how can i love the heartbreak

732 83 8
                                    

Non-binary gender relationship
(Feel free buat bayangin bxb gxg atau bxg)
Inspired by Akdong Musician - How Can I Love the Heartbreak
(Sambil dengerin biar nyes wwww)
MarkHyuck
DLDR

.

.

.

.

Aku terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terdiam. Menatapmu yang berjalan menjauhiku. Langit hari ini mendung, namun kau memaksakan diri untuk meninggalkanku di bawah atap halte yang mulai sesak, sebab orang-orang berburu spasi kecil agar hujan tak membasahi mereka.

Kau memaksa berjalan pulang sendiri setelah kita bertemu di sebuah bangku taman sebab aku takkan mampu membawamu pada satu kedai kopi yang mungkin akan kau suka. Pun kita tak saling menatap atau bersinggungan tadi. Hanya pandangan kosong ke depan dengan sunyi yang menyelimuti.

Aku tahu itu salahku. Salahku yang memilih keluar hanya memakai kaos putih lusuh dengan lingkar leher lebar sehingga kau bisa melihat jelas biru kentara di sana. Belum rahangku yang memerah seolah tak ku coba tutupi sebab aku yang terburu dan lembab sebelum hujan yang menghantui pertemuan kita.

Lalu itu semakin membuatmu yakin. Akan sebuah keputusan yang sejujurnya kita berdua takkan mau mengiyakannya.

"Ayo selesai."

Katamu tadi. Yang bahkan sampai kita berpisahpun dan aku melihat gerimis mengguyurmu, belum bisa ku balas.

- dan sebagai penutup hari itu, aku yang seharusnya menunggu busku untuk kembali, memilih untuk mundur dan berlari pulang setelah melihat punggung kecilmu yang beranjak dengan kekosongan. Membiarkan diriku sama basahnya denganmu meski kita saling menjauh berbeda arah.

Esok harinya aku datang mengunjungimu. Hari ini hujan juga mengiringiku. Seolah langit ikut bersedih akan kisah kita. Menangis membarengi kain lusuhku yang mulai basah.

Kau turun menemuiku setelah menilik dari arah jendela. Terkejut, terperanjat, menarikku ke ujung jalan dengan payung menaungi. Menyembunyikanku dari dunia yang selama ini ingin memisahkan kita. Mencoba menyalurkan hangat tubuh masing-masing di balik gang sempit gelap agar langit tak mengintip dan menggunjing dingin yang kami coba hindari.

"Lee Donghyuck, aku tak bisa. Aku lebih memilih kita seperti ini daripada berhenti dari segalanya."

Kau menurunkan payungmu. Air matamu berlomba mengalir, seolah berkamuflase di tempat yang salah dengan rintik hujan di jalanan luas di depan sana. Membuat bengkak yang kentara semakin menjadi. Tanganmu lalu terangkat naik, menangkup pipiku sebelum berjinjit kecil mencoba meraih kedua belah bibirku. Menyalurkan segala keresahan yang kita yakin takkan pernah pudar selayaknya air laut yang kering secara keseluruhan.

"Saat kamu yang kucintai, aku tak akan bisa menyerah pada hubungan kita."

Terduduk. Kau memeluk kakiku yang hanya terbalut jeans belel selutut. Menangis di sana, menambah basah yang ada dan segala kesedihan serta sakit hati yang memilukan.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang