"Keluar!!!"
Joy terlonjak kaget manakala Sehun membentaknya. Ia yang masih duduk disofa sontak berdiri perlahan. Dengan sedikit gemetaran ia menatap Sehun yang wajahnya sudah memerah lantaran tengah menahan amarah.
Tangan Sehun terarah lurus pada pintu. Ia sangat ingin agar Joy segera enyah dari hadapannya. Urat-urat pada lehernya terlihat menonjol, matanya melotot tajam, emosi Sehun sudah mencapai ubun-ubun.
Dimata Joy, Sehun kini terlihat menakutkan. Mulutnya seolah terkunci tidak berani untuk mengatakan apapun.
"KELUAR!!!", bentak Sehun lagi dengan intonasi lebih tinggi.
Dengan cepat Joy mengambil sling bag dan jaketnya lantas kemudian bergerak keluar. Sebelum Joy sampai di ambang pintu, Sehun mengeluarkan kata-kata miliknya lagi.
"Jangan datang lagi! Atau kamu akan nyesel seumur hidup!", ancamnya masih dengan wajah merah seperti kepiting rebus.Tanpa membalas ucapan Sehun, Joy menyingkir begitu saja. Mungkin ia takut.
Sepeninggal Joy, Sehun segera melesat kekamarnya untuk mencari kunci mobil yang entah mengapa jadi sulit ditemukan ketika sedang sangat dibutuhkan seperti ini. Ia mengacak-acak laci nakas yang ada disamping ranjang. Pikirannya kacau sekacau isi laci nakas miliknya.
🍁
Tangisan Xiyeon terhenti karena sopir taxi didepannya tiba-tiba menyodorkan beberapa lembar tisu padanya. Xiyeon benar-benar merasa dirinya begitu menyedihkan sekarang.
"Ma-kasih, Mas...""Mbak, nangisnya udahan ya. Saya paling ga bisa liat cewek nangis...", ujar sopir taxi itu yang kelihatannya masih muda.
Xiyeon tidak menjawab. Kedua pipinya sudah basah, bahkan matanya juga sembab.
"Udah sampai, Mbak..."
Sesuai dengan alamat yang diminta oleh Xiyeon, kini taxi sudah berhenti tepat didepan sebuah rumah dengan gaya minimalis. Keadaan disana sudah agak redup, ya mengingat sekarang sudah sedikit larut. Setelah membayar, Xiyeon turun dari taxi. Ia tidak ingin pulang! Ia tidak ingin mengingat kejadian menyakitkan semacam tadi!
🍁
Sesekali menguap, Irene duduk bersandar pada sofa empuk diruang tengahnya. Disampingnya ada Eunbi yang masih bertahan dari rasa kantuk.
"Kak, Mama ngantuk nih? Bobo yuuu...", rengek Irene dengan menggeliat meregangkan otot punggungnya.
"Bentar, Ma. 1 episode lagi...", sahut Eunbi kekeuh.
Kedua perempuan itu kini tengah menonton marathon salah satu drama korea. Di meja begitu banyak cemilan dan beberapa kaleng adem sari chingku. Kata Mama, minum yang banyak sodanya gabaik. Jadi, minum adem sari aja!
"Ah ya masih lama dong, Kak! Besok ajalah!", protes Irene.
"Tanggung nih, Ma!"
"Besok Kakak ga kuliah emang?", tanya Irene seraya meraih bantal kecil dan kemudian menggunakannya untuk tiduran.
"Kuliah. Masuk siang hehe..."
Tok! Tok! Tok!
Kepala Irene yang sebelumnya menempel pada bantal sedikit terangkat lantaran telinganya mendengar ketukan pada pintu rumahnya. Ia bangun dari tidurnya, menoleh kearah depan.
Tok! Tok! Tok!
"Eh, Kak! Kakak denger ada yang ketok pintu ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘾𝙇𝘽𝙆 (𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙇𝙖𝙢𝙖 𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙆𝙚𝙡𝙖𝙧)
عشوائي[LENGKAP] "Pokoknya Mama sama Papa harus balikan titik!" Adalah kisah perjuangan 2 bersaudara yg ingin Mama & Papanya bersatu kembali menjadi sepasang suami istri. Akankah mereka berhasil atau berakhir dgn kekecewaan?? ❁ Bahasa Indonesia ❁ Receh...