Dear Readers

1.2K 204 36
                                    

Doctor!Mark, Wattpad Author!Hyuck
DLDR! AU!
Humor!
.
.

Mark mengernyitkan dahinya sesekali. Tangannya kini masih mengetuk pinggiran papan ketik yang menempel pada laptop kekasihnya. Mata bulatnya masih menatap lurus ke arah layar yang menampar balik kelerengnya dengan putih dan oranye di sana.

Dear Readers,

Atas nama kekasih pemilik akun nan montok ini sekaligus penulis cerita yang kalian ikuti atau kebetulan kalian lihat di bagian timeline notifikasi atau apapun yang kalian sebut (news feed(?) entahlah). 

Aku hanya ingin mengatakan hal kecil ini. 

Aku memang tak paham mengenai dunia ini, Hell, deretan obat dan pasienku lebih penting dari sekedar tampilan aplikasi yang merenggut waktu kekasihku hampir lebih dari dua belas jam perhari (mungkin?) (tolong jangan katakan ini padanya). Yah meskipun kekasihku mendapat tawaran untuk mencetak bukunya sendiri karena apa yang ia tulis di sini dan akhirnya dia bisa mencapai cita-citanya sebagai penulis.

Tapi aku sungguh ingin protes pada kalian yang sepertinya hobi sekali membuat drama sehingga kekasih manisku uring-uringan hampir seminggu ini. Drama inilah, itulah, tak jelas katanya (tapi dia juga masih peduli dengan dramanya, sungguh aku bingung dengan bocah itu), 

dan semua ini hanya karena readers tak tahu diri katanya. 

Yah, walau ini (sekali lagi) bukan duniaku, tapi aku pernah jadi penikmat novel fiksi waktu aku muda dulu, jadi sedikit banyak aku bisa memahami kegundahan kekasihku. 

Hmm... bagaimana ya? 

Bear0606 (kekasihku termanis seperti beruang yang dipadukan rusa kecil jenis pudu itu) selalu bercerita akan bagaimana para pembaca sekarang dengan pedasnya asal main report, asal main protes, belum lagi protesannya tak punya pembenaran yang jelas. Lagipula memang banyak penulis yang membuat cerita aneh-aneh, atau memang pemikiran mereka tak selaras dengan pasar yang ada, yang mana banyak menawarkan cerita normal romansa anak muda, tapi tolong loh ya, kalau kalian tidak menyukainya ya sudah, baca peringatan awalnya, lalu tekan tombol kembali. Atau jika kalian suka dengan sinopsisnya namun tak suka dengan gaya penulisannya, ya tekan tombol kembali juga. Jangan malah dilanjutkan dan dihujat. Miris duh.

Kalau kalian mau protes kenapa aku ikut-ikutan ribut masalah ini? 

Jawabannya karena aku melihat beruangku yang kadang menyepatkan waktunya meninggalkan novel yang tengah ia garap hanya untuk menulis cerita tanpa feedback profit di sini hanya untuk melepas stressnya (pun kalau ada yang suka itu nilai plus untuknya). Padahal bocah itu dikejar-kejar editor kelincinya yang garang. Belum lagi senyum kecil dan tawa yang muncul ketika melihat komentar-komentar lucu yang ada, (yah walaupun aku tak suka karena jika dia sudah mampir ke sini dia akan lupa denganku :(( )

Tapi akhir-akhir ini selain mengamuk, beruang manis itu sering kali murung. Kenapa? Karena banyak kawannya yang akhirnya memutuskan untuk berhenti menulis karena terpengaruh para pembaca yang melaporkan mereka lah, memprotes mereka ini itu lah, ataupun hal lain yang diributkan hanya karena akar masalahnya adalah si pembaca mampir ke cerita yang bukan kesenangan mereka namun masih saja betah membacanya sampai akhir. 

Duh, kalau gitu memang niat sekali untuk menghujat.

Lagipula, Bung, tak ada penulis di laman-laman seperti ini yang suka berdiri sendirian (sepertinya, atau setidaknya itu yang dirasakan oleh kekasih penuh afeksiku itu).

Ya, intinya karena aku tak ingin lagi melihat beruangku murung, aku harap bagi kalian yang membaca tulisan ini bisa mengambil pembelajaran karenanya. 

Istilah penulis favorite-ku dulu sih Don't Like Don't Read, lagipula lebih banyak hal yang kalian akan temukan di kehidupan singkat ini selain menjatuhkan orang lain. 

Sampai jumpa (meski sepertinya kalian takkan berjumpa lagi denganku tapi dengan kekasihku hahaha) 

Publish!

Mark tersenyum. Menatap hasil tulisannya di laman milik sang kekasih. Lalu mematikan benda elektronik tersebut yang dilanjutkan dengan meletakkannya tepat pada posisi terakhir yang mungkin Donghyuck lihat.

Tak ada suara senandung dan gemericik air lagi dari kamar mandi, yang Mark yakini sebentar lagi kekasihnya akan keluar dengan bathrobe lalu menyusulnya yang kini sudah berbaring di ranjang.

dan tepat,

Donghyuck dengan mata sayunya menatap Mark sangsi dari pintu kamar mandi. Bukan apa, hanya saja wajah penuh senyum jenaka yang lebih tua membuatnya curiga. Apalagi akting buruknya yang seolah tengah memainkan ponsel itu memunculkan berbagai tanda tanya di kepala Donghyuck.

Tapi akhirnya bocah Lee itu mengendikkan bahu dan memosisikan dirinya berbaring di sebelah sang kekasih. Memeluk tubuh kurus, namun penuh adiksi untuknya.

"Kau kenapa?" 

Ditanya demikian, membuat Mark hanya mengunci ponselnya kemudian membalikkan tubuh menyamping. Tersenyum manis yang terlihat mengerikan bagi Donghyuck.

"Tak apa. Aku hanya sedang rindu kekasihku."

Donghyuck yang tubuhnya dipeluk pun hanya mengesah sebelum akhirnya membalas pelukan kekasihnya tersebut.

****

Sayang, esoknya Donghyuck menatap nyalang kekasihnya yang hanya memberikan cengiran yang namun kemudian dilanjutkan dengan bonus cuddling di hari cuti kekasih Bear0606 sebagai ucapan terimakasih implisit dari kekasih montok Mark Lee.

.

.

END

.

.

a/n: hmm...aku mau ngasih author's note apa ya wwww

jadi intinya ku pengen protes tapi karena ga enak aja kalau bikin chap baru tapi ga ada karyanya wwww jadi kuumpamakan si bapak morkli yang nulis yaa

babai~

#kibarkanbenderamarkhyuck

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang