"Mau saya, kamu dan dia berakhir." jawab gadis itu tersenyum manis.
Genta menunduk sambil tertawa pelan, lalu mendongak kembali dengan pandangannya mengarah ke arah Alyssa.
"Yup!" Genta mengangguk cepat dengan senyum mengiringinya.
•Introvert 2•
"Tentu saja saya gak akan biarin itu terjadi. Kalaupun Alle yang menyerah, saya yang akan terus berjuang." Genta meneruskan kalimat nya lagi dengan senyum yang mengembang.
Alyssa terdiam namun lengkungan senyum dibibirnya masih tertahan dengan jelas.
"Okay." hanya itu kalimat yang mampu diucapkan gadis cantik itu.
"Bagian materi mana yang belum kamu pahami? Atau udah paham semua?" tanya Alyssa pada Genta dengan materi yang akan di bawakan lusa nanti, sebab ia tak dapat hadir. Maka dari itu ia meminta Genta untuk menggantikannya.
Genta mengangguk, "Udah kok." Genta mengetuk-ngetuk pulpennya di meja.
Genta merapihkan barangnya dari meja Alyssa.
"Genta." panggil Alyssa ketika Genta yang sedang memasukkan barangnya kedalam tas. Sehingga Genta menghentikan aktifitasnya sekejap.
"Jaga kesehatan, kamu mulai punya kantung mata. Tempo hari kamu gamasuk karena kamu sakit, saya khawatir." ungkapnya.
Genta mengangguk lalu menggendong tas itu ke punggungnya dan berpamitan pergi dari ruangan itu.
Di ruangan sunyi nan juga tenang, Alle sedang berkutat bersama tugas-tugas nya.
"Lle gue capek, gue bahkan hampir gak pegang ponsel lho! Kapan sih tugas ini berakhir!!" rengek Tira yang menyentak pelan tugasnya di sebelah Alle.
"Sebentar lagi selesai, yaudah lo kerjain ini. Biar sisanya gue, gimana?" Alle juga lelah dengan tugas yang tampak seperti air sungai mengalir tanpa batas akhir pemberhentian.
"Yaudah deh. Tapi habis ini beneran udah selesai kan?" ucapnya dengan nada merajuk.
"Iya," Alle mengangguk lemah dan melanjutkan tugas kelompoknya yang sempat terbengkalai akibat Pandu yang dirawat inap di rumah sakit karena penyakitnya kambuh.
"Enak banget Pandu gak ikut ngerjain tugas dan malah enak-enakkan tidur." gerutu Tira yang sambil mengerjakan tugas kelompoknya itu.
"Pandu ikut kerja kok, ide materi ini dari dia. Dan gue juga belum tentu bisa mikir materi yang kayak gini." tentu saja Alle tak sependapat dengan Tira yang merasa Pandu tak ikut andil dalam tugas kelompok ini.
"Jadi ini materi dari dia? Pantes aja ribet dan nyusahin!" omel Tira sebal, sedangkan Alle hanya melirik temannya itu. Kasihan Pandu selalu saja serba salah di mata Tira.
Setelah beberapa jam mereka menyelesaikan tugas, Alle dan Tira meletakkan kepalanya diatas meja dengan lelah.
"Akhirnya selesai Lle!" Tira tersenyum lega ke arah Alle yang kini matanya terpejam seakan menikmati kebebasannya.
Kedua gadis itu berjalan berdampingan menuju kelas yang akan mulai beberapa menit lagi.
Ketika baru saja bokongnya mendarat di kursi, salah seorang teman di sebelah nya bertanya sesuatu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert 2
Romance(Sebelum baca story ini, aku saranin untuk baca -Introvert- dulu) -- cek profil ku Mereka memang belum menikah, bahkan status mereka masih menyandang menjadi mahasiswa/i. Namun bersikap layaknya orang tua adalah salah satu yang harus mereka lakukan...