Saat ini Alle sedang sendiri di kursi taman menikmati minumannya, ah benar kemungkinan besar minuman ini akan membuatnya mabuk. Sengaja ia menghindar dari pria itu, ia rela datang ke sini hanya untuk memenuhi janji. Tapi betapa terkejutnya, rupanya pesta yang di datanginya benar-benar berpengaruh untuk jantungnya.
"Semenjak kapan kamu minum ini? UK benar-benar mengubah kamu ya?" tanya Genta yang tiba-tiba datang menghampirinya lalu merebut gelas yang ada di genggaman nya.
•Introvert 2•
Alle tertawa kecil dengan kesadaran nya yang masih ada, "Hey, it's none of your business!" racaunya lalu berusaha meraih gelasnya.
Genta menjauhkan gelas itu, "Chetta akan kecewa lihat bunda yang dia puja-puja sekarang kayak gini." sinis Genta.
Ketika mendengar kalimat itu, Alle berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia duduk dengan kepala yang ia telungkup pada kedua tangannya sambil membungkuk.
"Pergi." pinta Alle pada pria yang masih terpaku menatapnya.
"Aku selalu nurutin permintaan egois kamu dari dulu, dengan keadaan sekarang kita yang udah gapunya hubungan apapun. Kamu tetap minta aku buat pergi?" Genta menatap gadis yang tepat berada di hadapan nya.
Alle hanya diam, ia benar-benar tak mengeluarkan kalimat apapun. Sedangkan Genta masih menatapnya dengan tatapan semdu, tapi juga marah dalam waktu bersamaan.
"Kalau aja.. --" belum selesai Genta mengucapkan kalimat nya lagi, Alle langsung memotong.
"Itu udah masa lalu, gaperlu di bahas. Kamu bisa kembali ke sana, kalau kamu emang mau ambil minum itu.. Ambil aja. Aku udah gak butuh!" ucap Alle yang menatap Genta penuh ke sinis-an.
Genta terpaku pada kalimat Alle, mengapa gadis itu tiba-tiba berubah jadi angkuh dan menyebalkan seperti itu. Bagus mereka sudah putus, Genta tak harus repot-repot memikirkannya.
Alle berdiri dari tempatnya, "Kalau kamu gamau pergi, biar aku yang pergi." Lalu melangkahkan kakinya ke arah acara pesta itu.
Langkahnya lambat sebab gaun yang di kenakan nya, sedangkan Genta masih berada di belakang dengan langkah yang lebih lambat.
Alle menyadari bahwa Genta masih ada di sekitarnya, sebab itu ia kembali memutar badan dan berjalan mendekat ke arah Genta. Sedangkan pria itu hanya diam menatap datar Alle yang mendekat ke arahnya.
"Untuk kejadian siang tadi jangan marahin Chetta ya, aku mohon.." pinta Alle dengan tatapan sendu nya.
"Dia salah, berarti harus ada hukuman." ucap Genta dengan tangan yang kini berada di saku celananya.
"Jangan terlalu berat, Chetta masih terlalu kecil buat nerima hukuman." pinta Alle lagi.
"Kamu tau apa soal mendidik Chetta? Hm?" tanya Genta sinis.
Alle mendesah lemah, langkahnya kembali berbalik untuk meninggalkan Genta. Benar apa yang di katakan Genta, tahu apa ia soal mendidik Chetta. Karena selama ini pasti Genta sudah mati-matian mendidik Chetta dengan cara nya, ia yakin Genta menyayangi Chetta. Pria itu pasti mendidik Chetta dengan benar agar menjadi pribadi yang kuat.
"Kamu benar-benar gak ada niat buat jelasin apapun? Kepergian kamu menurut aku terlalu egois Al," langkah Alle terhenti saat Genta mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert 2
Romance(Sebelum baca story ini, aku saranin untuk baca -Introvert- dulu) -- cek profil ku Mereka memang belum menikah, bahkan status mereka masih menyandang menjadi mahasiswa/i. Namun bersikap layaknya orang tua adalah salah satu yang harus mereka lakukan...