38. Terlihat Berbeda

1.4K 142 35
                                    

Alle mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, tak ada yang perlu di khawatirkan, "Kamu minta bantuan apa?" tanya Alle kembali ke topik awal.  

•Introvert 2•

Aku berusaha keras
untuk tidak menaikkan ego,
supaya tidak ada
yang mengambil alih setirku.

***

"Jadi pasangan aku di pesta kolega lusa malam nanti, karena aku yakin dia akan datang." pinta Orion pada Alle.

Alle mengercitkan keningnya, "Genta gak akan suka." Alle menggeleng pelan seakan menolak permintaan tersebut.

"Cuma sehari, aku cuma mau makhluk menakutkan itu menjauh." seru Orion yang menatap Alle dengan tatapan memohon.

"Yon, kalau Genta tau. Dia pasti salah paham dan gak akan maafin aku." ucap Alle yang benar-benar tak ingin Genta berprasangka buruk padanya.

Tatapan Orion melemah, pasrah. Ia tahu bahwa tak semudah itu untuk Alle, sangat terlihat bahwa Alle benar-benar melindungi perasaan pria itu agar tak pernah terluka karenanya. Harusnya Orion tau itu.

Pertemuan itu tak membuahkan hasil untuk Orion. Karena Alle tak ingin membantunya terkait hal seperti itu. Alhasil Orion hanya bisa pasrah dengan gadis menakutkan itu.

Acara pesta lusa memang terbilang sangat penting, sebab beberapa perusahaan yang bekerjasama dengannya hampir semuanya hadir ke acara tersebut.

Tiba di hari itu, Orion benar-benar merasa panik dengan tangan gemetar serta keringat dingin yang menyelinap di pelipis nya.

"Daddy," Azura menghampiri sang ayah.

"Ya?" sahut Orion dengan melihat Azura yang menghampiri nya dengan baju tidur yang sudah melekat di tubuh mungil nya itu.

"Are you okay?" tanya Azura.

Orion mengulas senyum tipis, lalu berusaha mengelus kepala mungil putrinya dengan tangan gemetar.

"I'm okay darling," jawabnya sambil menatap mata milik gadis mungil tersebut.

Azura menyentuh pelipis ayahnya yang terlihat keringat bercucuran. Namun Orion menahannya dengan cepat, lalu mengecup tangan mungil milik anaknya dengan lembut.

"Daddy gapapa, kamu cepat tidur," perintah nya untuk menyuruh Azura untuk segera masuk ke dalam kamarnya.

Selepas itu, Orion pergi dengan menggunakan supir pribadinya. Ia sedikit meremas paha nya untuk meyakinkan diri tentang kejadian buruk nanti tak akan terjadi. Perjalanan jadi terasa sangat mencekam saat menuju ke arah tempat itu. Harapan satu-satunya adalah semoga gadis gila itu tak hadir di sana.

Nyaris cepat, mobilnya sudah sampai di lokasi dan jantungnya semakin berdetak cepat seakan menggema di seluruh rongga dada nya. Orion tetap menegakkan tubuhnya untuk tetap tampil berkharisma dan sempurna di hadapan semua orang. Ketika masuk, banyak kolega yang berdatangan. Tak main-main mereka tak kalah gagah dan memancarkan kharisma para seorang pemimpin.

"Papa, mas crush datang!" pekik seorang gadis cantik dengan gaun nan Indah dari jarak beberapa meter.

Orion nampak waspada dalam hati, ia bingung apa yang harus ia lakukan.

Introvert 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang