Badai yang menyapamu
Pasti akan berlalu
Dan aku akan disampingmu
Membawa payung dan obor
Untung menghangatkanmu-Riga Respati-
☁️☁️☁️
Pagi itu Lara kambuh. Kepalanya terasa sangat berat karena rasa pusing yang sampai tak tertahankan. Tepat ketika Lara menyelesaikan telepon paginya dengan Riga.
Lara segera memanggil Mbak Lia, karena pusing yang dirasakannya begitu berat. Setelah itu Lara sudah tidak sadarkan diri. Tidak tahu lagi dengan kejadian setelahnya.
Saat kesadarannya kembali, sudah ada Yuidith disebelah Lara. Tak banyak yang dia bisa dengarkan hanya samar-samar adalah soal operasi tumor yang berhubungan dengan syaraf mata yang akan Lara jalani. Dan disaat itu Lara diminta menandatangi formulir operasi. Karena kepalanya masih sangat pusing Lara tak pikir panjang dia langsung menandatangi dokumen itu setelah Yuidith membacakan isinya.
Dan selanjutnya ketika Lara kembali tersadar untuk kedua kalinya sudah ada dokter Putra yang menjelaskan bahwa Lara baru saja mendapatkan operasi untuk syaraf matanya. Jika berhasil ada kemungkinan perbaikan penghilatan pada matanya.
Lara sempat tak bereaksi. Tak ingin terbang tinggi untuk kemudian jatuh. Lara sudah tidak ingin seperti itu lagi. Tak ingin lagi meninggikan harapannya yang pada akhirnya akan membuatnya patah hati.
Begitulah Lara menceritakan kisahnya hari itu pada Riga. Riga yang sudah kembali menemaninya lagi dirumah sakit. Riga yang kaget karena begitu memasuki kamar dimana Lara dirawat, sudah ada Lara dan selembar surat dipangkuannya. Surat dengan map keemasan. Yang ternyata berisi sebuah perjanjian yang menhebohkan.
Perjanjian yang langsung membuat Riga mengepalkan tangannya. Darahnya rasanya langsung panas sampai ke ubun-ubun.
"Sabar ya!!" Sebuah kalimat lembut yang malah muncul dari Lara. Gadis yang sangat dirugikan dari perjanjian itu. Gadis yang dicurangi habis-habisan.
"Sabar gimana ini kamu dicurangi??! Kamu disuruh tanda tangan dokumen yang tidak sesuai dengan yang dibacakan ke kamu??" Riga emosi.
Riga mengepalkan tangannya lagi, dan membalikkan badannya, mendekat kearah tembok dan mengarahkan pukulannya kesana. Riga benar-benar sudah emosi. Dan tak sepantasnya emosinya dia malah luapkan pada Lara.
Dokumen yang Lara tanda tangani bukan dokumen terkait dengan operasi tumornya. Melainkan dokumen tentang penyerahan hartanya pada Yuidith. Hampir keseluruhan harta, Lara hanya diberikan tabungan untuk pendidikannya beserta rumah dan satu mobil yang biasa Lara gunakan. Harta itu seolah sebagai imbalan karena Yuidith sudah mengurusnya selama ini, dan juga atas operasi syaraf mata yang Yuidith berikan pada Lara.
Pernjanian yang konyol sekali.
Memang kedengarannya masih banyak apa yang Lara dapatkan, tapi jika saja dibandingkan dari harta yang ditinggalkan Elizar, papanya, sebenarnya ini hanya 5% dari yang seharusnya Lara miliki. Sungguh sangat kejam siapapun yang merampas itu semua, Riga murka melihat kenyataan ini.
"Iyaa. Tapi sudahlah. Dia cuma mau hartaku. Dan sekarang aku dapat kebebasanku"
"Tapi ga gini juga caranya sayang!!"
"Trus gimana? Aku harus melawan? Aku tuntut ke meja hijau? Aku harus rebut kembali harta yang nyatanya selama ini malah memenjarakan aku"
"Harta yang kadang menyilaukan orang lain, harta yang menjadikan aku tidak percaya pada orang lain dan tidak bebas mengenal orang lain"
Riga menatap Lara, gadis ini barusan berteriak, matanya sudah mulai memerah. Tampak sebentar lagi butiran air matanya itu akan tumpah tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA
RomanceLara Elisabeth Halim yang menguratkan cerita bersama seorang lelaki bernama Riga Respati. Dipertemukan nasib dalam kekurangan, dipertemukan bersama luka yang dibawa masing-masing. Yang satu mengutuk hidup, dan yang satu berusaha tetap tegar dan ceri...