CRYING Season 2 "MeanPlan Ver" ✔ [Completed]

18. Pertemuan Yg Tak Di Sengaja

CRYING "Meanplan Ver"
By Nurtinichan

Title Crying
Main cast : Mean Phiravich
Plan Rathavit
Gendre :Percintaan,Romance
Warning: boylove,bxb,yaoi

"Planie?" lirih Mean.

Plan yang memang tidak menyadari keberadaan Mean hanya mengkhawatirkan keadaan putranya.

"Ruy. Kenapa pergi dari meja hum?"

"Luy tadi mau mengambil bola Luy yang menggelinding ke kaki paman itu?"

Ruy berbalik menghadap Mean yang memandang mereka dengan pandangan yang sulit di artikan antara senang, rindu dan marah kepada dirinya menjadi satu.

Plan yang memang ingin tau siapa yang bersama putranya tadi mengikuti arah pandang putranya.

Deg!

Tidak jauh berbeda dengan Mean. Plan pun sama terkejutnya dengan Mean namun yang membedakannya adalah Plan yang menampilkan wajah sedih dan terlukanya. Kenangan 5 tahun lalu pun kembali terlintas di kepalanya. Dengan buru-buru Plan membuang wajahnya dari Mean. Perasaan terluka kini kembali ia rasakan lagi. Sudah 5 tahun, ia berusaha melupakan semuanya dan mencoba melupakan Mean. Kenapa di saat dia hampir bisa melakukannya Mean hadir kembali di depannya.

"Ruy. Ayo kita pergi dari sini. Ibu akan membuatkanmu sarapan di rumah saja ya," Plan dengan buru-buru membereskan barang-barangnya dan menggendong Ruy menuju pintu keluar restoran.

"Tapi ibu bagaimana dengan cuchi yang ibu pecan tadi?"

"Kapan-kapan kita ke sini lagi. Saat ini ayo kita pulang?"

"Tapi kenapa ibu tiba-tiba belubah pikilan?"

"Ruy bisa tolong diam sebentar. Kita pulang!" tegas Plan membuat Ruy bungkam.

"Planie, kau kah itu?" teriak Mean.

Plan tak bergeming dan fokus dengan jalannya.

"Planie, aku tau itu memang kau! Planie, ku mohon berhenti," pinta Mean seraya mengejar Plan yang mulai berlari.

"Planie," Mean berhasil meraih tangan Plan dan dengan cepat Plan menyentaknya.

"Lepaskan!"

"Planie," lirih Mean tak percaya.

"Mau apa kau? Sudah puas aku menghilang dari hidupmu, lalu kenapa kau muncul lagi di hadapanku?" kata Plan dingin.

"Apa maksudmu? Kau tau selama ini aku mencarimu ke mana-mana Plan?" seru Mean.

"Untuk apa kau mencariku? Sudah bagus aku membiarkanmu hidup bahagia bersamanya, lalu untuk apa kau mencariku?" dingin Plan.

"Bahagia? Bagaimana aku bisa bahagia sedangkan istriku sendiri meninggalkanku selama 5 tahun. Apakah aku masih bisa bahagia?" jelas Mean.

"Bukankah kau memang seharusnya bahagia bersama wanita itu beserta anaknya yang dikandungnya. Aku sudah baik hati mengalah untuknya dan juga dirimu. Lalu kenapa kau masih mengatakan tidak bahagia?"

"Bagaimana aku bisa bahagia jika kebahagian itu pergi meninggalkanku. Dan persetan dengan jalang sepertinya. Dia telah membodohimu Plan, bayi itu bukanlah anakku!" bentak Mean.

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Inilah sifatmu yang sebenarnya Mean. Kau menghamilinya begitu mudah lalu tidak mengakui perbuatanmu,"

"Lalu kau sendiri bagaimana? Siapa Ruy? Apakah dia putraku atau anak orang lain?"

"Apa maksudmu? Ruy?"

Plan baru teringat putranya yang saat ini memeluk lehernya erat. Astaga apa yang ia lakukan saat ini pikir Plan. Bagaimana bisa ia bertengkar di depan putranya sendiri.