BAB 24

254 53 34
                                    

"Kau tahu, aku berbicara padamu sebagai seorang teman"

Kedua pria yang beberapa saat lalu saling memukul dan memaki kini nampak jauh lebih tenang. Keduanya berbaring, menatap langit, sementara wajah keduanya nampak berantakan.

"Aku tidak menyalahkan perasaanmu Lee, tapi selesaikan dulu masalahmu dengan Vivian sebelum kau memulai hubungan yang baru dengan Kiara."

"Aku sempat berpikir kemarahanmu karena Kiara, maafkan aku"

Adam menarik napasnya dalam-dalam. "Aku menyukai dan mengagumi Kiara, tapi Kiara punya kehidupan lain dan aku tidak masuk dalam daftar orang penting di hidupnya, jadi apa alasanku marah?"

Nathan mengusap sudut bibirnya yang berdarah karena ulah Adam.

"Jujur, yang terbesit dibenakku saat melihat foto-foto itu adalah kedua mata Vivian yang sendu saat menatapku. Kau bisa bayangkan betapa kacaunya perasaan Vivian saat menyadari semua itu?" Adam menatap sahabatnya yang nampak gusar bahkan saat menatap langit. "Tentu kau tidak membayangkan perasaan Vivian bukan, kau terlalu bahagia sampai tidak bisa melihat rasa sakit orang lain"

Adam bahkan merasa konyol harus mengatakan semua itu, sementara Nathan sendiri tak menyadari apapun yang terjadi terlebih pada Vivian.

"Sejujurnya, semua orang saat ini membuatku bimbang, Kim. Aku kebingungan tapi semua orang seperti tak memberi solusi untukku"

"Cathryn dan Joon tahu?" Nathan menggeleng. "Tidak ada yang salah dengan perasaan cintamu Lee, cinta bisa datang kapan saja tanpa mengenal siapa, kapan, dan dimana. Tapi akan menjadi salah saat kau berbohong dan membuat orang lain yang berkorban untukmu harus menderita karena perasaan cinta egoismu"

"Aku tidak ingin melukai Vivian. Aku jatuh cinta pada vivian pada pertemuan pertama kami, tapi Kiara datang, aku menyadari perasaan kasih sayang yang berbeda saat menatap Kiara"

Adam menatap sahabatnya itu penasaran.

"Kau yakin menandai perasaan itu sebagai cinta? I mean, aku tidak tahu bagaimana caramu membedakan perasaan sayang pada Kiara as brother or ya- an lover or something like that"

Nathan berpikir sejenak sebelum ia menghela napasnya berat, "Entahlah Kim, tapi memandangnya saja rasanya tak cukup. Terkadang aku ingin memeluknya, terkadang aku ingin menciumnya, perasaan seperi itu selalu muncul saat aku berusaha menahan diriku"

Adam memercing, iya sedikit membayangkan bagaimana bisa Nathan melakukan hal itu pada wanita yang tumbuh bersamanya sebagai seorang adik.

"Kau baru saja menceritakan sebuah skandal pada Kiara's number one fans. It truly bad"

Keduanya masih menatap langit bersama, Adam masih ingat beberapa tahun yang lalu saat mereka sama-sama seorang residen. Nathan pernah memukulnya disini, saat pertama kali dia tahu bahwa Adam menyimpan banyak foto-foto fulgar Kiara dan dihari itu semuanya terjadi lagi.

"Karena itu lantas kau melupakan apa yang telah terjadi dengan Vivian? Kau memang kurang ajar Lee! Pantas aku menyebutmu bajingan"

"It feels like a sin, Kim"

"It's totally sin"

"Aku tahu"

"Biar bagaimanapun hati Vivian terluka, kau harus bertanggung jawab untuk itu. Setidaknya ingat bahwa dulu kau pernah menginginkanya"

Nathan terdiam, wajahnya jauh lebih emosional ketimbang beberapa menit yang lalu, Adam yakin sahabat baiknya kini sedang mencerna kata-katanya dengan sebaik mungkin ia berharap perkelahianya dengan Nathan tadi membuahkan hasil, setidaknya untuk membuat pria itu sedikit tersadar.

PARAMOUR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang