First night? +16

66 3 0
                                    

(Y/n) POV

Aku meliriknya kesal. Ia terus menggodaku dan membuatku lelah.
"Sung... mumpung kita di sini... kau tak mau...."
"Mau apa?" Tanyanya memotong pembicaraanku dan ia masih menatap atap kamar.

Aku hanya teringat kata - kata dari Yugyeom oppa.

#FLASHBACK

Aku sedang asik menonton tv sendiri di ruang keluarga. Tiba - tiba Yugyeom oppa datang dan duduk di sampingku.

"(Y/n)..."
"Hmm?"
"Apa kalian sudah melakukan itu?"
"Hah? Belum...wae?"
"Wah jahat sekali kau ini..." ucapnya. Aku? Jahat? Apanya??
"Ke-kenapa?"
"Kalian kan sudah menikah...dan yah...kalian itu tidur bersama...kuyakin selama ini ia menahan keinginan itu"
"A-apa aku salah? Aku kan juga mau kuliah dan ...."
"Apa itu yang kau pikirkan?"
"Iya"
"Bagaimana kalau dia sudah tak kuat dan memilih melakukannya dengan wanita lain?"
"Hah? Mana bisa!"
"Yaa itu salahmu juga..."
"Tapi...."
"(Y/n)...Dia adalah pria dewasa dan bukan anak - anak lagi"
"apa dia cerita padamu?"
"Tidak. Aku tahu dari tatapannya padamu..."
"Akan kucoba...dia sendiri tak pernah menanyakannya padaku"

#FLASHBACK END

Aku terdiam.

Apa yang harus kukatakan? Ah sangat memalukan sekali. Masa aku yang bilang?

Pipiku memerah membayangkan hal itu. Walaupun aku sudah pernah tapi rasanya berbeda saja. Aku terlalu malu untuk mengungkapkannya. Aih, kenapa tidak dia saja sih yang meminta duluan. Memalukan sekali jika aku yang meminta. Nanti ia berpikir aku wanita macam-macam -_-"

Aku terduduk dan meliriknya memikirkan sebuah rencana "waeyo?" tanyanya lagi kebingungan melihatku yang tiba-tiba duduk.

Dengan gerakan cepat aku duduk di atas perutnya. "m-mwo....a-apa yang mau kau lak-..." tanpa babibu aku mencium bibir Jisung lembut. Tanganku kugunakan untuk meremas rambutnya. Awalnya ia hanya diam namun akhirnya ia membalas ciumanku. Memang memalukan, tapi aku juga mau sebenarnya.

Ciumanku turun hingga ke lehernya dan memberikan beberapa kissmark. 'ia milikku titik' batinku. Aku meraba pajamanya dan mulai membuka kancingnya satu persatu. "jankkaman..." ucap Jisung oppa menahan tanganku. "kau yakin?" tanyanya. "yakin apa?"

"kau tak menyesal?"
"untuk apa aku menyesal?"
"ba-baiklah"

'Brugh'

Jisung oppa membalik posisi kami. Kini aku yang berada di bawahnya. Aku dapat melihat wajah tampannya dan absnya yang lumayan terbentuk. Lalu ia kembali menciumku dan tangannya sambil membuka baju tidurku. Tak lama ciumannya turun dan memberikan beberapa kissmark di leherku.

"I want you oppa..."
"Me too...aku sudah menahannya sejak lama" Jisung oppa kembali melanjutkan aktifitasnya.

.
.
.
.

5 jam berlalu

Jisung yang kini berada di atasku menatapku yang kelelahan. "I love you.." ucapnya
"I-I Lhove Yhou Mo-moreh" balasku. Jisung mengerti keinginan dan karirku. Ia tak mengeluarkannya di dalam. Kini ia tidur sampingku sambil memelukku. Kulit kami saling bersentuhan di dalam selimut.

"Sayang...kau tak usah...kuliah..biar aku saja.." ucapnya dengan mata tertutup
"Wae?"
"Kamu cukup menjalani karirmu dan mengurusku saja."
"Baiklah kalau begitu..." aku menuruti permintaannya.

Kami pun tertidur

.
.
.

Keesokannya

Mataku menerjap melihat sekitar. 'Duh...semalam aku bermimpi aneh sekali..' batinku

"Selamat pagi sayang..." tangan besar milik Jisung mengelus kepalaku. Aku hanya terdiam bingung. "Ayo kita sarapan...aku sudah memesan makanan..." ucapnya. "Hmm..." ketika aku mencoba duduk. aku merasakan sakit yang luar biasa. Walaupun ini yang kedua kalinya tapi tetap saja sakit kalau sudah lama tak melakukannya. Pertama kali aku melakukan ini kelas 1 SMA.

"Kamu mandi aja dulu sana.." ucapnya. Benar sekali, aku merasa tubuhku sangat lengket. "Ayo sayang...aku lapar nih..." ucapnya. "oppa...aku...tak bisa bangun..." ucapku dan ia kebingungan. "Hah? Kamu kenapa??" Ia panik.

"oppa...itu ku. Sakit sekali... aku ak bisa bergerak..." ucapku sedikit malu. "Ohh kukira apa... sini kugendong..." ucapnya lalu mengangkat tubuhku yang masih telanjang ini. Ia menaruhku di bathup dan mulai mengisi air hangat. "Wah...aku membuat kissmark terlalu banyak...mian" ucap Jisung yang sedang membantuku mandi. "Gwaenchanna...aku membawa syal..." ucapku dan tersenyum padanya.

Setelah ia selesai memandikanku ia juga memakaikan baju untukku. Kadang aku tertawa melihatnya yang kebingungan. "Sudah..ayo makan..." ucapnya. "Nde..." akupun mulai melahap sesendok nasi. "aku tak tahu istriku liar sekali semalam" ucapnya dan tersenyum padaku. "ah memalukan...lupakan!" ucapku kesal. "mungkin akan lebih menarik jika kita melakukannya setelah menikah waktu itu" ucapnya. "kau saja yang tak mau" balasku. "mwo? memangnya kau mau?" tanyanya. "aku sih terserah...aku juga sudah bertanya padamu. Tapi kau tak peka" ucapku. Ia terdiam dan mencoba mengingat-ingat.

"lagipula kita sudah pernah melakukannya. Jadi yah..." "sudah pernah? kapan?? dimana??" ia tampak terkejut mendengar kalimatku. 'Sial...aku keceplosan' batinku dan mengutuk diri sendiri. "oppa sendiri yang mengaambil keperawananku dan kau takkan ingat" ucapku. "maksudmu?" tanyanya.

A Life of a Princess | H.JS (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang