26

49.4K 5.5K 568
                                    

Taeyong's pov

"Jae, lo tahu gak siapa yang terakhir kali pegang map warna merah?" tanya gue ke arah Jaehyun.

"keknya Yuta deh" ucap Jaehyun.

"tapi Yuta kagak kasih ke gue" ucap gue sambil berusaha mengingat2 kembali.

"berarti bukan Yuta" ucapnya. Gue melihat sekitar dan sekarang kita lagi didepan kantin. Dan mata gue menemukan 2 manusia di kantin. Ini kan masih jam pelajaran.

"Jae, itu siapa ya?" tanya gue dan Jaehyun menoleh ke arah yang gue tunjuk. Tapi pas dilihat udah gak ada lagi. Lah ilang.

"mana?" tanya Jaehyun

"gak jadi" ucap gue sambil melihat sekitar. Siapa sih itu, keknya lagi ngebolos atau dikeluarin dari kelas?

Tiba tiba gue denger pintu perpustakaan ditutup secara sedikit kasar.

"Jae, gue cek di perpus ya. Mungkin ada anak osis lainnya" ucap gue dan Jaehyun menganggukkan kepalanya. Gue pun jalan menuju perpustakaan. Penasaran siapa yang kabur tadi.

Gue jalan ke arah perpustakaan dan melihat sekitar. Kosong kecuali penjaga perpus.

"Bu, tadi ada yang masuk gak?" tanya gue

"iya nak, tadi ada 2 murid masuk. Cuman saya gak tahu cewe atau cowo" ucapnya dan gue melihat sekitar lagi.

"makasih bu" ucap gue.

Taeyong's pov end

ceklek

gue dan Mark tersentak saat mendengar pintu perpus di buka. Kita mengintip lewat rak bukunya.

"Bu, tadi ada yang masuk gak?" tanya orang itu.

"itu suara abang gue" bisik Mark

"iya nak, tadi ada 2 murid masuk. Cuman saya gak tahu cewe atau cowo" ucap penjaga perpusnya.

"makasih bu" ucap kak Taeyong.

Seketika kita melihat kak Taeyong jalan ke arah rak2 buku. Posisi kita itu di paling belakang terus paling ujung. Semoga aja dia gak kesini.

"weh, gue deg2an. Dia abang gue tapi rasanya kok kaya psikopat ya?" bisik Mark

"sama weh" bisik gue.

"gini deh, pas abang gue ke rak lain, kita kabur ke pintu perpus. Mau gak?" bisik Mark dan gue masih meragukan ide nya.

"tapi kan bisa ketahuan. Abang lo tuh pendengarannya tajem kek anjing" bisik gue tapi ada penekanannya dibagian 'anjing'.

Gue ngintip lagi dan gue bisa liat kak Taeyong lagi memperhatikan satu persatu rak bukunya. Serem anjir.

"jantung gue berdetak cepet ego" bisik Mark.

"sama weh" bisik gue

"apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?" bisik Mark. Bisa2nya dia dalam keadaan kaya gini, malah bercanda canda.

"sumpah dah, lo tuh gak-"

"ngapain tuh berdua?" tanya seseorang dengan suara songongnya.

Fak

"Jena, lo kapan kapoknya?" tanya kak Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jena, lo kapan kapoknya?" tanya kak Taeyong

"kapan kapan" jawab gue tanpa ada rasa takut.

Mark yang disebelah gue cuman bisa tahan ketawanya. Dia mah receh banget sumpah.

"apa perlu gue telfon abang lo?" tanya kak Taeyong

"silahkan" ucap gue sambil berseringai.

kak Taeyong mengambil hp nya dan menghubungi abang gue.

"halo?"

"John, adek lo..."

"kenapa adek gue?"

"ngebolos lagi. Kali ini sama adek gue"

"oh my holly molly, where is my sister? i mau talk talk sama dia"

kak Taeyong memberikan hpnya ke gue.

"halo bang?"

"sis, why you bolos bolos again? i kan already bilang ke you. Jangan ngebolos again dong"

"terserah gue lah, lagian pak Sehun yang suruh keluar dari kelas"

"haduh, my sister gini banget sih. Tobat nak tobat"

"iya iya"

"ya udah, i matiin ya"

"hm"

pip

Gue kasih hpnya ke sang pemilik dan menyilang kedua tangan gue didepan dada.

"see? responnya dia b aja" ucap gue santai.

kak Taeyong memutar matanya malas dan menarik nafas lalu menghembusnya secara perlahan.

tok tok tok

"masuk" ucap kak Taeyong. Gue dan Mark melihat ke arah pintu dan ternyata yang dateng itu kak Jennie.

Gue langsung pasang muka datar dan Mark langsung pasang muka dingin.

"sayang, ini batagornya" ucap kak Jennie lalu memberikan sebungkus plastik hitam yang isinya batagor ke bebebnya.

"makasih sayang" ucap kak Taeyong dengan lembut. Beda banget kalo ngomong sama gue.

kak Jennie melihat gue dan berseringai.

"ini sampah masyarakat ngapain disini? ada masalah lagi?" tanya kak Jennie dengan muka mengejek.

Tentu saja saya tidak setuju saat dipanggil 'sampah masyarakat'. Akhirnya Seo Jena, berdiri dan memukul meja kak Taeyong dengan kesal.

brak!

"mo'on maap, tapi lo siapa ya? kalo gue sampah masyarakat, situ apa? lalatnya?" ucap gue dengan nada marah tapi tetep tenang.

kak Jennie terlihat marah dan itu membuat gue menyeringai.

"dasar cabe murahan" ucap gue dengan nada dingin dan menusuk.

"Jena" ucap kak Taeyong dengan dingin. Ia menatap gue dengan tatapan sinis.

"emang bener kan lo cabe murahan? lebih murah malah" ucap gue kesel. Gue mengepal kedua tangan gue dengan kencang, hingga kuku gue memutih. Mark yang menyadarinya pun mengelus tangan gue agar tenang.

"lo gak ada sopan2nya ya sama kakak kelas. Di ajarin sopan santun gak sih sama orang tua lo? Atau lo gak punya orang tua?" tanya kak Taeyong dengan dingin yang membuat hati gue memanas.

"bang!" ucap Mark karena kaget dengan perkataan abangnya.

Gue hanya bisa diam. Dalam hati gue udah sumpah serapahin kak Taeyong.

"jawab Jena"

"bang udah bang. Lo udah kelewatan" ucap Mark sambil menarik gue agar duduk kembali.

Gue melihat kak Jennie tersenyum menang. Tangannya ia lingkarkan ke pundak kak Taeyong.

"keluar"ucap kak Taeyong dingin. Gue melihat ada dompetnya Jeno di meja kak Taeyong. Gue ambil dan pergi begitu aja. Mark ngikutin dari belakang.

TBC

KETOS⇝LEE TAEYONG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang