Langkah berirama mengetuk lantai dengan teratur menggiring semua mata untuk mencari siapa pemilik langkah berirama itu. Suasana berubah senyap saat semua mata menatap sosok yang nampak modis dengan celana jeans hitam dengan t-shirt hitam ketat transparant berjalan melintasi beberapa orang sebelum akhirnya menghentikan langkahnya disebuah meja yang terletak diujung ruangan.
"Kiara" sapa Vivian yang tersenyum begitu hangat.
Beberapa orang mengarahkan kamera ponsel kearah Kiara yang duduk sembari melipat kedua tanganya, membenarkan posisi kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya saat kembali menatap Vivian.
Vivian merasa canggung saat beberapa orang mengambil gambarnya dan Kiara. "Ada apa?" Tanya Kiara yang saat itu menjentikan kuku-kukunya menatap Vivian seolah tak berdosa.
Rasanya lucu, saat Vivian merasa seharusnya ialah yang bersikap angkuh disini dan bukan Kiara yang menjadi sumber kekacauan dalam hubunganya dengan Nathan.
"Ini tentang Nathan"
Mendengar nama itu, keangkuhan Kiara seketika runtuh. Ia mulai melepas kaca mata hitamnya dan menatap Vivian yang masih dengan wajah tenang dan sabar menatap Kiara.
"Ada apa?"
"Mendengar dari nada bicaramu sepertinya Nathan belum bercerita padamu"
Bibir Kiara terasa kaku, sehingga ia tak mampu berucap saat menatap wajah Vivian yang masih tersenyum meskipun kata-katanya begitu tajam dan penuh penekanan.
"Aku tidak akan mengumpat padamu karena bagaimanapun kau tetap akan menjadi adik iparku"
"Apa Nathan belum mengatakanya padamu?"
"Tentang keputusan kalian melanjutkan semua ini?" Vivian tersenyum, menyesap minumanya sebelum kembali menatap Kiara yang gusar.
"Aku tahu semuanya, apa yang terjadi diantara kalian dan apa yang kalian lakukan selama di Milan dan Venice" Vivian melihat sekitar dan ia menyadari Kiara dan dirinya kini bukan lagi pusat perhatian para pengunjung cafe.
"Aku tidak akan membatalkan pernikahanku dengan Nathan meskipun itu yang Nathan inginkan atau mungkin kau inginkan"
Kiara mematung, Vivian seperti memerangkapnya dalam sangkar, ia tak bisa bergerak bahkan untuk berucapun ia tak sanggup.
"Kau memintaku kesini hanya untuk ini?"
Vivian mengangguk seraya tersenyum, tersenyum dengan begitu manis sehingga tak ada yang menyadari perdebatan diantara mereka. "Aku tidak semudah itu untuk menyerahkan hubungan ini Kiara."
"Kau akan menderita Vivian"
"Jika aku menderita maka Nathan ataupun kau juga harus menderita. Aku tidak ingin menderita sendirian Kiara, Jika aku hanya berakhir memiliki Nathan dan bukan cintanya maka kau hanya akan menerima cintanya tapi tidak Nathan."
"Kau mengancamku rupanya"
"Aku tidak mengancammu, aku sedang berusaha menyelamatkanmu Kiara, seandainya aku tidak peduli, aku dan Kellan tak perlu repot-repot membayar mahal untuk semua kebodohan kalian"
"Kau dan Kellan?"
"Aku hanya memperlihatkanmu apa yang terjadi seandainya kalian tetap bersikeras mempertahankan hubungan kalian. Kau tahu bukan jika Nathan tak ingin melukai atau menyakiti hati Cathryn dan juga Joon?"
"Sekarang kau menggunakan Joon dan Cathryn? Kau cukup licik Vivian"
Vivian menggeleng, "Sedikit pintarlah dalam menyimpulkan kata-kataku Kiara. Aku tidak membawa Joon dan Cathryn, tapi berusaha mengingatkanmu bahwa kau harus berpikir matang-matang tentang keputusanmu dan Nathan. Apa yang akan terjadi padamu, pada Nathan, padaku, pada kedua orang tuamu dan juga orang tuaku. Banyak orang yang akan menderita dan berkorban karena perasaan kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMOUR ✔
Romans[COMPLETE] Highest Rank #1 in everglow 27/8/2019 Highest Rank #5 in fiksiromance 13/4/2019 Highest Rank #627 in fiction 1/5/2019 Jonathan Carrington Lee dihadapkan oleh dua pilihan hidup yang tak pernah ia harapkan terjadi. Semua hal sudah ia predik...