31. Teman Penguntit

1.4K 154 35
                                    

Alle berusaha menormalkan kembali sikapnya "Apa?" matanya menatap lurus manik mata pria itu.

Introvert 2•

"Bantu aku buat hilangin rasa trauma aku sama wanita." Entah mengapa Orion percaya bahwa Alle adalah orang yang baik dan tepat.

Alle memiringkan kepalanya sedikit "Kamu punya rasa trauma sama wanita?" tanya nya.

Dengan ragu pria itu mengangguk, bahkan dalam hatinya berpacu debaran jantungnya karena rasa panik yang sedang ia alami saat ini.

"Kenapa gak coba sama dokter?" tanya Alle, mengapa harus dia yang membantu menyembuhkan hal itu.

"Kata dokter ku, aku harus cari teman ngobrol wanita. Kemarin masih sulit untuk mencari yang bisa di ajak ngobrol santai, dan sekarang aku ketemu kamu. Waktu di bus kita bisa bicara sesantai itu, dan aku merasa nyaman." jelasnya dengan intonasi yang cukup jelas, namun Alle dapat melihat terdapat keringat di pelipis pria itu. Padahal cuaca di sini dapat di katakan tak panas, namun juga tak dingin.

Alle menyerahkan sapu tangan miliknya, agar pria itu menggunakan untuk menyeka keringat  nya.

Tangannya cukup berat dan ragu untuk menerima saputangan itu.

"Pakai aja, gapapa." Alle menyentuh tangan pria itu dan memberikan sapu tangan itu.

"Maaf dan terimakasih," ucap pria itu sambil menyeka keringat nya.

"Maaf karena sikapku bikin kamu bingung, karena kadang rasa panik itu buat aku jadi gamau berinteraksi sama orang lain. Dan terimakasih untuk pinjaman saputangan nya, aku kembaliin kalau udah di cuci." ucap pria itu.

Alle mengangguk dan tersenyum, lalu pandangan nya langsung teralih ke arah hamparan rumput luas di hadapan nya.

Sekitar setengah jam, anak-anak beserta guru telah kembali pada orangtua nya masing-masing.

"Bundaa, Chett bawain ini buat bunda." Chetta memberikan bunga cantik berwarna merah muda.

"Kenapa di petik?" tanya Alle menyentuh bunga yang di bawa oleh putranya.

"Chett gak petik bun, ini jatuh dari pohon nya pas Chett lewat." jelasnya dengan nada takut-takut nya.

Alle mengangguk paham "Makasih ya." ucapnya sambil menyamakan tingginya dengan putranya.

Alle menyerahkan bunga itu pada putranya, meminta untuk di pasang di telinganya. Chetta tersenyum melihat Bundanya menyukai bunga itu, sehingga dengan cepat ia memasang bunga itu di selipan telinga Bundanya.

"Bunda cantik banget, iya kan Dad?" celetuk Azura yang melihat Alle lalu bertanya pada Daddy nya.

Orion tanpa sadar mengangguk dan tersenyum tipis.

Kegiatan piknik itu berjalan dengan lancar, para orangtua pun jadi lebih mengenal satu sama lain.

Saat benar-benar selesai Chetta berceloteh bahwa ia sangat gembira hari ini.

"Bundaa, ternyata Daddy nya Zura baik ya?" Chetta mengeluarkan pendapat nya tentang sikap Orion tadi.

"Iya." jawab Alle seadanya sambil menyaksikan acara televisi.

"Chett jadi gak takut lagi sama Daddy nya Zura." ujarnya sambil tersenyum lebar.

**

Introvert 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang