47. Taman kota yang membosankan

892 114 24
                                    

Davi menyendok dalam kadar besar, "Aku rela menjadi baby sitter mu selamanya sayang.. " sendok yang berisi makanan hendak masuk ke dalam mulut Alle.

Alle tersenyum hingga matanya membentuk sabit, "Semoga.. " balas Alle cepat.

Introvert 2•

Setelah pulang dari kampus Davi membawa Alle ke taman kota, ya sebab tempat inilah yang di sukai Alle. Davi sebenarnya penasaran, mengapa gadis ini sangat menyukai taman kota yang membosankan ini, bahkan hanya ada anak-anak kecil bersama ibunya atau bersama keluarga nya.

Keduanya duduk di kursi taman, Alle menengadahkan tangannya ke arah Davi.

"Apa?" Tanya Davi bingung, alih-alih dia mengira Alle ingin menggenggam tangannya.

"Bukan tanganmu, tapi kamera." Pinta Alle dengan tawa kecil menghiasi wajahnya.

Davi tersadar dan langsung memberikan kamera digital miliknya, dia pun bingung untuk apa Alle meminjam kamera nya.

"Bagaimana caranya menggunakan tombol-tombol ini?" Tanya Alle yang mengalungkan tali kamera tersebut.

Davi menatap raut wajah cantik milik gadis yang disukainya sejak beberapa tahun yang lalu itu. Untaian rambut tergerai Alle mulai berjatuhan menutupi wajahnya, hal itu membuat Davi tersenyum tipis dalam diam.

Karena rambut bagian poni Davi yang mulai panjang, sehingga dia mengikat rambutnya. Namun karena rambut Alle menutupi wajah cantiknya, Davi memutuskan untuk melepaskan ikat rambutnya.

"Berbaliklah sebentar, aku akan mengikat rambutmu." Ujar Davi.

Alle memasang raut wajah kebingungan, belum sempat bertanya. Davi sudah memutar bahunya pelan untuk mengikat rambutnya, Alle hanya tersenyum kecil menerima perlakuan manis pria ini.

"Lihatlah rambut mu berdiri, kau jelek!" Tunjuk Alle pada rambut Davi dengan nada canda.

Davi mengacak rambutnya cepat, "Biarlah aku yang jelek, asal kau cantik sayang. Sudahlah jangan pedulikan rambutku!" Ujarnya sebal karena Alle membahas rambutnya yang sulit di atur.

Tangan Alle terulur untuk merapihkan rambut Davi dan diselingi oleh tawa, sedangkan Davi hanya melihat wajah Alle yang jaraknya amat sangat dekat dengannya. Davi memperhatikan bagaimana indahnya bentuk alisnya, mata indah lalu hidung runcing dan yang terakhir adalah bibirnya. Hal itu langsung membuatnya memalingkan wajah dan sedikit menjaga jaraknya dari Alle.

"Ada apa?" Tanya Alle bingung yang tiba-tiba melihat Davi yang menghindari nya.

"Kau menyiksaku, ukiran wajahmu terlalu indah. Aku benar-benar tak tahan untuk tak menyentuh nya!" Ucapnya dengan mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Hal itu langsung membuat Alle tertawa terbahak-bahak, "Heii apakah aku begitu sempurna nya di matamu? Jangan seperti itu, aku bukan seorang Dewi." Ujarnya.

Davi menoleh menatap ke arah wajah Alle, "Iya kau bukan Dewi, tapi kau bidadari." Hal itu membuat Alle semakin tertawa terbahak-bahak.

"Enyah lah kau Dav, selain pandai mengambil foto ternyata juga kau pandai membual." Ucapnya yang masih diselingi tawa.

"Berapa wanita yang mendapatkan kalimat ini? Hm?" Tanya Alle yang sedikit mendekat kan kepalanya ke arah Davi.

Introvert 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang