Tak terlintas
Duri yang kau punya
Yang perlahan menampakkan dirinya
Tak membuatku gentar
Justru datang seperti angin
Yang membuat bara itu, berubah menjadi api-Riga Respati-
☁️
Riga terbangun dari tidurnya, pertama yang dia rasakan adalah pegal-pegal diarea punggungnya. Nyatanya dia baru sadar, Riga tidur dengan posisi duduk, lebih parahnya lagi hanya duduk diatas karpet yang tak seberapa tebal. Ketidak biasaan lainnya adalah dia terbangun bukan dikamarnya, tapi di kamar tamu rumahnya.
Tapi kebingungan itu sekejap menghilang. Riga mendadak tersenyum, begitu mendapati Lara yang masih tidur diatas kasur di depan matanya. Dengan masih ada kompres menempel dikepalanya. Hal yang tidak Riga bayangkan akan bisa dirasakan olehnya secepat ini. Kenyataan bahwa Lara menginap dirumahnya.
Kalo sedang tidur begini, wajah Lara polosnya bukan main, membuat Riga enggan beranjak dari posisinya sekarang ini. Sukses berat Lara mengambil semua perhatian Riga pagi itu. Sejak semalam, hanya ada Lara di kepala Riga.
Semalam, Riga akhirnya membawa Lara pulang kerumahnya, sebuah keputusan berat untuk seorang Riga. Selama ini Riga begitu protektif dengan rumahnya, bahkan diantara temannya saja dia seleksi siapa yang boleh datang. Sejauh ini hanya Engga yang dia beri ijin.
Enggapun tak sampai Riga perbolehkan menginap. Riga sangat teritorial dalam hal ini. Baginya hanya inilah tempat pelariannya.
Sesampainya dirumah, Lara tiba-tiba demam.
Untung saja ada mbok Nem yang sangat ahli dalam masalah perawatan seperti ini. Jadi sejak semalam, Lara dalam perawatan Mbok Nem dan tidur di kamar tamu rumah Riga.Karena khawatir dan takut Lara butuh apa-apa dimalam harinya. Riga memilih menemaninya. Kekhawatiran Riga beralasan, rumah Riga pasti asing tentunya, dan Lara tidak hafal letak perabot dan sebagainya.
Alhasil Riga bertahan sampai pagi dalam posisi duduk disebelah ranjang Lara.
"Den, sudah jam 6 ini" Mbok Nem memasuki kamar tamu yang terbuka pintunya itu, sambil membawa ember berisi air kompres yang baru. Niatnya tadi memang sekalian membangunkan Riga.
"Iya Mbok, terimakasih ya. Riga siap-siap dulu ya mbok" Riga segera menuju ke kamarnya.
Sedang mbok Nem sedikit terhenti langkahnya. Hal kecil yang baru saja Riga lakukan. Membuat mbok Nem tersenyum lebar. Sejak kapan Riganya ini bisa berucap kata terimakasih. Pagi ini mbok Nem berhasil dibuat bahagia oleh Riga.
Sedangkan bagi Riga, pagi ini untuk pertama kalinya Riga masuk ke kamar mandinya dengan semangat, tidak ngantuk-ngantukan seperti biasanya. Pun kali pertama energinya seperti sedang sangat full, dan ini energi positif, bukan energi yang membuatnya ingin menghajar samsak tinjunya.
Ajaib sekali, pagi yang sangat ajaib dalam hidup seorang Riga Respati.
Hari ini Riga ingin segera ke sekolah, dia masih ingat hari ini ada ulangan Kimia, jika bolos lagi dia tidak akan diperbolehkan mengikuti ujian. Riga ingin segera berangkat dan juga ingin sekali segera menyelesaikan pelajaran hari itu, dia ingin segera pulang sekolah biar cepat-cepat bisa menemani Lara lagi.
Lara Lara Lara
Sakit nih otak gw..🌨
"Hoiiii Rig, dari tadi di cariin si Tiara lo!" Alex tampak antusias melihat Riga yang baru memasuki warung pojok, dengan bungkus rokok kosong ditangannya. "Cewek geulis gitu meni ditinggalin gitu aja" komentarnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA
RomanceLara Elisabeth Halim yang menguratkan cerita bersama seorang lelaki bernama Riga Respati. Dipertemukan nasib dalam kekurangan, dipertemukan bersama luka yang dibawa masing-masing. Yang satu mengutuk hidup, dan yang satu berusaha tetap tegar dan ceri...