5

109 11 1
                                    

Hai kamu
Hadirmu tanpa mengetuk pintu
Duduk begitu saja diruang tamu
Terus saja menghantui hidupku
Tak pergi berlalu
Selalu disitu
Berlari-lari diotak dan pikiranku
Ya, kamu

-Riga Respati-

☁️

Lara bersikeras mengantarkan Riga sampai ke depan rumahnya. Lara ingin menemani Riga sampai ke parkiran rumahnya.

Saat sampai diruang tamu, dilantai satu, ternyata masih ada Yuidith yang terduduk di sofa. Tempat yang sama dengan tadi disaat Riga dan Lara datang dan berbicara dengannya.

Yuidith memperhatikan saat keduanya menuruni tangga. Memperhatikan Riga dari atas hingga bawah, seolah ingin berusaha mencari semua detail mengenai lelaki yang tiba-tiba dekat dan hadir di hidup Lara ini.

"Lara. Siapa dia?" Yuidith bertanya setelah keduanya sudah sampai di lantai bawah, diarea ruang tamu.

"Ini Riga. Teman Lara!" Jawaban Lara begitu tegas, tidak seperti tadi yang hampir bergetar menahan tangisnya.

Kalimat singkat dan sebenarnya tidak bermakna istimewa namun nyatanya sukses mendebarkan hati Riga dalam hitungan detik. Kenapa mendadak dia tidak menyukai ucapan Lara. Kenapa mendadak dia tidak menyukai statusnya yang hanya sebagai teman Lara.

Disaat ini banyak pertanyaan yang muncul diotak Riga. Berseliweran dengan liar tanpa kendali.

Namun akhirnya Riga mengabaikannya, dia harus bisa menjaga sikapnya, karena Riga tidak tahu jelas kondisi yang dia hadapi sekarang, terutama soal Yuidith.

Yuidith tetap mengarahkan pandangan matanya pada Riga. Dari mulai ujung kaki hingga ujung rambut, seakan berusaha meneliti sosok yang baru saja diperkenalkan Lara. Yuidith seperti kecolongan, dia tak pernah tahu siapa sosok ini, padahal semua teman Lara pasti dia tahu, dan tentu saja sudah melalui pengawasannya.

"Anak panti?" Tanya Yuidith penuh selidik.

"Tante tak perlu tahu!"

"Lara, Tante harus tahu semua teman kamu. Buat kebaikan kamu juga sayang" Elak Yuidith.

"Lara sudah besar Tante. Tidak semua hal dalam hidup Lara harus tante tahu dan tante atur"

Lara tersenyum simpul dan memberi kode pada Riga untuk berjalan lagi. Menutup semua pembicaraan yang bagi Yuidith belum selesai.

Keduanya menyisakan Yuidith yang kini meluruhkan dirinya ke sofa yang ada dibelakangnya dengan muka frustasi.

🌨

Riga memacu motornya tak beraturan. Pagi ini dia harus kesana sebelum kesekolah. Riga tidak tenang. Padahal semalam dia sudah memastikan sendiri kondisi Lara baik saja. Tapi sejak tahu lebih dalam soal Lara dan kehidupannya, Riga menjadi seperti ini. Dirinya sama sekali tidak tenang.

Riga berhenti tepat didepan pagar hitam itu. Memarkir motornya, dan segera membuka kaca helmnya. Pandangannya menyapu seluruh halaman rumah itu. Padahal Riga bisa saja cukup menelepon Lara dan memastikan kondisinya, tapi beginilah Riga yang sudah khawatir, kadang berlebihan.

Sudah lima menit, dan apa yang dia tunggu akhirnya ada didepan matanya. Dia melihat Lara keluar dari rumahnya dan segera menaiki mobil Pak Maman. Sedikit kelegaannya muncul.

Riga mengikuti mobil itu dari belakang, melakukan hal yang cukup bodoh dalam kamus hidupnya, namun seperti ini saja Riga rela melakukannya.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang