Seperti biasa, Mingyu sedang bertingkah kekanakkan karena Wonwoo tak bisa hadir dalam acara ulang tahun Minseoㅡadiknya. Hal ini dikarenakan sang Ayah tiba-tiba meminta Wonwoo menemaninya untuk berkunjung ke rumah abu sang Ibu. Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Wonwoo bisa menolak? Dan juga bagaimana mungkin Mingyu mampu melarangnya? Karena pada akhirnya Mingyu hanya bisa mengiyakan namun ia akan uring-uringan karena sang istri manis itu tidak ada bersama dengannya di pesta Minseo nanti siang.
"Aku sudah minta maaf pada Minseo, hadiah untuknya juga sudah kukirimkan. Aku akan membuatkannya cheesecake minggu depan, dan ia sudah mengiyakan." Wonwoo berkata di depan cermin sambil mengancingkan kemeja biru mudanya. Tampilan casual ia pilih hari itu, kemeja biru muda yang dipadukan dengan celana slim-fit berwarna putih sebatas mata kaki.
Si manis bermata rubah itu memang payah dalam urusan dapur, hanya saja untuk membuat cheesecake ia adalah juaranya. Wonwoo sering membuat cheesecake untuk menjadi dessert gratis khusus pelanggan anak-anak setiap hari sabtu di restoran Mingyu. Tipikal seorang penyayang anak-anak.
"Habis dari rumah abu, tidak bisakah kau usahakan menyusul?" Mingyu masih bersikukuh untuk membuat Wonwoo ikut menghadiri acara Minseo di Anyang.
"Ke Anyang, menyetir sendirian? Kalau tidak terlalu sore mungkin akan kuusahakan sayang. Sudah ya aku pergi dulu, Ayah sudah menungguku." Wonwoo menjatuhkan kecupan di pipi berisi milik Mingyu. Pria tampan itu hanya diam, tidak membalas kecupan Wonwoo. Tidak pula mengucap sepatah pesan hati-hati di jalan seperti biasanya. Akhirnya yang bisa ia lakukan hanya bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tuanya di Anyang sekaligus merayakan pesta ulang tahun adik perempuan satu-satunya.
~~~
"Menantu kesayangan Ayah tidak ikut?" Terlihat Tuan Jeon menolehkan kepalanya untuk mencari sosok Mingyu.
"Tidak, Mingyu ada urusan keluarga, jadi ia berangkat ke Anyang pagi ini. Ayah sudah siap berangkat?" Wonwoo menjelaskan keberadaan Mingyu pada Ayahnya.
"Ayo berangkat, kau tahu 'kan bahwa Ibumu tidak suka menunggu terlalu lama." Jawab Tuan Jeon sambil menggenggam sebuah buket bunga besar berisi Lily berwarna putih.
"Ayah tidak menambahkan baby's breath? Ibu juga menyukai bunga itu." Wonwoo berkata sambil membukakan pintu mobil untuk sang Ayah.
"Pekan lalu saat Ayah mengunjuginya sendirian, Ayah sudah membawakannya." Pria manis itu hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu SUV hitam itu melaju membelah jalanan kota Seoul pagi ini.
Di lain tempat Mingyu sudah siap pergi ke Anyang untuk menemui keluarganya dan merayakan ulang tahun Minseo. Sebuah kue yang telah ia buat semalam, ia taruh dengan hati-hati di jok belakang mobilnya. Keluarga masih menjadi prioritas setidaknya bagi mereka berdua, apalagi Mingyu memang harus memahami bahwa yang Wonwoo miliki hanya tinggal sang Ayah tercinta. Dengan kemeja berwarna cokelat susu dan celana hitamnya, Mingyu bertolak ke Anyang dengan separuh hati.
~~~
Setelah puas berdoa dan bercerita di rumah abu sang Ibu, kedua orang Ayah dan anak itu memutuskan untuk pulang. Tuan Jeon ada janji dengan kolega bisnisnya siang itu, maka ia pulang dijemput oleh Paman Kang dan menaiki mobil yang berbeda dengan Wonwoo. Dengan berat hati akhirnya Wonwoo sendirian di siang menjelang sore hari ini. Untuk menyusul Mingyu ke Anyang rasanya tidak mungkin. Tak lama kemudian dering ponselnya berbunyi memecah kesunyian di dalam mobil.
From: Writing and Book Community
Irene-noona: Hai, adakah yang hari ini luang? Sudah lama tidak bertemu kkkk~

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet [Meanie] ✓
FanfictionBittersweet moment kehidupan pernikahan Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu, apa jadinya?