14

86 9 5
                                    


Raga dan lidahku berduri
Siapa mendekat bisa kulukai
Ragu dan curiga itu perisaiku
Payung dari kegelisahanku

Raga dan tuturmu seperti madu
Tulus, hangat, memelukku
Ragu tak ada dikamusmu
Disampingmu perisaiku luruh

-Riga Respati-

☁️

Riga sudah memberitahu Lara soal ajakan makan malam dari ayahnya. Larapun sudah menyetujuinya, tanpa ada guratan keresahan sama sekali, berbeda sekali dengan dirinya yang tidak tenang dengan rencana makan malam itu.

Riga tidak yakin, Ryan hanya akan mengadakan makan malam saja. Pasti ada rencana lain dari ayahnya. Riga patut curiga setelah dia mengenal ayahnya 10 tahun terkahir ini.

Jam setengah tujuh malam, Riga sudah siap. Sudah menggunakan setelan jas yang sangat jarang dia pakai. Hanya pada undangan seperti inilah dia akan memakainya, undangan yang hanya setahun sekali dia iyakan. Satu kali dalam setahun memang Riga akan menyetujui ajakan makan dari Ryan, biasanya bertepatan dengan ulang tahun ayahnya itu. Dan tahun ini entah bertepatan dengan tanggal apa, Riga tidak tahu, namun Ryan sudah mewajibkannya untuk hadir.

Riga berangkat. Dia akan menjemput Lara terlebih dahulu. Untuk kemudian menuju kawasan Jakarta Selatan, di kawasan elit dimana ayahnya tinggal.

Sampai di halaman rumah Lara, Riga cukup terdiam hasil menatap pemandangan didepannya. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, gadisnya melangkah dengan tongkat kesayangannya.

Gadis ini sungguh indah malam ini. Tampilannya pun sama seperti dirinya, begitu rapi dan sangat memukau.

Rambutnya dia gerai dan dibagian bawah seperti dibuat sedikit bergelombang. Dia menggunakan dress selutut dengan warna merah muda yang sangat soft, sangat cocok dengan warna kulitnya. Belum lagi wajahnya, wajah yang mulus itu malam ini bersemu, pipinya merah muda dan bibirnya berwarna senada. Sangat sempurna menyapa penglihatan Riga.

Riga kehabisan kata untuk dapat mendefinisikan keindahan gadisnya malam ini. Sungguh sangat indah. Riga terdiam dalam posisinya beberapa waktu. Sedang Lara juga belum sadar kalo sedari tadi Riga sudah keluar dari mobilnya, berdiri mematung memandangi dirinya.

"Riga??" tanya Lara begitu mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

"Hai.. pacarku!"

Lara langsung tersenyum mendengarnya, panggilan yang menandakan Riga sudah berada disampingnya.  Tangannya dia arahkan kedepan dan tak menunggu lama, sudah ada tangan lain yang langsung meraihnya.

"Jangan dandan kayak gini kalau ga pergi sama aku ya!" Riga langsung melancarkan rayuannya.

Bisik Riga tepat ditelinga Lara begitu dia berhasil berdiri tepat dihadapan gadis itu.

"Aku bakalan bingung gimana harus jagain kamu. Kamu indah banget La!"

Lara langsung tersenyum mendengar kalimat Riga. Sukses sudah Riga menghangatkan hatinya dan melambungkan perasaannya. Wanita mana yang tidak senang jika dipuji seperti itu oleh kekasihnya.

"Makasih Riga. Malam ini kamu pasti juga sangat tampan"

Riga juga dibuat tersenyum senang mendapatkan pujian dari Lara, meskipun dia sudah biasa mendapatkan pujian bahkan diidolakan banyak perempuan, pujian dari Lara terlalu istimewa.

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang