BAB 13

333 66 32
                                    

Suasana hangat dan gelak tawa mengisi tempat sederhana keluaga kecil yang mampu menghidupkan pagi hari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hangat dan gelak tawa mengisi tempat sederhana keluaga kecil yang mampu menghidupkan pagi hari mereka. Sinar mataharipun tak segan untuk masuk dan menghangatkan setiap tubuh keluarga harmonis itu tanpa terkecuali, termasuk Nathan yang tersenyum cerah saat menatap seluruh keluarganya berkumpul dan menikmati suasana hangat itu bersama.

Ia berjalan menuruni tangga, menemukan Vivian yang terlihat sibuk di dapur bersama Cathryn, sedangkan Kiara, Joonki dan Arcell berada di ruang tamu untuk saling bergurau dan mendengarkan cerita Arcell yang baru saja memulai libur kuliahnya.

Vivian tersenyum menghampiri Nathan dan menuntun pria itu untuk duduk di kursi ruang makan sembari berucap. "Tidurmu nyenyak? Cathryn bilang kau baru pulang tengah malam"

Wanita itu nampak sibuk kesana kemari menyiapkan minuman untuk Nathan, sementara Cathryn nampak kagum dan menikmati momen manis itu dipagi hari.

"Satu gelas air mineral dipagi hari" satu gelas air mineral wanita itu siapkan di meja makam untuk Nathan yang menurut. "Sebentar lagi sarapan akan siap" ucap Vivian dan wanita itu kembali membantu Cathryn di dapur yang hanya berjarak beberapa langkah dari ruang makan.

"Kurasa kau sudah sangat pantas menjadi seorang istri" Vivian tersipu dan kembali memotong paprika merah di tatakan. "Aku rasa, aku tidak perlu khawatir dengan Nathan. Karena ada kau yang akan menjaganya"

"Such a honor Cathryn, tapi sepertinya akulah yang beruntung bisa bersanding dengan Nathan"

Cathryn menghela napasnya berat sembari mengumbar senyumnya, "Kurasa benar, karena aku merasakan hal yang sama. Aku dan Joon merasa sangat beruntung memiliki Nathan"

"Dia sangat baik Cath, sopan dan sabar, yang paling membuatku jatuh hati adalah Nathan yang begitu menyayangi keluarganya. Bagaimana dia menyayangimu, menyayangi Joon, dan juga kedua adiknya bagiku itu hal itu sangat menyentuh. Aku tak meragukan Nathan karena aku yakin dia akan melakukan hal yang sama padaku dan anak-anak kami nanti"

"Nathan memang berbeda, dia sangat penurut tidak seperti Arcell dan Kiara yang keras kepala dan tukang membangkang. Aku ingat saat itu Nathan merasa dilema karena ia menyukai seni sementara kami memintanya untuk menjadi seorang dokter, dia membuat keputusan untuk menuruti keinginan kami dan melupakan kesukaanya."

Vivian sekarang mengerti, mengapa pria itu dulu sering melihat pertunjukannya, mengapa pria itu begitu menyukai piano juga musik klasik, dan mengapa pria itu selalu pergi jauh hanya untuk menemui seorang kurator lukisan dan membelinya untuk ia pajang di tempat tinggalnya.

"Karena sifatnya itu Nathan belum pernah sekalipun mengecewakan kami"

Vivian lagi-lagi tersenyum, ia semakin mantap untuk bersanding dengan Nathan yang baginya begitu sempurna. "Aku sangat bersyukur karena itu kau Vivian, aku merasa lega untuk melepas Nathan untukmu"

Sanjungan itu membuat Vivian tersipu, ia menatap sekilas Nathan yang kini terlihat sedang mengobrol santai dengan Joonki di ruang makan.

"Bagaimana persiapan pernikahanmu, enam bulan lagi bukan?" Tanya Joonki yang saat itu menikmati secangkir kopi di meja makan.

PARAMOUR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang