Author POVHari berjalan begitu cepat membuat Jimin semakin berlatih keras untuk ini. Seharian penuh jimin mengisi harinya dengan berlatih dance karena besok adalah harinya jimin tampil di acara ternama di pusat kota Seoul.
Jimin meneguk air mineralnya dengan rakus seakan dia tidak pernah meminum air mineral barang setetes pun. Namun tiba-tiba Retina matanya menangkap sosok wanita yang ia rindukan. Rasa sakit pun datang dengan sendirinya.
Wanita itu, dia adalah Jung Sena. Wanita yang ia idamkan dan ia rindukan. Jimin bangkit dari duduknya melihat sosok itu seperti berjalan kearah jimin.
Tidak jauh dari itu, ada seorang pria yang mungkin lebih tua 6 tahun dari Jiminpun datang. Jimin menyambut pria itu yang terbalut jas hitam sepertinya dia orang ternama di kota ini.
"Oh, kau adalah park Jimin bukan?" Tanya pria itu dan dibalas anggukan dengan Jimin.
"Sayang, ini dia orang yang aku cari."
Degggg
Sayang? Apa pria itu adalah suami Jung Sena, dan benar memang benar pria yang bermarga 'CHOI' itu adalah suami Sena. Jimin hanya mengulum bibir dan berusaha menutupi kekecewaan pada dirinya walaupun tak sesempurna itu.
"Jimin.." wanita itu bergumam pelan saat ada dihadapan Jimin. Jimin terdiam seakan-akan dia bersikap tidak mengenali Sena sekarang.
"Kau mengenalnya sayang?" Tanya pria yang berstatus suaminya itu.
"Dia pasien yang aku rawat waktu itu."
Jimin hanya sok tak mendengar dan mengalihkan pembicaraan. " Jadi ada apa kau mencariku tuan?" Tanya Jimin dengan sopan.
"Bisakah setelah ini kau datang ke acara ulangtahun adikku? Dia mengidolakan dirimu dan ingin sekali bertemu denganmu." Pria itu bertanya dengan nada memohon membuat hati Jimin luluh untuk itu.
"Akan aku usahakan, tapi aku tidak janji untuk itu."
"Baiklah terimakasih."
******
Jimin melajukan mobilnya dengan kencang, takut-takut adiknya yang sudah sampai 2jam yang lalu dari rumah pamannya itu melukai dirinya sendiri.
Hari ini Jimin pulang larut malam dan itu sukses membuat pikiran Jimin jatuh kemana-mana. Jimin semakin menginjak pedal gas dengan kencang disaat dia melihat jam tangan sudah menunjukan pukul 00.30.
Akhirnya Jimin sampai dan pertama Kali melihat adiknya sedang gelisah karena menunggu Jimin yang belum pulang. Biasanya Jimin pulang telat itu jam 10 malam dan ini sudah lewat 2jam shia menunggu.
Shia menghamburkan pelukannya dan Jimin mengusap pucuk kepala shia dengan lembut. " Kau kemana saja oppa, lama sekali." Shia mengangkat kepalanya menatap manik mata Jimin dengan bibir yang mengerucut membuat kesan imut disana.
"Aku latihan keras karena ini yang terakhir , maaf pulang telat." Ucap Jimin sambil berjongkok membelakangi shia. " Ayo naik kita akan tidur. Pasti kau mengantuk kan?". Jimin mengangkat tubuh adiknya dan di gendong diatas punggungnya. Shia yang di gendong tertawa, merasa senang kalau oppanya bersikap manis sekali seperti ini.
"Oppa, aku ingin melihatmu tampil dan aku sudah memesan tiketnya lewat ahjuma." Ujar shia yang masih ada di gendongan Jimin karena Jimin kedapur terlebih dahulu untuk minum.
"Oh ya? Baguslah. Tapi ingat jangan memisahkan diri dengan ahjuma ya!"
"Aku datang bersama ahjussi oppa."
"Oh aku tidak tau. Nah sekarang ayo kita naik tangga." Jimin mempercepat langkahnya di anak tangga membuat shia semakin tertawa kencang karena tingkah Jimin.
"Akhirnya sampai." Keluh Jimin sambil menaruh tubuh shia di king size milik shia.
"Ayo tidur, besok kau kan harus siap-siap acara dimulai jam 9 pagi." Ujar Jimin sambil mengambil piyama biru milik shia dan memakaikannya pada adik kesayangannya itu.
"Ck, padahal aku bisa memakainya sendiri oppa." Ucap shia saat Jimin sedang memakaikan baju piyama itu.
"Sudah, ini tinggal satu kancing lagi. selesai."
Jimin pun membuka baju menyisakan kolor dan kaus dalam putih memperlihatkan ketiak Jimin sehingga terlintas ide shia untuk membuat Jimin kesal.
"Oppa, ketiakmu bau." Ujar shia sambil menutup hidungnya dengan ibu jari dan telunjuk.
"Benarkah? kau pasti bohong" tanya Jimin tak percaya dan mencium ketiaknya sendiri. "Tidak, ini tidak bau." Ujar Jimin lagi dan langsung menatap shia yang sudah terkekeh geli.
"Hihihi... Oppa bau.." shia masih setia mengejek membuat Jimin geram dan langsung mengapit wajah shia ke ketiak Jimin.
"Rasakan ini.... Cuhhh...." Jimin semakin memeluknya membuat shia tertawa dan kesal terhadap Jimin.
"Aku harus membuatmu sembuh dari depresi ini dengan cara apapun shia.."ujar Jimin dalam hati.
******
Hai hai kalian, kayanya aku bakal hiat nulis work ini dikarenakan bulan puasa. Tapi tenang aja aku Hiatus pas bulan puasanya.
Dan supaya aku ga bosen, aku mau bikin work lagi dan udh aja di draf lumayan banyak partnya dan kalo setuju bisa komen ya 😂
Jangan lupa vote ⭐ and komen 🗨️ supaya aku lebih giat lagi untuk nulisnya thankssss 🔥😘😍😘
Seeeeuuuu ♥️🔥😘😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
say my name baby NC 21++ [PART 2]✓
Romance" you like a butterfly from afar i try to steal you if i touch you, I'll lose you is this pitch black, Darkness, you shine like a butterfly with you small hand, at one, i forget about reality" - Suga, Butterfly ✨🦋