Dear You

431 66 0
                                    

[Re-published]

"Kau yakin tak akan tinggal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin tak akan tinggal?"

Jeno bertanya padaku ketika pesawat kami hendak mendarat. Ini pertama kalinya kami melakukan konser di luar Korea lagi setelah kelulusan Mark-hyung dan besok aku harus kembali menjalani aktivitas sebagai anggota NCT 127, sehingga aku tak bisa ikut kembali ke dorm Dreamies seperti biasanya.

"Tidak. Aku bisa mengacaukan jadwal para hyungie besok kalau aku terlambat."

Tolakku, meski Jeno tetaplah Jeno, dia bahkan membawa alasan fakta bahwa manager-hyung pun sudah mengijinkanku untuk kembali besok dini hari dan mengantarku sehingga itu bukan masalah. Sayangnya, di sini aku yang merasa tak enak pada semua orang yang mungkin akan direpotkan olehku.

"Tapi sekarang kau sen – "

"Aku tahu." Potongku tepat saat pesawat kami sudah mempersilahkan penumpangnya untuk turun, jadi aku berdiri, menunggu antrean untuk keluar, dan seolah menghindari apapun itu yang akan ia katakan.

"Baiklah terserahmu." Putusnya.

Mataku menerawang ke depan. Jaemin dan Chenle sudah berjalan terlebih dahulu di depanku, begitu pula Renjun dan Jisung. Sedangkan Jeno kini berada di belakangku karena ia duduk di sampingku dengan posisi di samping jendela.

Aku menenteng tas dan jaketku. Sedikit tersenyum melihat Jaemin yang masih saja sempat menggoda Jisung meskipun posisi tak membiarkan mereka leluasa bercanda. Meski sedikit banyak pikiranku menerawang dan mengulang berbagai hal di masa lampau. Lalu mengingat benar ucapan Jeno bahwa kini aku akan pulang sendiri. Mengatasi jet lag-ku sendirian. Tak ada lagi pundak lebar untukku bersandar. Tak ada lagi sosok yang mencoba membuatku tetap terjaga barang sebentar.

dan saat staff tengah menunggu barang di bagasi untuk diambil, aku meminta ijin untuk ke kamar mandi sebentar, sebelum air mata bodohku turun di depan yang lain.

Beruntungnya, kamar mandi itu tengah sepi. Aku berdiri bertumpu di depan wastafel dan menatap wajah berantakanku di cermin. Aku melepas topi dan maskerku. Mencuci wajahku dan mengusapnya kasar.

Ini emang sudah beberapa bulan sejak kelulusan Mark-hyung dan harusnya aku sudah bisa membiasakan diri tanpa bocah itu saat selesai kegiatan dengan Dreamies. Tapi kali ini berbeda, entahlah, mungkin karena moodku yang sedang begitu berantakan atau karena ini perjalanan ke luar negeri pertama kami hanya berenam, yang bahkan besok aku harus melanjutkan ke aktivitas unit lainnya besok.

Aku tertawa. Mengejek diriku yang seperti bayi yang merengek sekarang.

atau mungkin, aku memang tengah merindukannya.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang