6

91 14 1
                                    

Lara
Hidupku tak punya arti
Bahkan untuk diriku sendiri

Lara
Aku membenci hampir seluruh yang ada di bumi
Bahkan diriku sendiri

Lara
Aku benci melihatmu bersedih, apalagi menangis
Akan aku buat perhitungan pada apa saja yang melukaimu

Lara
Benciku pada dunia, tak berlaku padamu
Aku benci diriku yang tak mampu membencimu

☁️

Miko mendekati Riga yang tampak melamun dipojokan dekat jendela warung pojok. Genk warjok siang itu sedang berkumpul lengkap. Zio mengajak semua anggotanya untuk makan-makan. Memperingati hari jadi genk warjoknya.

Tentu saja warung pojok yang hari biasa saja sudah ramai, menjadi membludak. Anggota genk yang biasanya tidak rutin hadir pun di moment spesial ini muncul.

"Soto bos!!" Miko menawarkan makanan yang dibawanya pada Riga. Riga menjawabnya dengan gelengan kecil dan mengarahkan rokoknya pada Miko, memberi kode kalau dia sedang merokok.

"Ngomong-ngomong nih ya.. keknya lo sering banget gw liat nongkrong si sekolahan depan" Miko menanyai Riga sambil asik mengaduk sotonya dengan tambahan kecap yang lumayan banyak.

"Hmm" jawab Riga tanpa penolakan.

"Ada sodara lo sekolah disana?" Miko masih penasaran. Beberapa kali dia memang sering tak sengaja melihat motor Riga terpakir didepan halte sekolah itu. Bahkan terakhir dia melihat Riga dengan mobilnya ditempat yang sama.

"Bukan!"

"Gebetan lo disana? Gile aja, ga cukup apa cewe di 48? Sampe cewek di sekolahan modelan depan mau lo gebetin juga bro!!!"

Riga mematikan rokoknya. Dia memajukan dirinya, badannya dia condongkan kedepan mendekati Miko.

"Jangan lo ulangin lagi jelekin sekolah depan! Gw ga suka dan ga main-main! Kalimat lo barusan ga enak didenger! Tau lo!!"

Riga berlalu. Tanpa basa-basi lagi, berdiri lalu berlalu dari tempatnya tadi. Miko cukup tercengang dengan respon frontal Riga. Dengan soto yang masih utuh didepannya. Rasanya nafsu makannya hilang seketika.

Riga memang pemarah, tentu saja teman-temannya tahu dari bagaimana dia kalau sudah urusan duel dan berantem. Tapi sejauh ini, Riga bukan tipe pemarah terhadap teman-temannya, justru dia akan sangat marah kalau temannya sampai kenapa-kenapa.

Sikapnya kali ini membuat Miko terus berfikir. Mengeja kembali semua kata yang tadi sempat dia utarakan.

Miko bercanda, tentu saja jika ada kalimat yang bisa diterjemahkan dengan tidak baik, semata niatnya hanyalah bercanda. Sikap Riga yang memang tidak seperti biasanya. Dia tahu bagaimana Miko begitu suka bercanda, namun kali ini respon Riga seperti Miko sudah bersiap menantangnya dan melukai harga dirinya.

"Kenapa tu si Riga?" Engga yang berpapasan didepan warung dengan Riga langsung menanyakan pada Miko. "Muka asem, gw sapa aja ga nyautin"

"Abis marahin gw!" Jawab Miko masih dengan tampang melonggo dan tidak percaya dengan yang baru saja terjadi. Matilah Miko jika Riga marah padanya. Miko harus ingat betul hari ini, tidak boleh lagi dia melakukan kesalahan yang sama kepada Riga kedepannya.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang