Awan hitam mengiringi langkah Nathan saat melangkahkan kedua kakinya ke instalasi gawat darurat. Hatinya bergejolak, disatu sisi ia ingin mencari Vivian dan memastikan wanita itu baik-baik saja, disisi lain ia harus terus membantu menyelamatkan banyak korban. Kedua matanya memerah berusaha menahan emosi yang membuatnya merasa kacau.
Dengan sigap ia meraih stetoskopnya dan memeriksa salah satu korban yang baru saja datang pada jalur merah. Keadaan begitu riuh, suara rintihan yang terdengar dimana-mana, alat-alat medis yang berlomba mengisi ruangan juga suara komando dan setiap petugas medis yang berusaha menyelamatkan pasien.
Kedua mata Nathan terus mencari sampai ia mendengar suara tangisan dan rintihan Vivian yang membuatnya menghampiri wanita itu yang kedua matanya berair deras.
"Lee, No!" Ucap Adam menghentikan. "Kita disini sebagai seorang dokter"
"Tapi Vivian-"
"Prioritaskan pasien di jalur merah!"
Nathan ingin marah pada dirinya sendiri karena semua terasa bertentangan dengan keinginannya. Namun sebagai seorang dokter iapun harus mengesampingkan semua itu dan meninggalkan Vivian yang masih merintih kesakitan.
Sampai semua hal kacau itu perlahan mereda, membawa langkah Nathan untuk kembali menghampiri tempat dimana Vivian berada. Mencari wanita itu namun ia tak menemukanya. Ia berusaha mencari dan bertanya kepada petugas medis sampai akhirnya Adam yang tergesa-gesa menemukan Nathan yang nampak gelisah dan kebingungan.
"Lee!"
"Vivian, dimana Vivian?" Tanya Nathan panik.
"Aku akan menceritakan padamu nanti" Adam berlalu sementara Nathan yang tak sabaran terus mengikuti.
"Cepat katakan padaku apa yang terjadi! Dimana Vivian?"
Adam terus berjalan terburu-buru, sementara Nathan tak gentar untuk mengikuti teman baiknya itu yang terus melaju. "Apa ini ada hubunganya dengan Vivian?"
Adam diam.
"KIM!"
Adam menghentikan langkahnya untuk menatap Nathan yang gelisah.
"Vivian mengalami patah tulang, Sekarang aku harus pergi ke ruang operasi karena banyak yang sedang menungguku"
"Biar aku yang melakukanya!"
"Tidak! Keadaan mentalmu sedang tidak stabil, kau lebih baik menunggu"
"Siapa kau berani nemutuskan semua ini?"
"Lalu kau pikir kau siapa bersikeras melalukan semua ini?"
"Aku-" jauh dalam kedua matan yang bergetar hebat, Adam menemukan keraguan didalam sana. "Vivian tunanganku dan aku akan melakukannya"
Adam tersenyum, menepuk pundak Nathan dan meremasnya pelan. Ia menatap jauh kedalam mata Nathan yang berantakan karena segala macam emosi mengisi dan berlomba di hati pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMOUR ✔
Dragoste[COMPLETE] Highest Rank #1 in everglow 27/8/2019 Highest Rank #5 in fiksiromance 13/4/2019 Highest Rank #627 in fiction 1/5/2019 Jonathan Carrington Lee dihadapkan oleh dua pilihan hidup yang tak pernah ia harapkan terjadi. Semua hal sudah ia predik...