Samun Hati

453 66 7
                                    

[Re-published]

This memory
Even if it tortures me
Even if it keeps repeating
I'm going back to this dream
Where I can meet you
.
.
.
Samun Hati
[Sa-mun: Merompak]
MarkHyuck
GS! DLDR! AU!
.
.

Langit tak berhenti mengguyur bumi. Tetes demi tetes berebut untuk jatuh dan membasahi permukaan tanah yang kini mulai lencun . Donghyuck duduk di samping jendela balkonnya. Menatap ke luar dimana beberapa air juga terkena terpaan angin dan memercik ke lantai balkon kamarnya. Membasahi beberapa tanaman dan kursi kayu yang ia letakkan di sana.
Mata sayunya menerawang keluar. Tak menangis juga tak bersinar seperti ia yang biasa. Gadis itu merasa kosong.

Dia tak sakit.

Tidak.

Meski itu alasan yang dia berikan pada sang manager untuk menghindar dari professional diri pada pekerjaan. Entahlah. Dia hanya ingin berdiam diri dan sendiri di tengah terpaan hujan hari itu. Gadis Juni itu bahkan belum beranjak dari sana sejak pagi tadi. Hanya sesekali berdiri dan menari layaknya orang terbodoh di dunia yang menyesali apapun alasan Tuhan menurunkannya di dunia yang sepi itu.

Mungkin Donghyuck tak lagi muda. Umurnya sudah menginjak seperempat abad. Pekerjaannya sebagai aktris musikal, penyanyi, bahkan pemain drama sudah ia lakoni. Kekurangan apapun tak jadi masalah. Kesendirian dan kemandirian sudah ia dapati sejak meninggalkan keluarga dan kehidupan lamanya di Jeju sana.

Namun, dia merasa akhir-akhir ini lebih sepi.

Sepi.

Senyap.

Layaknya ia ditakdirkan hanya sendiri di sana.

Lantunan akustik Get You milik Dean mengalun di kamarnya yang terusik hectic guyuran hujan di luar sana. Seolah suara air hujan itu lebih bersemangat dan meredamkan lantunan lagu yang sudah begitu pelan.

Semakin pelan.

Hanyut dan hilang.

Layaknya semua perasaan hangat yang pernah singgah.

Tangan kanan Donghyuck mengangkat gelas anggur yang tersisa di sana. Menenggaknya perlahan. Tatapan matanya losong . Kosong sama sekali. Mungkin jika para penggemarnya melihat keadaannya saat ini, mereka akan langsung meninggalkannya karena dia tak sebaik dan secerah yang mereka inginkan.

Donghyuck tertawa kecil. Apa pedulinya? Lagipula sekarang dia bukan full sun dibalik nama Haechan yang dielukan, namun seorang Lee Donghyuck yang masih mengumpulkan serpihan hatinya yang terkoyak dan meraung untuk dirajut menjadi satu kembali.

Pun dia sama seperti kebanyakan gadis di luar sana. Dia ingin dicintai sebanyak ia mencintai. Namun nyatanya, semua hati yang ia berikan tidak pernah kembali padanya. Semua kasih sayang, semua pelukan, semua ciuman, tak pernah kembali padanya, dan mungkin tak akan pernah.

Sekalipun ia berharap orang itu datang untuk mengejutkannya dengan kemeja yang basah karena dia menerjang derasnya hujan.
Gadis itu tertawa. Menyalurkan getaran pada anggur merah karena jarinya yang tengah melingkari gelas berliquid layaknya darah encer. Sebab Donghyuck tahu jika pria itu takkan bertindak demikian.

Takadul [MARKHYUCK]÷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang