"I'm ok"
Lirih suara itu tak mampu membuat Kellan percaya, Kiara yang kini sedang menyandarkan kepalanya lemahpun masih kesulitan bernafas. Kellan acuh dan tak mendengarkan sepatah katapun yang keluar dari bibir Kiara.
"Turunkan aku"
"Aku akan mengantarmu"
Kiara memejamkan kedua matanya, bersandar kepada pria yang akan membawanya kembali. Sejujurnya ia tak memiliki banyak kekuatan bahkan untuk berjalan kembali ke kamarnya, ia hampir saja mati beberapa menit yang lalu dan ia masih kehilangan sebagian jiwanya.
Ting!
Pintu lift terbuka, Kellan berusaha tetap bersikap cool meskipun beberapa orang yang memasuki lift kini menatapnya heran. Bagaimana tidak, disaat semua tamu hotel berpakaian rapi, hanya Kiara dan Kellan yang nampak berantakan dengan tubuh dan pakaian basah.
"Lantai berapa?" Bisik Kellan pada Kiara yang terpejam dalam gendonganya, tidak ada jawaban sementara Kellan sendiri tidak tahu dikamar mana Kiara menginap.
Ia tak punya pilihan selain membawa wanita itu ke presidential suite miliknya, setidaknya Kiara perlu memulihkan kondisi tubuhnya sebelum wanita itu menggigil kedinginan karena pakaian basah yang ia kenakan.
"Send me female officers! Now!" Ucapnya di telepon dengan nada memerintah, ia menatap Kiara yang sedang berbaring di ranjangnya, masih dengan pakaian basah dan keadaan yang berantakan.
Sejujurnya ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan pada Kiara, terutama saat melihat wanita itu tenggelam dan sekarang terbaring tak berdaya tapi nyatanya Kiara juga sering mencari gara-gara.
"Sepatunya memang membawa malapetaka" Kellan mengomel sembari mengganti pakaianya di depan cermin. "Seandainya dia tidak melemparku dengan sepatu, aku tidak akan mendorongnya ke kolam"
Suara rintihan kecil Kiara nyatanya sampai ke telinga Kellan, ia mencoba melihat keadaan Kiara yang tadinya tertidur dengan tenang kini mulai merintih dan bergidik. Wanita itu kedinginan karena suhu ruangan yang dingin, lagi-lagi kebodohan seorang Kellan terjadi, karena ia lupa menyalakn penghangat ruangan saat meninggalkan Kiara di kamar tidur.
"Oh sial!" Ia menatap Kiara sekali lagi dan mulai mengumpat karena petugas wanita yang ia minta tak kunjung datang.
"Hey, Kiara, are you ok?"
Ia tahu Kiara tak mungkin menjawab, ia juga tidak mungkin membuka pakain basah Kiara dan menggantinya. Ia tak ingin besok pagi saat Kiara terbangun Kiara memukulnya hanya karena wanita itu tahu bahwa dia telah mengganti pakaianya.
Ia tak berfikir panjang, yang ada dipikiranya saat ini adalah membalut tubuh Kiara dengan selimut dan merapatkanya. Kellan yang kehabisan cara saat menatap Kiara terus menggigil, segera memeluk Kiara tanpa berfikir panjang, ia pikir mungkin dengan sebuah pelukan membuat Kiara membaik.
Ia menatap wajah Kiara yang tenggelam dalam selimut putihnya, memeluk Kiara erat dan kembali merapatkan selimutnya. Entah mengapa, saat menatap Kiara lagi-lagi ia merasa bersalah atas hal bodoh yang ia lakukan.
"Kiara, I'm so sorry, aku tidak akan melakukanya lagi"
"Nat-" Kellan mendekatkan ketelinganya kewajah Kiara, hingga ia mendengar rintihan wanita itu. "Nathan-"
Nathan, adalah apa yang Kellan dengar "He's not here"
Lagi-lagi Kiara tak bergeming, hanya menyisakan wajah terpejam di dalam pelukan nyaman Kellan. Hingga suara bell kamar membuyarkan semua tatapan Kellan yang belum puas rasanya menatap Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMOUR ✔
Romance[COMPLETE] Highest Rank #1 in everglow 27/8/2019 Highest Rank #5 in fiksiromance 13/4/2019 Highest Rank #627 in fiction 1/5/2019 Jonathan Carrington Lee dihadapkan oleh dua pilihan hidup yang tak pernah ia harapkan terjadi. Semua hal sudah ia predik...