11. Hari Sial

1.9K 207 13
                                    

Alice terkekeh pelan "sudah ku duga, pesona Alleira mengalahkan siapapun" seru Alice.

Oriana mengangkat bahunya, lalu tertawa pelan.

Introvert 2

Hari yang penuh aktifitas di mulai hari ini, semua orang berlomba untuk berangkat ke tempat tujuannya. Begitupula dengan Genta yang sudah bersiap mengantar Chetta ke sekolah nya sebelum berangkat ke kampus nya.

Sesampainya di depan gerbang sekolah dengan warna mejikuhibiniu, Chetta menarik ayahnya agar mengantar nya sampai ke depan kelas. Karena selama mengantar, ayahnya selalu mengantar sampai depan gerbang.

"Ayahhh, ayoo antar Chetta sampai depan kelas kayak bundaaa" rengeknya sambil menarik tangan Genta kuat-kuat.
"Sampai sini aja" ujar Genta menolak cepat.

"Kenapa? Ayah malu ya?" tanya Chetta mendongak menatap Genta.

"Y.. Ya.. Enggak, bukan gitu" Genta semakin mengeratkan kupluk hoodie nya.

"Yaudah, ayo ayahh" rengeknya lagi.

Genta menghela napasnya, memilih mengalah dan mengikuti kemauan bocah yang satu ini.

Tangan besar milik Genta menuntun tangan mungil milik Chetta yang rasanya ingin ia remas dengan kuat karena gemas sangking mungilnya.

Di samping sana, terdapat gadis cilik yang juga sedang memaksa ayahnya untuk mengantar nya masuk, namun ayahnya bersikeras menolak sampai-sampai gadis itu menangis.

"Ihh dasar cengeng!" cibir Chetta melihat gadis itu dari jauh.

Genta yang mendengar itu seketika mengangkat sebelah alisnya "kalau ayah yang ngelakuin itu, yakin kamu gak akan nangis?" tantang Genta.

"Ishhh ayah jangan ikut-ikutan Daddy nya Zura!" ambeknya sambil mencebik bibirnya sebal.

"Kamu kan laki-laki, coba bantu Zura bujuk Daddy nya" suruh Genta.

Chetta menggeleng keras "gak mau, biarin aja Zura nangis, soalnya Zura mau rebut bunda dari Chett" tolaknya cepat.

"Bunda cuma punya kamu! Sekarang coba bujuk Daddy nya Zura, ayah liat kamu dari sini" Genta mengusap pelan kepala putranya.

Chetta memilih menuruti perkataan ayahnya walaupun dengan berat hati.

Begitulah Genta mulai mendidik putranya agar menjadi seseorang yang pemberani dan bagaimana seorang laki-laki bertindak. Setidaknya putranya nanti tak akan tumbuh seperti dirinya, yang hanya bisa berlindung di balik hoodie nya.

"Hallo Om, Aku Chetta teman nya Zura" ucap Chetta lantang.

Pria berpakaian formal itu menatap Chetta intens.

"Ada apa?" tanya pria itu tegas.

"Zura bareng sama Chett aja, soalnya ayah Chett mau antar Chett sampai depan kelas gak kayak om" ujar Chetta menggandeng tangan Zura untuk ikut dengannya.

Pria itu memasang wajah tak suka nya, seakan mengatakan kalau anaknya tak boleh berdekatan dengan siapapun.

"Tidak bisa, saya yang akan mengantar Azura sampai depan kelasnya." ujar pria itu pada Chetta, dan berlalu pergi menuntun anaknya.

Introvert 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang