BAB 16

318 66 60
                                    

"Mengapa kau tidak jujur padaku tentang siapa dirimu sebenarnya?"

Nathan terdiam, ia tak mengerti ke arah mana kejujuran yang Vivian inginkan.

"Setelah pesta kemarin, aku menyadari satu hal, bahwa aku merasa sangat cemburu saat kau memberi perhatian pada Kiara."

"Cemburu? Kiara adik-"

"Ya, awalnya aku mencoba memaklumi semuanya karena Kiara adalah adikmu tapi rasanya sangat sulit setelah melihat semua perhatianmu pada Kiara dan aku tahu semuanya, terlebih tentang siapa dirimu sebenarnya" sambar Vivian seolah tak memberi kesempatan untuk Nathan membela diri. "Mengapa kau tidak pernah mengatakanya padaku?"

"Sejak kapan kau tahu?"

"Apa itu penting?"

Nathan menunduk, sementara Vivian terus menatapnya nanar.

"Kau berharap bahwa aku akan menceritakan semua hal buruk dan menyedikan itu? Tentang latar belakangku? Siapa aku? dan apa yang terjadi padaku?"

"..."

"Aku tidak ingin semua orang memandang rendah dirimu hanya karena siapa aku Vivian. Keluargamu adalah orang terpandang, bagaimana jika dunia tahu bahwa pria yang akan menikah denganmu adalah seorang anak yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di panti asuhan dan tidak jelas siapa kedua orang tuannya,"

"Bukan itu" Vivian tak menyangka kata-katanya membuat Nathan salah memaknai semua isi hatinya dan Nathan nampak marah untuk itu. "Aku sama sekali tidak mempermasalahkan semua itu, apa latar belakangmu dan apa yang terjadi padamu. Tapi Kiara!"

"..." tatapan sendu Nathan berubah tajam pada Vivian yang menyebut nama Kiara.

"Sikapmu pada kiara bagiku tak wajar setelah aku tahu hubungan diantara kalian, aku sangat cemburu saat kau bersama Kiara Nath, awalnya aku merasa biasa, tapi sadarkah jika perhatianmu, sikapmu, tatapan matamu tidak selayaknya seorang kakak pada adiknya?"

"..."

"Aku merasakan kegundahan dan perasaan itu hadir saat aku melihatmu bersama Kiara."

"Vivian" pria itu meraih jemari Vivian dan berusaha membawa wanita itu kedalam pelukannya namun Vivian buru-buru menepisnya.

"Nath, apa kau mencintaiku?" Vivian menatap pria itu tajam, kedua matanya memancarkan harapan yang penuh dari jawaban Nathan. Perlahan tatapan Vivianpun luluh, berubah sayu saat air matanya tak mampu berhenti menetes seiring dengan bisunya Nathan. "Apa itu artinya kau tidak mencintaiku?"

"Vivian, kau tahu bahwa aku begitu mengagumimu dan bag-"

"Kagum?" Vivian tertawa. "Jadi selama ini kau hanya kagum padaku?"

"Bisa kau dengarkan aku Vivian?"

"Kagum dan mencintai adalah dua kata dengan makna yang berbeda, dan kau lebih memilih kata kagum daripada mencintai" Vivian tertawa lagi di tengah air matanya yang mengalir. "Seharusnya aku menyadari hal ini sedari awal"

Jengah rasanya saat pada akhirnya Vivian menyadari semua hal menyakitkan itu. Ia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Nathan begitu saja tanpa sepatah kata. Meskipun ia mendengar suara Nathan memanggil namanya, meskipun ia mendengar suara derap langkah kaki Nathan mengejarnya, ia tak mampu merasa tenang atau bahagia untuk semua hal itu.

PARAMOUR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang