Our Chaotic College Life

973 70 15
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Hyung, have you ever thought that hanahaki disease is actually a pretty version of tuberculosis?"

"Yeah, you know, semacam gejala sama-sama batuk berdarah, tapi kemudian the authors in past menyebutkannya dengan tambahan bunga di sana to make it prettier? Atau mungkin jaman dulu saat ada opresi dari pemerintah tentang penyebaran rumor penyakit itu muncul, mereka made another term untuk mengelabuhi pemerintah?"

"Atau mungkin saja ㅡ"

Hahh! "Lee Donghyuck, apa yang tertulis di peraturan bersama kita mengenai tidak seenaknya masuk ke kamar yang lain?"

Aku menoleh. Meninggalkan kegiatan mengerjakan tugasku untuk menatap bocah yang sudah duduk tenang di atas ranjang milikku dengan bersila kaki. Meski sudah ditegur demikian, ekspresi bocah itu tetap ㅡ

"But, you're here too! I mean, biasanya kalau Hyung di kamar juga aku boleh masuk? I thought that rule only exist when you aint here tho!"

ㅡ memasang wajah menantangnya.

Hhhh. "Ya sudah, sekarang keluar, because i say so."

Putusku, namun ia tak bergeming.

"Nope. Pertama, aku belum mendapatkan jawaban pertanyaanku. Kedua, Hyung, you are an author too! Meskipun aku tak pernah melihat bentuk tulisan atau dimana kau menulis semua tulisanmu, but still, you're one of those people yang pastinya pernah menulis atau berpikir untuk menulis tentang hal itu. Lalu, annoying is my middle name ㅡ"

"ㅡ no, you're middle name is Quarantina, which is more annoying than as if your middle name is annoying itself."

"Hey!! Jangan bawa-bawa nama tengahku!!"

"But, that's the fact that your middle name is too annoying to be heard!!"

Aku melihat wajahnya yang memerah. Pipinya yang menggembung disertai pelototan yang sama sekali tak menakutkan.

"I never ask my dad to gave me that name."

ㅡ dan akhirnya ku terkekeh mendengar cicitannya yang menyebalkan itu.

"Okay...okay....C'mere, beri aku pelukan."

Ia berjalan mendekat padaku. Bocah yang sudah menjadi teman satu rumah sewaku itu pun merengsek masuk dalam pelukanku saat kursiku sudah ku putar dan menghadap ke arahnya. Menggelamkan tubuh kecil itu pada milikku.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang