20. Khawatir

1.4K 119 6
                                    

    CRYING "Meanplan Ver"
    By Nurtinichan

    Title Crying
   Main cast : Mean Phiravich
   Plan Rathavit
  Gendre :Percintaan, Romance
  Warning: boylove,bxb,yaoi

Sorry for typo. Don't forget to vete and comment.

.
.
.

Di apartemen Good, Plan terlihat begitu gelisah bahkan tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Ia tidak bisa tidur meskipun jam sudah menunjukkan pukul 23:30 malam. Cukup larut untuk Plan tidur karena ia sudah terbiasa tidur jam 9 malam setelah menidurkan Ruy. Tapi malam hari ini entah kenapa ia tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Perasaannya tidak menentu dan lebih mendominasi ke rasa khawatir, namun ia bingung ia mengkhawatirkan siapa. Apakah ia mengkhawatirkan Mean yang pingsan siang tadi.

Plan melirik Ruy yang sudah tertidur di sampingnya. Bocah itu tidur dengan wajah damainya yang begitu polos. Plan sekilas menyunggingkan senyumannya namun senyuman itu luntur di gantikan dengan wajah sendunya.

"Ruy. Ibu minta maaf, maafkan ibu yang masih belum bisa memberitahumu siapa ayahmu.
Ibu berjanji, jika sudah saatnya ibu akan memberitahumu, ibu pasti akan menceritakan semuanya saat itu tiba," Plan mengelus surai Ruy yang terlihat sedikit memanjang, lalu mengecup kening putranya dengan penuh kasih sayang.

"Selamat tidur, ibu menyayangimu," bisik Plan sebelum mencoba menutup matanya dan terbang ke alam mimpi.

Crying

"Mean, kau serius ingin pulang hari ini?" cemas Mark mencoba menghalangi Mean yang masih belum sembuh total.

"Aku serius Mark. Dan aku ingin mencari Plan beserta putraku yang kemarin kulihat," keukeuh Mean mencoba melepas selang infus di tangannya.

Mark dan Title saling tukar pandang. Mereka bukannya tidak percaya atas ucapan Mean, hanya saja mereka berpikir Mean itu terlalu merindukan istri serta anaknya, oleh karena itu mungkin ia sedang berhalusinasi karena terlalu lama kesepian dan ditinggal oleh istri serta keluarganya.

"Mean, kami tau kau merindukan Plan. Tapi kami mohon setidaknya kau pikirkan kondisimu yang masih lemah ini," ingat Title.

"Title benar Mean. Kau mungkin terlalu lelah makanya kau sampai berhalusinasi bisa bertemu dengan Plan serta anakmu," sambung Mark.

"Tidak! Jelas-jelas kemarin aku melihatnya. Ia bahkan menggendong Ruy putraku, jadi mana mungkin aku berhalusinasi di saat semuanya terasa begitu nyata untukku. Aku mau bertemu istri dan anakku!" tungkas Mean tak mau mengalah.

Saint yang mendengar semuanya dari luar pintu pun hanya diam mendengarkan semuanya tanpa berniat menghampiri Mean dan menjelaskan apa yang dilihatnya kemarin itu memang nyata karena ia menyaksikan semuanya dari awal hingga ia terbaring di rumah sakit ini.

"Aku ingin bertemu mereka, hiks ... Aku merindukan mereka!" isak Mean yang saat itu juga meneteskan air matanya.

Rasa rindu dan penyesalannya kini memenuhi relung hatinya. Rasa rindu ingin melihat dan merengkuh istrinya dalam pelukannya begitu besar. Di sisi lain penyesalan karena mengkhianati istrinya pun tidak bisa dihindarkan karena itulah penyebab istrinya terluka dan memilih meninggalkannya dan membuat separuh jiwanya menghilang.

"Aku ingin meminta maaf pada mereka. Aku ingin bertemu mereka Mark, aku ingin bertemu mereka!" tangis Mean pecah.

"Mean," lirih Saint dibalik pintu.

"Maaf!" sambung Saint menundukkan kepalanya.

"Saint!" Saint mengangkat kepalanya tak kala mendengar seseorang memanggilnya.

Di depannya berdiri tiga pria lainnya yang baru bisa datang hari ini menjenguk Mean. Mereka tidak bisa datang malam tadi karena mereka memiliki kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.

"Saint kau kenapa di sini dan kenapa tidak masuk saja?" itu suara Gun yang bertanya.

"Aku-"

"Apa kau baru saja menangis Saint?" tanya S.yacht yang melihat mata Saint yang memerah menahan tangis.

"Apa yang S.yacht katakan itu benar Saint, kau menangis?" Gun kembali bertanya tatkala Saint belum menjawab pertanyaan S.yacht.

"Ikut aku dan aku akan menceritakan semuanya," Saint memutar balik tubuhnya dan menyuruh ketiga pria yang sudah ia anggap seperti adiknya itu untuk mengikutinya.

Mereka mengerutkan keningnya bingung namun mereka tetap mengikuti langkah Saint di belakang.

.
.
.

Di sinilah mereka sekarang. Di taman belakang rumah sakit. Duduk di taman selagi menunggu Saint menceritakan semuanya hal yang mereka tidak ketahui.

"Saint bisa kau ceritakan sekarang?" Perth membuka suaranya karena ia sungguh tidak suka Saint bertele-tele.

"Plan,"

"Apa?" kata mereka semua yang terlihat begitu terkejut.

"Kau bilang apa Saint? Plan?
Kenapa dengan Plan?" S.yacht bertanya sekaligus terkejut dengan ucapan Saint yang tiba-tiba menyebut Plan.

"Aku melihatnya. Dia sudah punya anak,"

"Apa?" Lagi-lagi mereka dibuat terkejut untuk yang kedua kalinya.

"Apa maksudmu Plan sudah memiliki anak? Tidak mungkin kan kalau Plan sudah menikah lagi di saat dia masih berstatus istri Mean?" kata Gun.

"Plan tidak mungkin menikah lagi. Aku yakin itu pasti anaknya Mean," seru Perth mengeluarkan suaranya setelah beberapa menit terdiam untuk mencerna maksud dari ucapan Saint.

"Memangnya kau yakin itu anaknya Mean, Perth?" ucap S.yacht.

"Kalian lupa. Plan pergi ketika ia sedang mengandung anaknya Mean selama 8 bulan. Apa kalian masih berpikir itu anaknya orang lain?" ingat Perth.

"Perth benar. Aku juga sempat berpikiran seperti Perth tapi aku masih ragu," lirih Saint.

"Untuk apa ragu jika semuanya sudah jelas. Mean adalah ayah biologis dari anak itu." Yakin Perth 100%.

Meskipun ia juga ragu namun batinnya mengatakan seperti itu. Oleh karena itu ia akan mencari taunya sendiri tekat, Perth.


Tbc

Admin mocclub

Jonquil_Alstroemeria
officialatim6
Nurtinichan

Publish: 04-05-2019

CRYING Season 2 "MeanPlan Ver" ✔  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang