Remember Me

4.5K 361 22
                                    

MarkHyuck/MarkChan
Songfic
Gs!Donghyuck
Don't Like Don't Read
.
.

Donghyuck menatap keluar jendela cafe yang tengah ia sambangi. Menatap bulir air yang berlomba untuk jatuh ke permukaan bumi. Memperhatikan beberapa orang yang berlarian mencari tempat berteduh ataupun yang masih berjalan santai dengan payung atau jas hujan yang melindungi diri mereka.

Ah, payung...

Donghyuck tersenyum getir.
Tangannya kemudian meraih espresso yang mendingin dan menyesap kesan manis, pahit, dan asam kopi tersebut. Pikirannya melayang ke beberapa hal yang terasa menyesakkan nan nostalgic yang berulang. Kejadian 9 tahun lalu,

Donghyuck tak menyukainya.

Gadis bersurai hitam sebahu itu menandaskan minumannya dan menyisipkan selembaran uang di bawah bekas cangkir kopinya. Keluar dari ruangan itu tanpa memedulikan kembalian yang harusnya ia terima. Mood-nya seketika memburuk.

Bunyi kecipak terdengar saat hak sepatu kulit hitamnya beradu dengan permukaan jalan yang basah. Sudah tidak ada lagi bagian dari jas seragam kantornya yang kering. Rambutnya pun sudah lepek karena tetes hujan yang masih awet mengguyur tak kenal henti. Sedikit bersyukur tasnya kedap air sehingga ia tak perlu repot khawatir akan notebook dan dokumen-dokumen yang memang sengaja ia bawa pulang.

Ini sudah tepat 15 menit ia berjalan tanpa arah jua tak mengarah ke kediamannya. Tangannya yang kosong mengepal sekejap sebelum ia memutuskan untuk duduk di sebuah bangku taman yang benar-benar sunyi, karena tak ada orang yang sama gilanya dengan dia untuk duduk di tengah hujan yang mengguyur.

Donghyuck meletakkan tasnya di samping. Menyandarkan punggung dan menengadahkan kepalanya. Menutup mata dan meresapi air hujan yang menyambangi wajahnya dengan tak bersahabat, yang ia tak pedulikan. Tangannya lunglai serasa ia tak ingin tahu apapun termasuk hujan yang semakin deras secara perlahan.

"Remember me
Though I have to say goodbye
Remember me
Don't let it make you cry
For even I'm far away, I hold you in my heart
I sing a secret song to you each night we are apart - "

Gadis Juni itu terisak. Kakinya ia lipat sehingga ia meringkuk di bangku taman yang semakin sepi karena senja mendekat. Kenangan demi kenangan muncul setiap hujan mengguyur seperti saat ini.

Ia tak menyukainya.

Gadis itu sama tak menyukainya sama seperti saat dia masih menjadi siswi sekolah menengah atas dan hujan dengan derasnya mengguyur bumi saat itu. Separoh jam menunggu dan jiwa tak sabarnya membuat dia berniat untuk lari menerobos tak peduli demam yang akan datang keesokan hari. Sebelum seorang pria menahan lengannya, tersenyum. Menyodorkan sebuah payung hitam dengan tangannya yang bebas.

Donghyuck yang saat itu masih naïf dan hanya memikirkan cara untuk pulang karena hari sudah cukup petang akhirnya menyambar payung tersebut sembari berujar terimakasih. Dia tersenyum lebar. Sedikit tersipu saat mengingat wajah tampan pria tersebut dan tingkah konyolnya.

Esoknya ia tak menemukan pria itu di halte yang sama. Membuatnya sedikit menggerutu karena lalai bertanya nama dan kemana dia harus mengembalikan payung itu kepada yang bersangkutan. Kaki dengan sneakers hitam itu akhirnya melangkah asal menjauhi halte. Berpikiran untuk kembali di jam yang sama ketika ia menerobos hujan dengan keyakinan akan peluang bertemu pria baik itu lebih besar dari sekarang.

Satu jam.

Dua jam.

Gadis muda di tingkat akhir sekolah itu bahkan tak yakin berapa lama dia sudah meninggalkan halte terdekat dengan rumahnya itu hanya untuk berkelilling. Bahkan tangannya kini sudah membawa satu cone ice cream dengan tiga rasa di sana meskipun satu cake red velvet sudah masuk ke perut saat ia mampir ke kedai kue milik temannya tadi.

Saat ia kembali ke halte, mata sayu Donghyuck berbinar. Di ruang kosong sebelah halte tersebut pria itu duduk bersila dan memangku gitar lusuhnya dengan pakaian casual dan sebuah tas gendong berbahan tipis yang membentuk pola buku-buku di dalamnya.

"Remember me
Though i have to say goodbye
Remember me
Don't let it make you cry
For even I'm far away, I hold you in my heart
I sing a secret song to you each night we are apart
Remember me
Though I have to travel far
Remember me
Each time you hear a sad guitar
Know that I'm with you the only way I can be
Until you're in my arms again
Remember me."

Suara tepuk tangan gemuruh dari orang-orang yang mendengarkan permainannya membuat mata Donghyuck yang tadi sempat terpejam akhirnya terbuka. Pria itu tersenyum dan mengedarkan pandangan sampai akhirnya bertemu tatap dengan sang gadis muda.

Pria itu berdiri, menggendong gitar lusuh serta tas miliknya. Tersenyum ramah kepada beberapa orang yang masih mengerubunginya dan menghampiri gadis yang kini mengulurkan payung kepadanya.

"Aku suka filmnya."

Donghyuck tersenyum. Lugu. Dia memang menyukai film yang soundtrack-nya baru saja dimainkan oleh pria itu.

"Aku suka semua film Disney pixar." Dan kini pria itu tertawa kecil karenanya.

"Kalau begitu kita harus menonton bersama lain kali?" Tawarnya.

Menyodorkan tangan kosongnya yang bebas pada sosok gadis tersebur.

"Mark."

"Donghyuck."

Hubungan mereka berjalan baik. Hampir setahun. Mark yang baru memasuki dunia kerja serta Donghyuck yang baru lulus dari sekolah menengahnya.

Hubungan mereka sungguh baik. Sampai meninggalkan rasa sayang yang dalam meski mereka tak saling menuntut akan status masing-masing.
Sesekali bertemu dan bernyanyi atau menonton film keluaran rumah produksi favorite mereka bersama.

Sampai akhirnya Donghyuck tak menemukan Mark dimana pun.

Dia menghilang.

Tanpa jejak.

Dia benar-benar pergi jauh.

Saat itu Donghyuck tersadar bahwa ia benar-benar tak tahu apapun tentang pria itu.

Darimana sebenarnya asalnya?

Dimana dia tinggal?

Apa yang benar-benar dia suka?

Atau apakah Mark selama ini benar-benar suka untuk pergi bersamanya?

Donghyuck tak pernah tahu.

Dan itu sebabnya dia pergi dengan alasan mengejar pendidikan yang lebih baik dan meninggalkan kota itu selama 7 tahun dibanding membeberkan bahwa hatinya sakit bahkan sebelum dia memulai segalanya.

.
.

Donghyuck semakin terisak. Dia bahkan tak peduli bahwa hari telah gelap dan lampu taman sudah menyala. Dia masih sesenggukan sebelum mendongakkan kepalanya yang tadi sempat tertunduk karena mengira hujan telah reda. Namun matanya menangkap payung hitam begitu familiar,

"- Remember me
Though I have to travel far
Remember me
Each time you hear a sad guitar
Know that I'm with you the only way I can be
Until you're in my arms again
Remember me."

Saat payung itu sedikit bergeser dan seseorang mengintip di baliknya,
Donghyuck benar-benar merasa bahwa payung dan hujan mempermainkannya.

.
.

End
.
.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang