Pantai🌴

41 3 0
                                    

(Y/n) POV

aku menoleh ke arah pintu dan menampakkan Jisung oppa dengn haduk yang dililit di pinggangnya. Aku terperangah melihat roti sobek diperutya. "Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyanya. "Hmm... ce-cepat pakai baju... lalu ayo kita pergi..." ucapku terbata - bata dan menuju dapur untuk mengambil air minum.
.
.
.
"Kajja..." suara itu hampir membuatku menjatuhkan gelas yang ada di genggamanku. "Kenapa kau sekaget itu?" Tanyanya sambil mendekatiku. "Stoppp!" Perintahku dan ia pun berhenti mendekat. "Wae?"
"ja-jangan dekat-dekat" ucapku.
"Mwo?"
"Lupakan..." Balasku dan menaruh gelas di meja.

Ia mendekat ke arahku. Aku berjalan mundur karena takut apa yang akan dia lakukan.

'BUG'

Sial, punggungku sudah menabrak kulkas yang ada di belakangku. Kedua tangan Jisung oppa mengunci pergerakanku. Aku hanya menatapnya takut. Rasanya aneh sekali. Jantungku berdebar terlalu kencang. Wajahnya semakin mendekat hingga aku dapat merasakan napas miliknya.

"Jis-...." Suara pria itu membuat kami tersadar dan Jisung oppa langsung melepaskanku dan menoleh ke arah pria yang memanggilnya yang ternyata adalah Yugyeom oppa. "e-eo...mian hehe...uhhh kalian membuatku iri" ucap Yugyeom oppa dan pergi begitu saja.

"ayo kita berangkat" ucapnya dan aku menatapnya bingung. "nanti kau juga tau" tambahnya dan mulai berjalan menuju parkir mobil. Aku mengikutinya dari belakang dan masih merutuki kejadian memalukan yang baru saja terjadi.

'Uhhh untung Yugyeom oppa lewat dan menyadarkan Jisung oppa' batinku

Jisung POV

Aku menahan tawa melihat ekspresinya yang ketakutan tadi.  Bahkan aku dapat mendengar bunyi jantungnya yang sedang berdegub kencang tadi. Ah, andai saja Yugyeom hyung tidak lewat atau memanggilku. Tapi aku yakin ia memaklumi kami.

#FLASHBACK

"Min...maaf ...aku tak bermaksud untuk..."
"Sudahlah hyung...aku rela kok. Aku ikut bahagia jika dia bahagia. Lagipula aku saja yang salah mengartikan. Mungkin aku menyukainya sebagai adikku..."
"Tapi hyung..."
"Kuyakin lambat laun ia akan menyukaimu hyung... begitu juga denganmu. Aku tahu betul (Y/n) itu seperti apa. Ia mudah mencintai orang jadi kau sendiri harus usaha juga"
"Iya min...kalau aku benaran suka sama dia gimana min?"
"Kenapa kau masih bertanya padaku? Dia kan sudah jadi milikmu hyung..."
"Begitu yah...gomawo min.."

#FLASHBACK END

Selama perjalanan ia hanya menatap jendela mobil yang ada di sisinya. "(Y/n)..." panggilku. "Ne?" Kini ia melirikku.

"Yhahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yhahahaha... kenapa kau membuat ekspresi seperti itu hahahah" ia tertawa terbahak - bahak. "Hehe ingin saja. Habisnya kau diam sekali😔" balasku. Tangannya menyalakan dvd player dan mencari channel radio yang ada lagunya.

"Sayonara no
Mae ni let go
De mo kokoro no meiro
No naka de mayou
Sutereo kara Mono e
Wakaremichi wa sō" ia menyanyikan lagu milik BTS - Let Go.
.
.
.
20 menit kemudian...

"Uwah... jadi kita kesini?" tanyaku. senang menatap pemandangan di hadapanku.

 senang menatap pemandangan di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beachhh.." seru (Y/n) sambil merentangkan tangannya di atas. Kami sampai di pantai Eurwagni. (Y/n) berteriak kegirangan sambil berlari menuju bibir pantai. Aku tahu ia suka dengan pantai karena dulu ia selalu menyebut berbagai pantai yang sudah ia kunjungi dengan para Oppanya.

"oppa....ayooo" panggilnya dari kejauhan dan kubalas dengan anggukan. Aku menghampirinya yang tengah asik bermain dengan air tanpa alas kaki.

"Hey! Daram jwi...." panggilnya. "Mwo? Apa kau bilang??" Aku pun mengejarnya sekuat tenaga. Larinya kencang juga. "Hosh hosh..." aku terduduk di pasir begitu juga dengannya yang duduk di sebelahku. "Indah kan?" Tanyaku. Ia pun mengangguk. Tangan kiri ku meraih bahunya dan merangkulnya. Kami terdiam menikmati pemandangan pantai menunggu matahari terbenam.

"Pantai ini mengingatkanku pada 10 tahun lalu..." ucapnya dan aku melihat setitik air mata di pelupuknya. "Wae?" "10 tahun lalu aku kesini dengan keluargaku yang masih lengkap. Eomma appaku duduk disini sementara aku dan oppa-oppaku bermain air" ucapnya. Tangan kiriku mengelus kepalanya yang kecil.

"benarkah? apa kau senang?" tanyaku

'CHU'

Sungguh. Aku terkejut.
Ia meninggikan duduknya dan menciumku.

3 menit berlalu...

Kami melepas pagutan dan aku menatapnya intens.

"(Y/n)...aku...mulai menyukaimu..." ucapku pelan namun masih bisa terdengar. "Mian, aku...masih belum sepenuhnya menyukaimu tapi aku mau belajar" balasnya

'CHU'

20 menit berlalu....
Kami berciuman hingga Matahari benar - benar ditelan oleh laut. Bibirnya terasa sangat manis dan candu bagiku. Ingin rasanya tak melepaskan pagutan ini, Namun aku melihat keadaan. Aku tak mau dia pulang dengan bibir yang membengkak.

"Kajja kita pulang..." ajakku sambil mengulurkan tanganku dan ia menerimanya. Kami berjalan menuju mobil yang terparkir tepat di belakang kami. Selama perjalanan pulang jari kami masih bertautan.


"Aku tak bisa membayangkan. Dulu kau kusebut sebagai pria aneh" ucapnya. "Dan sekarang pria aneh itu menikah denganmu" tambahku dan tawa kami pecah.

A Life of a Princess | H.JS (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang