13

84 10 0
                                    

Lara,
Ini tanganku.
Ini juga ragaku.
Tak lupa ini hatiku, yang isinya hanya ada kamu.

Kamu dalam genggamanku
Kamu selalu disampingku
Kamu disetiap detak jantungku
Itu bait dalam doaku

-Riga-
☁️

"Hari ini mau dianterin kemana?" Tanya Riga ditelepon. Hari ini hari Senin, namun baik sekolahnya maupun sekolah Lara sedang libur.

"Hahaha. Emang Riga supir Lara? Kok pertanyaannya kayak pertanyaan Pak Maman" jawab Lara dengan riangnya.

"Hahaha aku kan merangkap semuanya. Semua yang kamu butuhkan, cukup aku saja La" Riga tertawa mendengar jawabannya yang khas gombalan sekali.

"Duh bahaya! Padahal aku cuma mau kamu jadi pacar aku! Tar aku kecanduan dan ketergantungan sama kamu gimana loh?"

"Trus jadi cewek posesif!"

"Gapapa. Posesifin aja aku La" Riga malah meringis mendengarkan Lara yang niatnya sepertinya mengancamnya.

"Huahahaha katanya player! Player kok mau gitu di posesifin pacarnya!"

"Playernya udah game over. Udah rela diapain aja sama Lara Elizabeth"

"Gimana kalo picnik? Mau?" Ide Riga tiba-tiba saja muncul.

"Kamu bisa bawa buku. Aku bisa bawa gitar dan game aku! Seru ga tuh?"

"Hahaha tampaknya kamu sudah merencanakannya. Oke jemput aku ya!"

Riga lalu menutup teleponnya dengan muka yang ceria penuh senyum yang mengembang. Hari libur sejak ada Lara memang berbeda, lebih tepatnya semua hari menjadi berbeda sejak ada Lara dihidupnya.

Riga segera mandi, sebelum mandi dia menginstruksikan banyak hal pada Mbok Nem.

Pukul sembilan pagi, Riga sudah bersiap menuju rumah Lara. Sembari membawa perbekalan yang ternyata dia minta Mbok Nem untuk menyiapkannya.

Sesaat sebelum Riga berangkat, mendadak gerbang depan terbuka. Mobil hitam itu masuk dan langsung terparkir ditempat biasa. Riga menelan ludah dan menarik nafasnya, menyiapkan selapis kesabaran yang dia punya.

Riga kali ini tak menghindar, malah sambutannya lebih hangat dari biasanya. Setidaknya Riga langsung duduk di sofa depan ketika Ryan memasuki pintu rumah Riga.

"Syukurlah kamu tidak babak belur lagi!" Begitu komentar Ryan ketika tatapannya dengan Riga bertemu.

Ryan langsung duduk di sofa besar yang selalu dia duduki ketika kerumah Riga.

"Ayah cuma mau bilang, soal Lucas kemarin jangan anggap ayah tidak tahu, tapi ayah juga menghargai cara main kamu yang lebih halus dan berhati-hati sekarang. Harus begitu. Keturunan Respati memang harus penuh strategi"

"Terus satu hal lagi, sabtu akhir pekan ini kamu wajib ke rumah ayah. Kita makan malam. Kamu boleh ajak kekasihmu itu"

Riga tertegun mendengar kalimat terakhir Ryan. Tampaknya mustahil memang mempunyai rahasia dari ayahnya ini. Tapi ini soal Lara, Raga tidak sanggup membayangkan apa yang ayahnya akan lakukan.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang