adalah hampir empat tahun lalu, yang mana kini aku sudah lebih tumbuh darinya dan dia yang masih saja setia dengan tubuh kecilnya. Mengingatkanku bahwa aku sudah banyak mengganti isi lemariku dengan baju lain karena yang dulu sudah tak memungkinkan untuk ku pakai kembali.

Dia mengigit rotinya. Mengunyahnya perlahan sebelum menatapku dengan kedua mata sayu itu. Seolah hendak mengutarakan banyak pernyataan dari pemikiran-pemikiran yang ada.

"Hyung kita sudah lama putus."

"Aku tahu."

Pandanganku padanya berubah menjadi heran atas pernyataan tiba-tiba itu. Membuat kedua alisnya mengernyit sebelum aku menyesap espresso panasku.

"Tapi kau masih baik padaku dan mengingat hal-hal yang biasa kita lakukan."

Aku mendengus. "Apa kau tengah berterimakasih? Kalau begitu sama-sama. Lagipula kita baru putus empat tahun. Hanya sepertiga dibandingkan dua belas tahun lamanya aku mengenalmu dan delapan tahun lamanya kita menjalin kasih."

"Dan kau masih menyebalkan." Katanya membuatku tersenyum kecil.

"Katakan itu pada orang yang masih saja menjengkelkan.

.

.

090909

.

.

Aku terbangun ketika cahaya matahari terasa menggelitik kelopak mataku. Mengerjapkannya sebentar sebelum membukannya lebar karena perasaan hangat yang terasa. Sebuah tangan yang melingkari pinggang telanjangku membuatku menoleh mencari tahu siapa empunya. Hingga kepalaku memutar kejadian dimana kemarin sore bocah ini bertandang dan semalam kami menghabiskan malam panas berdua ketika hujan kembali turun dengan derasnya.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang