Klik bintang disebelah pojok kiri bawah dulu yuk, anggap aja absen.
Alle mengangguk pelan, "aku gak pernah ngomong kayak gitu kok didepan umum, depan kamu doang ngomongnya." ucapnya dengan kepala tertunduk. Hal itu membuat Genta tersenyum tipis, rasa nya sangat gemas melihat tingkah Alle yang seperti ini.
•Introvert 2•
Sengaja untuk datang lebih pagi, padahal kelas mereka baru ada sekitar pagi menjelang siang. Sebab mereka sudah berjanji untuk mengantar Chetta ke sekolah nya.
Mereka berjalan berdampingan dilorong menuju ke arah tujuan yang sama. Keadaan lorong cukup terisi oleh beberapa mahasiswa yang memiliki jadwal di pagi hari. Semua sibuk dengan kegiatan nya masing-masing, bergerak tak berarah lalu lalang.
"Aw!" ringis Alle, saat ada seorang dua orang pemuda yang tengah bercanda hingga menabrak bahu Alle.
Genta tak berucap apapun selain melayangkan tatapan intimidasi pada kedua pemuda itu.
"Maaf.. maaf Alleira, gue gak sengaja!" salah seorang dari mereka menyatukan kedua telapak nya.
Alle hanya menatap lalu mengangguk, sedangkan Genta perlahan menarik pergelangan tangan Alle untuk lebih mendekat padanya.
Mereka melanjutkan jalannya kembali, saat sedikit menjauh dari pemuda itu. Genta berhenti lalu memutar tubuh Alle menjadi ke arahnya.
"Sakit?" Genta hendak menyentuh bahu yang tertabrak tadi.
Alle tersenyum lalu menggeleng pelan, "Engga, baik-baik aja kok." Alle menaik turunkan bahunya leluasa.
Genta mengangguk seakan mengatakan bahwa ia lega mendengarnya. Perjalanan menuju perpustakaan rasanya terasa lebih lama dari biasa nya.
Langkah kakinya bahkan berat ketika matanya melihat wanita yang tak ingin dilihat wajahnya. Dengan itu, Alle mengaitkan tangan-nya pada Genta. Seakan menegaskan pada wanita itu, bahwa Genta adalah milik nya.
Genta seakan sadar apa yang dilakukan Alle, sehingga ia hanya membantu apa yang diinginkan gadis nya.
Wanita itu melirik Alle, lalu menatap Genta dan tersenyum anggun layaknya Ratu di kerajaan.
Balasan senyum tipis dicuri Genta untuk wanita itu, membuat Alle menoleh terang-terangan menatap Genta.
Alle tak suka setipis apapun senyum yang diberikan Genta untuk wanita itu. Katakan lah ia posesif dan egois, tetapi ia benar-benar benci senyum Genta kali ini.
Tiba mereka di perpustakaan, Alle mencari buku yang biasa ia pinjam. Mereka duduk berdampingan, ada beberapa mahasiswa lain di dalam ruang itu. Hanya saja mereka duduk secara terpisah.
Genta tau aura ini mulai berbeda dari sebelum pertemuan mereka dengan wanita itu.
Tatapan Genta terang-terangan di tujukan kepada Alle, hal itu membuat Alle menoleh pelan lalu menatap balik Genta.
"Al.. Kamu gak kayak biasa nya, ada apa?" tanya nya dengan suara yang amat pelan.
"Aku gak akan bilang 'aku gapapa'. Sekarang aku lagi ngendaliin egoku, jadi jangan ngomong apapun." tukasnya dengan cepat lalu kembali membaca bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert 2
Romansa(Sebelum baca story ini, aku saranin untuk baca -Introvert- dulu) -- cek profil ku Mereka memang belum menikah, bahkan status mereka masih menyandang menjadi mahasiswa/i. Namun bersikap layaknya orang tua adalah salah satu yang harus mereka lakukan...