3

117 15 4
                                    

Seperti malam, memilih gelap
Untuk memunculkan cahaya sang bintang
Seperti kita, memilih rahasia
Untuk berusaha mempertahankan apa yang ada

-Riga Respati-

☁️

"Yuk beib" Perempuan yang sedari tadi bergelayut manja di bahu Riga mulai tidak sabar ingin mengajak Riga untuk beranjak dari tempat mereka sekarang. Ingin menjadikan Riga satu-satunya perhatiannya dan begitupula sebaliknya.

"Sana udah Ga! Pengeng kuping gw denger rengekan cewek lo!!" Alex mulai ikut gerah mendengar rengekan perempuan Riga yang malam itu bernama Tiara.

Mereka duduk dimeja geng mereka di club malam langganan. Malam itu ada Engga, Alex, dan Riga. Tak lupa ada salah satu adik kelas mereka di SMA 48 yang kini ikut bergabung dengan mereka, Tiara.

"Bukan cewek gw!" Balas Riga sembari menegak vodcanya.

Riga pada akhirnya menyerah, akhirnya dia menarik Tiara membawanya menjauh dari meja itu. Merasa berhasil, Tiara terlihat sangat bahagia, sungguh sulit untuk menarik perhatian Riga dari tadi dan sekarang saat berduaan saatnya lah hanya Tiara yang menjadi perhatian Riga.

Hanya satu cara yang Tiara yakini yang mampu untuk membuat Riga memperhatikannya, dengan cara menggodanya. Itulah kurang lebih yang ada dipikiran Tiara, dan mungkin dipikiran semua perempuan yang selama ini ada disamping Riga. Dengan menggoda dan menjadi agresif, Riga seringkali tidak akan menolak, dan disaat itulah kepuasan telah mengambil perhatian Riga terpenuhi.

Walau seringnya mereka sudah tahu, bahwa itu hanya perhatian sementara. Selanjutnya tak pernah Riga akan melihat mereka lagi. Miris, tapi terkadang ego sering mengalahkan pikiran manusia.

Seperti tindakan Tiara malam ini. Pertama dia rela mengikuti Riga ke club malam, Tiara memang juga biasa keclub, tapi setidaknya dengan teman perempuannya. Kali ini, lagi-lagi dengan alasan demi Riga, dia ke club ini sendirian hanya karena Riga membalas pesannya dan memberi tahu dimana dia berada.

Kenyataan bahwa perhatian Riga memang lebih sulit diperoleh bahkan dibandingkan mendapatkan isi dompetnya membuat beberapa orang merasa lebih tertantang dan membuat Riga tampak lebih menarik. Kadang membuat mereka mengorbakan sesuatu yang tidak mendapatkan balasan yang sepadan. Tapi begitulan, nyatanya banyak yang tidak kapok, malah kadang masih sangat ingin berusaha menarik perhatian Riga lagi.

Disaat Tiara sedang sibuk mendekatkan dirinya pada Riga, mengikis jarak antara wajah keduanya. Disaat itulah handphone Riga bergetar, kali ini dilengkapi dengan ringtone khusus yang sengaja Riga setting berbeda, karena dia tidak ingin kecolongan lagi.

Nada dering spesial untuk panggilan masuk dari seorang LARA ELISABETH HALIM.

Tidak ada nama lain dikontak handphonenya yang dengan sengaja dan sadar Riga mengubah nada deringnya. Hanya Lara.

Tanpa aba-aba, Riga segera mengambil handphonenya, menjauhnya tubuh Tiara yang tadinya tak berjarak dengannya. Membuat Tiara cukup kaget dengan perlakuan yang didapatkannya. Hanya sebuah dering telepon, yang mengacaukan semua usahanya malam ini.

"Hai" Sapa Riga berusaha menenangkan nada bicaranya.

"Riga.." suara Lara berjeda, membuat Riga penasaran.

"Jemput Lara ya" Lirih suara Lara, Riga tahu ini tidak biasanya.

"Kamu dimana?" Tegas Riga.

Larapun menyebutkan alamat suatu tempat. Belum juga Lara selesai bicara, Riga sudah berdiri, bersiap beranjak dari tempat duduknya dengan Tiara. Tiara tampak bingung dan memegangi tangan Riga dengan erat. Sangat tak mengharapkan dia ditinggalkan begitu saja.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang