15

98 10 4
                                    


Sendiri
Berdiri dibumimu

SendiriBerdiri dibumimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Lara Elisabeth Halim-

☁️☁️☁️

Acara pemakaman itu benar-benar ramai. Banyak sekali tamu yang hadir, bahkan karangan bunga sampai memenuhi jalanan depan komplek pemakaman. Padahal yang ada di halaman rumah Lara tidak kalah banyak. Tak hanya kerabat dan rekan bisnis, beberapa media pun hadir di pemakaman Elizar.

Lara masih sangat sedih, dan kondisinya belum membaik. Matanya masih terus bengkak, saat harus memberikan pesan terakhir pun akhirnya dia ada moment histeris lagi, sungguh memilukan bagi Riga. Harus melihat moment rapuh Lara seperti ini, sosok Lara yang begitu kuat dimatanya saat ini serasa sirna. Tapi anehnya tidak membuat Riga berubah, justru rasanya ingin lebih melindungi Lara, ingin Lara bisa kembali kuat dan ceria seperti kemarin.

Dan saat ini adalah moment yang mungkin paling mendebarkan bagi Lara, begitu pula dengan Riga yang tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Lara beberapa waktu kedepan. Moment dimana peti jenazah Elizar akhinya masuk ke liang penguburan, air mata langsung membanjiri wajah pucat Lara.

Lara memang tak bisa melihat, namun pemandu acara pemakaman itu membuat Lara tahu sudah sampai dimana prosesi penguburan papanya itu.

Riga sudah bersiap, Tirta tampak memandangi Lara dengan tatapan ibanya, dan kemudian menatap Riga. Seakan memberikan tanda bahwa saat ini Riga harus siap dengan semua reaksi Lara. Bahwa Riga harus menjadi yang terdepan saat ini sebagai support sistem untuk Lara.

Namun kali ini tampaknya Riga bisa lega, karena sampai acara selesai Laranya tegar dan kuat berdiri. Tidak sampai kembali pingsan dan menangis meraung seperti tadi pagi.

Setelah pemakaman selesai, Lara masih harus menerima beberapa tamu yang berasal baik dari keluarga maupun kolega Elizar. Riga tidak pernah beranjak dari sisi Lara, sudah hampir menyerupai body guard memang, karena dia hanya diam dan terus menemani dan mengawasi Lara. Memberi tissue ketika Lara kembali menangis.

Sampai akhirnya, Tirta meminta Riga membawa Lara untuk kembali saja kerumahnya. Tirta khawatir Lara akan menjadi semakin lemah jika harus disini dan menemui semua orang yang mengunjungi pemakaman papanya.

Riga langsung setuju. Dia membimbing Lara berjalan meninggalkan tanah pemakaman itu. Membukakan pintu untuk Lara, memasangkan sabuk pengaman dan kemudian kembali ke tempatnya, di kursi kendali. Dalam waktu kurang dari lima menit, mobil Riga sudah melesat meninggalkan tanah pemakaman yang masih sangat ramai itu.

"Makan ya?"

Lara tidak merespon.

Riga tidak bertanya lagi, dan tiba-tiba dia menghentikan mobilnya. Mobil hitam itu dia parkirkan di depan sebuah restoran cepat saji.

"Tunggu. Aku turun bentar!" Pamitnya pada Lara.

Hampir sepuluh menit Riga meninggalkan Lara sendirian. Saat Riga kembali, Lara masih diposisi yang sama, bahkan Riga yakin pacarnya ini tidak bergerak sama sekali.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang