10

111 18 1
                                    

Lara,
Ini kanvas kosong kita
Lukiskan warnamu
Akupun akan siratkan warnaku
Gelap dan terang itulah kita
Lara,
Pegang erat tanganku
Terus melangkah disampingku
Meski berliku
Aku mau..

Riga Respati

☁️

Siang itu, Riga membantu Pak Maman mengangkat seluruh paket bawaan yang akan mereka sumbangkan ke panti asuhan penyandang cacat. Tempat favorit Lara, selain panti asuhan milik almarhum mamanya. Panti asuhan yang mempertemukannya dengan Riga.

"Mas. Tu non Laranya. Biar saya saja yang urus ini aja" Pak Maman yang melihat Lara sudah ada didepan teras rumah lebih dulu langsung memberitahukan Riga.

Riga berlari kecil menuju Lara. Lara yang hari ini mengenakan dress hitam  selutut, dengan paduan sneakers warna putih.

"Hai cantik!"

"Hai kamu!" Lara langsung menyambut tangan Riga yang sudah memegang lengannya. Kalo sudah ada Riga rasanya Lara tidak memerlukan lagi tongkat kecil yang biasa dia pakai untuk memandunya berjalan.

"Lest Go!"

Dua mobil itupun akhirnya beriringan menuju panti asuhan yang dituju. Tidak jauh dari komplek perumahan Lara.

Panti itu tampak lebih kecil, sederhana, dan memang hanya menampung 20 orang anak saja. Ketika Riga dan Lara datang mereka tampak sangat antusias dan sudah menyambut mereka dengan tidak sabaran.

Riga selalu disamping Lara tentu saja, urusan kardus dan barang-barang sumbangan sudah menjadi urusan Pak Maman.

Hari ini Maya teman dekat Lara juga ikut datang.

"Laraaaa!" Sambut Maya yang ternyata sudah sampai duluan.

"Maya!"

"Ini?" Maya yang sudah disebelah Lara mengamati Riga yang berdiri disamping Lara.

"Ini Riga. Pacarku" Lara bicara dengan rona merah dipipinya.

"Awwwww... ini Riga yang kamu bilang ketemu di panti?" Maya malah tampak histeris.

"Iya May" bukan Lara yang menjawab malahan Riga sendiri dengan PD nya menjawab.

"Usssst" Lara seperti memberi kode pada Maya, karena Maya tampak terlalu exited dengan kenyataan yang baru dia terima.

"Maya kak Riga" Maya tak hentinya tersenyum senang.

Akhirnya penyerahan sumbangan itupun dimulai. Tak ada acara spesial, hanya ada sambutan saja dari ketua yayasan. Kemudian disusul dengan acara makan bersama.

Tentu saja dari pihak Lara yang menyediakannya. Mereka makan bersama sambil bercengkerama bersama. Bagi Riga ini cukup baru, karena semua penghuni panti disini unik. Masing-masing memiliki kekurangan yang berbeda, dan ajaibnya mereka tidak lupa saling membantu satu sama lain.

"Kamu happy disini?" Pertanyaan itu muncul seketika dari mulut Lara.

Riga tetap menatap kedepan, pada anak-anak panti yang begitu riang. Terlebih saat mereka menerima bingkisan. Bingkisan yang hanya berupa peralatan sekolah dan mainan. Ada juga yang sampai menitikan air matanya, hanya karena mendapatkan buku.

"Aku happy La. Disini damai. Disini aku ngerasa bersyukur, dan punya arti"

Riga melihat binar di tiap mata anak-anak itu. Anak yang terlahir tanpa kesempurnaan fisik, bahkan keluargapun tak ada namun masih bisa tersenyum sebagai wujud syukurnya pada semesta.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang