9

88 18 0
                                    

Lara,
Kita memang tak mudah
Aku tidak mudah
Kamu tidak mudah

Aku lebam penuh luka
Begitupun kamu penuh duka dan lara

Lara,
Hidupku tanpa makna
Tapi tidak setelah melihatmu

☁️

Riga menggendong Lara yang tidur kedalam kamarnya. Mbak Lia membantunya membawakan barang-barang Lara. Keduanya baru saja sampai dari Bandung. Riga dan Lara sampai di Jakarta sekitar jam delapan malam.

Riga merebahkan Lara dikasur. Dan tak lupa merapikan selimut agar tidur Lara nyaman.

"Mas Riga, Bu Yuidith ingin bicara! Beliau tunggu diruang bawah" pesan Mbak Lia sebelum pamit berlalu meninggalkan kamar Lara.

Riga mendengus.

Setelah perjalanan yang sangat menyenangkannya dengan Lara. Kini dia harus menutupnya dengan urusan bersama Yuidith.

Riga selesai merapikan selimut dan menutupkan sampai ke dada Lara. Rigapun merapikan rambut Lara.

Riga memandangi Lara dengan penuh kekaguman.

Kalo lo tidur kayak gini, lo kayak malaikat tau La.

Semakin dipandang semakin Riga tidak ingin pergi. Pandangan Rigapun mulai beralih dari mata Lara yang terpejam beralih ke bibirnya. Riga mengulurkan tangannya, menyentuh kulit wajah Lara dengan sangat hati-hati layaknya menyentuh benda pecah belah.

Aaah kacau lo Rig. Ayo pergi!!! Otak lo udah ga bener!!

Akhirnya Rigapun segera menarik tanggannya. Dan meninggalkan kamar Lara.

"Good nite La!"

Kini ada satu urusan yang harus dia selesaikan dulu. Riga beranjak turun ke lantai satu untuk memenuhi panggilan dari Yuidith.

"Duduk!" Yuidith yang sudah tampak kesal langsung mengkomando begitu melihat lelaki tinggi itu memasuki ruang keluarga.

"Lain kali. Lara tak boleh meninggalkan rumah ini tanpa ijin. Kamu tahu tidak siapa Lara? Perlu saya ingatkan berapa kali kamu ini?"

"Tidak bisa Lara itu dengan gampangnya kamu bawa kemana-mana"

"Saya jagain Lara, Tante!" Jawab Riga dengan nada biasa. Tapi tangannya sudah mulai terkepal. "Dia juga kembali baik-baik saja"

"Kamu sedang beruntung saja. Saya ingatkan dan kasih tahu lagi ya kalo-kalo kamu tidak tahu, Lara itu anak tunggal dari keluarga Halim. Pewaris seluruh saham dari ayahnya. Dia tidak bisa kenapa-kenapa!"

"Keselamatan Lara itu sangat penting!" Yuidith tampak tak bisa menahan kekesalannya. Setelah mengeluarkan kalimat terakhirnya Yuidith mengambil nafas dalam.

"Tenang Tante! Diluar semua atribut Lara. Lara itu orang terdekat saya, dan itu sudah cukup jadi alasan kalau Lara itu akan selalu aman ketika bersama saya"

"Saya pamit!" Tanpa ingin beragumen lebih Riga pergi. Yuidith hanya memandanganya dengan wajah yang lebih tenang dari sebelumnya. Tapi tatapan tajamnya masih mengikuti pergerakan Riga.

Memang baru kali ini ada orang lain selain Maya, sahabat Lara yang ada di dalam kehidupan Lara sedekat ini. Biasanya dunia Lara hanya ada Yuidith, Mbak Lia, dan Maya.

Kini Yuidith dikejutkan dengan adanya Riga. Yuidith sedikit merasa kecolongan. Karena sebelumnya, siapa saja yang mendekat tentu akan kena seleksi ketat oleh Yuidith.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang