Tragic Story

33 2 0
                                    

Jisung memaksa pegawai magangnya dan orang yang menyebarkan foto itu untuk berbicara jujur di pers. Tak lupa Janey pun turut hadir dan memperhatikan mereka. Pegawai magang itu bercerita tentang kejadian yang sebenarnya. Persis seperti yang di ceritakan Jisung pada interogasi keluarga kemarin. Wanita itu sempat menangis karena merasa bersalah. Lalu seorang pegawai wanita yang menyebarkan foto tersebut mengaku bahwa ia sengaja menyebarnya karena ia tidak suka dengan wanita magang tersebut. Akhirnya Jisung memutuskan untuk memecat wanita yang menyebar foto tersebut.

(Y/n) POV

Setelah pers selesai aku dan Jisung berniat hendak pulang. "sajangnim!!" pegawai magang itu memanggil kami dan kami menoleh ke arahnya. Ia menghampiri kami dengan air matanya yang mengalir. "jeongmal kamsahamnida sajangnim....dan maaf karena kaki ku yang bodoh aku menjadi masalah bagi kalian. jeosonghamnida" ucap wanita itu. "nde...gwaenchanna...berkat kamu hubungan kami menjadi semakin erat benar kan oppa?" tanyaku. "nde...tak apa....itu semua hanya kecelakaan biasa kan" ucap Jisung. "kalau begitu kami akan segera pergi. Have a nice day" ucapku pada wanita itu lalu aku dan Jisung mulai memasuki mobil.

Aku menyalakan radio dan memutar sebuah musik dengan nada yang tenang. Tiba-tiba sebuah tangan terulur dan mengelus perutku yang semakin besar. Aku melirik Jisung oppa dan tersenyum padanya.

"Sampai saat ini aku masih tak percaya" ucap Jisung oppa memecah keheningan. Aku mengerutkan dahi dan menatapnya bingung. "Wanita yang sedikit tomboy, cerewet yang kupikir akan menjadi sahabatku dan Seungmin selamanya menjadi milikku"

"hei aku bukan barang oppa.." kesalku mendengarnya bilang aku ini miliknya. "iya aku tahu...tapi hanya aku yang dapat menguasai dirimu" ucapnya sambil menahan tawa. "sama juga denganku. pria menyebalkan yang selalu mengusik pagi hariku kini menikah denganku dan bahkan kami akan segera punya anak" ucapku dan menatap ke arah jendela. "awalnya kupikir aku takkan menyukaimu dan kau akan meninggalkanku setelah kita menikah. Ternyata perkiraanku salah. Aku terjebak dan kau sangat mencintaiku sekarang" ucapnya. Aku memberinya tatapan sinis kesal.

"jadi kau sudah berpikir aku wanita sejahat itu?! padahal aku sudah merelakan perasaanku sejak aku menemui ayahmu saat itu. Kau jahat sekali" Tanganku kusilangkan dan mempout kan bibirku. "jinjja? secepat itu kah? apa jangan-jangan sebelumnya kau menyukaiku?"

'PLETAK'

Aku menjitak kepalanya sedikit kencang. "ARgh! yak appo!' ringisnya sambil mengeluk kepalanya yang sakit. "percaya dirimu yang terlalu tinggi itu masih belum hilang rupanya' ucapku. "itulah aku heehe" ucapnya menyengir kuda melirikku.
.
.
.
setelah bermenit-menit Jisung menyetir akhirnya kami sampai. "kajja kita turun" ucapnya. Aku melihat bangunan kokoh yang bediri di hadapan mobil kami. 'Rumah Sakit'? "oppa...untuk apa kita kesini?" tanyaku. "untuk memeriksamu lah...memangnya kau tak penasaran dengan gender anak kita?" ia tersenyum dan turun mobil. Aku berusaha melepas sabuk ku dan merapikan tasku. "kajja" ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku.

Aku meraih tangannya dan ia membantuku bangkit dari mobil. "Gomawo..." ucapku. "untuk?" tanyanya sambil berjalan menuju pendaftaran. "membantuku berdiri" balasku. "sudah menjadi tugasku sayang..." balasnya dan melanjutkan mengisi formulir.

"yaa....kau sudah lupa dengan hyung mu sendiri eoh? sudah lama sekali kau tak mengunjungiku dan ayah" ucap seorang namja dengan tubuh jangkungnya. Wajahnya sangat mirip sekali dengan Jisung. Hanya saja ia bertubuh lebih besar dan berotot.

Han Sejin namanya.

ia adalah kakak kandung Jisung oppa yang pernah merawat tanganku. "mian hyung...aku terlalu sibuk dengan perusahaanku dan mengurus istriku" ucap Jisung oppa dan ia merangkul bahuku. Lalu kurasakan beberapa orang mulai membicarakan kedatangan kami. Beberapa dari mereka ada yang mengambil foto. "aih...kau ini sombong sekali....siapa yang sakit?" tanya Sejin oppa. "Istriku. Kami mau periksa gender anak kami hyung" balas Jisung oppa.

"Nyonya Kim (y/n)?" seorang pelayan memanggil nama kami. "kalau begitu kami pergi dulu hyung..." ucap jisung oppa. "aku ikut..." ucap Sejin oppa. Kami pun memasuki ruang praktek dokter kandungan. "eo! sunbae...kenapa kau..." "dia adikku..." ucap Sejin oppa memotong ucapan uisa wanita itu. "oh begitu...jadi ini adikmu yang sering kau bicarakan itu?" ucap Uisa itu dengan nama Lee Hyojin. "nde..." ucap Sejin oppa dan mengambil posisi duduk di sebelah Jisung oppa. Sementara aku merebahkan diri di kasur(?) untuk di periksa.

Lee uisa mulai memeriksa rahimku. Matanya menyipit berusaha untuk memperhatikan detail-detail dan fokus. "Chukae...janin nya sehat dan kelamin nya......" Aku menatap ekspresi Jisung oppa dan Sejin oppa yang sedang penuh harap. Mereka sangatlah lucu. "Perempuan" ucap Lee uisa. "Chukae Jisung-a" ucap Sejin oppa menepuk punggung Jisung. Aku tersenyum melihat mereka. Ketika aku berusaha turun Jisung oppa membantuku dan Sejin oppa memberikan bangkunya untukku.

"Gomawo oppa" ucapku dan ia mengangguk

.
.
.

Setelah pemeriksaan aku dan Jisung oppa ditemani Sejin oppa ke kantin dan kami berbincang sebentar. Ia hanya bertanya tentang hubungan kami dan keluargaku. Ia juga bercerita tentang perjodohan miliknya dengan mantan istrinya yang sedikit tragis. Yap, setelah mantan Sejin oppa bunuh diri Sejin oppa depresi dari awal mereka menikah hingga sebulan setelahnya. Ia tak bisa bekerja dan harus menjalani terapi mental. Ia baru sembuh setelah 2 tahun kehilangan mantannya itu. Aku hampir menangis mendengarnya dan membayangkan jika Hyunjin oppa melakukan hal itu. Aku hanya bisa berharap semoga aku dan Jisung oppa long last forever.

Lalu Sejin oppa bercerita lagi kalau ia bertemu dengan wanita yang akhirnya menjadi istrinya sekarang berkat bantuan eommanya. Mereka dipertemukan karena pernah satu project yang dikelompokkan oleh eommanya dan mereka saling jatuh cinta hingga sudah memiliki satu anak sekarang.

Selama perjalanan pulang aku dan Jisung oppa hanya terdiam dan berkutat pada pikiran masing-masing.

"(Y/n)...." aku menoleh menatapnya yang masih fokus menyetir

"Aku sayang kamu..." ucapnya

"Aku juga" balasku.

'Jisung kenapa tiba2? Aneh sekali'

Tiba2 mobil berhenti di pinggir jalan. Aku menatapnya bingung.

"Terimakasih (y/n)....tetap bersamaku selama ini dan mau belajar mencintaiku. Kau juga memberikan kebahagian padaku. Memberikan kehidupan baru bagiku...... aku tak kuasa menahan rasa gembira saat mengetahui gender anak kita. Terimakasih sudah hidup untukku... hikss..." ucapnya sambil memelukku

"Iya oppa.... aku juga terimakasih sudah merawatku dan mencintauku. Aku bahagia denganmu..." ucapku singkat.

"Sehat-sehat di dalam ya nak.... ayah sangat ingin bertemu denganmu. Jangan bandel sama eomma. Nanti eomma bisa sakit" ucap Jisung sambil mengelus perutku. Aku menahan tawa melihatnya.

"Sudahlahhh yuk pulangg... lihat tuh kita diliatin orang yang lalu lalang" ucapku. Ia mengangguk dan melanjutkan perjalanan kami.

Begitulah kisah kami, Penuh lika liku kehidupan.  Diawali dengan tangisan dan diakhiri dengan kebahagiaan. Semoga kebahagiaan ini long last forever.

------------------END-----------------

A Life of a Princess | H.JS (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang