Shia POVAku sedang makan siang dan memakan masakan yang Yoongi buat. Walaupun masakannya sederhana namun rasanya tak kalah enak dari makanan yang sering aku beli.
Aku mengunyah makanan itu sambil tersenyum pada Yoongi guna menyampaikan kalau masakannya itu benar-benar enak.
"Apa masakan ku enak?" Tanya Yoongi membuat aku hampir tertawa.
Aku menelan makanan tadi sampai habis dan menatap Yoongi dengan cengiran khas. "Kenapa kau bertanya seperti itu? Ini sangat enak Min Yoongi." Ujarku dengan senyum yang terus mengembang.
"Apa seenak itu?" Molongnya yang masih terdengar oleh telingaku.
"Kenapa kau tidak memakan masakanmu?" Aku memberanikan diri untuk bertanya karena Yoongi tak kunjung memakan masakanya itu.
"Aku takut rasanya tak enak." Yoongi berbicara dengan ragu dan aku menaruh sumpit besi itu ke piring karena makanan ku sudah habis.
"Ayo dimakan!" Titahku mengambil sumpit Yoongi dan menyodorkan makanan itu kemulutnya.
"Baiklah." Ucap Yoongi pasrah dan melahap makanannya.
"Anak pintar." Pujiku lalu mengelus pucuk kepalanya lembut.
__________
Author POV
Shia sedang melipat baju yang baru saja dia angkat dari jemuran. Ditemani dengan senandung ria yang keluar dari mulutnya membuat Yoongi yang sedang duduk di sofa tersenyum senang.
"Apa seseru itukah melipat baju?" Tanya Yoongi yang membuat shia mengangguk lalu melanjutkan lagi pekerjaannya itu.
"Oh iya Yoongi, kau mau memakai jas mu yang mana? Aku akan menyiapkannya untuk besok." Ujar shia dan Yoongi turun dari sofa, memeluk gadis itu yang masih terus melipat pakaian yang sudah sedikit.
"Yang mana saja, istriku." Jawab Yoongi membuat pipi shia memerah.
"Sekarang kau harus membantuku memasuki baju-baju ini ke lemari dan menatanya dengan rapi!" Titah shia membuat Yoongi bangkit mengambil bajunya yang tergeletak di karpet bulu ruang tengah dan membawanya menuju kamar.
Shia terkekeh dan mengambil satu tumpukan baju yang sudah dilipatnya tadi lalu menyusul Yoongi yang sedang menata baju di lemari kamar.
"Sifatmu sekarang jadi berubah Tuan Min." Goda shia sembari memasukkan tumpukan pakaian itu kedalam lemari dan menutup lemari itu.
Setelah itu Yoongi menarik tangan shia membuat shia duduk dipangkuan pria berkulit putih pucat sekarang. Yoongi membelai wajah shia dengan lembut dan mengecup singkat bibir sang istri.
"Aku harus berubah, apalagi saat aku sudah menjadi ayah nanti." Jawab Yoongi lalu mengelus perut rata shia, membuat shia mengembangkan senyum yang kesekian kalinya.
"Kita harus berusaha membuat Min kecil lagi sepertinya." Goda Yoongi membuat senyum shia meluntur dan berusaha melepaskan diri dari pangkuan sang suami.
"Jangan mulai, Tuan mesum!" Ujar shia dengan penekanan.
"Oh, hayolah!!!"
"Tidak!"
"Ayolah!!"
__________
"Selamat pagi." Sapa seorang karyawan saat Yoongi berjalan melewati koridor. Dengan berwibawa dia membetulkan dasinya dan masuk ke dalam lift.
Yoongi sudah duduk di meja kerjanya, dia mulai menyusun berkas-berkas penting yang harus dia kerjakan.
.
.Waktu memang berjalan cepat. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang dan itu saatnya makan siang tiba.
Yoongi menatap layar ponselnya, hanya menggeser-geser ke kiri dan ke kanan lalu mematikannya. Yoongi menghela nafas, menunggu sang istri yang tak kunjung datang mengantar makanan.
__________
Shia POV
Aku kembali berlari menuju kamar mandi, memuntahkan isi perutku di wastafel dan menatap wajahku di cermin.
Kemarin aku merasa baik-baik saja dan bahkan tubuhku tak merasa lemas, namun sejak tadi pagi aku merasa perutku seperti di kocok dan membuat aku muntah terus-menerus.
Aku membasuh mulutku dengan air dan setelah itu pergi menuju dapur. Tapi saat aku memanaskan masakan tadi pagi untuk Yoongi, aku malah merasa mual kembali saat mencium aromanya.
Tidak, tak seperti biasanya aku sepeti ini. Aku berlari lagi ke kamar mandi, namun tak ada apapun yang keluar dari mulutku. "Hah, aku ini kenapa?" Tanyaku pada diri sendiri dan memutuskan untuk menghubungi Yoongi.
Aku menekan nomor telepon yoongi dan telepon pun tersambung.
"Yeobseo."
"Yoongi––ahh maaf, aku tak bisa ke perusahaan."
"Memangnya kenapa?"
"Aku mual, sendari tadi aku muntah-muntah."
Terdengar kekehan diseberang sana membuat aku mengerucutkan bibirku dengan tatapan tidak suka.
"Tak masalah, aku akan pulang lebih awal."
"Kenapa begitu?"
"Aku ingin saja."
"Baiklah."
__________
Hai hai kalian aku bek again nih!!
Siapa yang nunggu cerita ini lanjut?
Ada ga ya?So kayanya aku bakal namatin cerita Piano [myg]✓
Kalo udh ditamatin aku bakal publish deh biar pas up itu udh ada di draf 😂Oh iya gimana kalian main BTS WORLD kaga?
Aku main nehh rela ngapusin apl demi install tuh game halu😂Yaudh lah curcolnya udh dulu
Jangan lupa vote ⭐ and komen 🗨️ supaya aku lebih giat lagi untuk nulisnya thankssss 🔥😘Seeeeuuuu ♥️🔥😘

KAMU SEDANG MEMBACA
say my name baby NC 21++ [PART 2]✓
Romance" you like a butterfly from afar i try to steal you if i touch you, I'll lose you is this pitch black, Darkness, you shine like a butterfly with you small hand, at one, i forget about reality" - Suga, Butterfly ✨🦋