O1

9K 625 25
                                    

rehat kopi di sore hari, setelah empat bulan lamanya terjeda. dia antusias bercerita, tentang kegiatan empat bulannya disana. kalau aku dan dia bukan pertama kali bertemu, namun dia dan tempat itu baru pertama kali bertemu. tidak heran ya, dia bercerita sampai matanya berbinar-binar.

katanya setiap hari dia melihat perahu-perahu singgah lalu pergi lagi. siang sore berlabuh di muara.

lalu aku bilang padanya, "jangan kayak perahu itu, datang-pergi seenaknya." dan aku tertawa, begitupun dia.

kenapa sampai sebegitunya? bahkan empat bulan bukan waktu yang lama?

karena aku tidak bilang empat bulan itu waktu yang sebentar. bagiku itu terlalu lama. yang aku rindukan ini masih sama, dia masih seteduh awan mimpi. maka sekarang ini, aku sedang melepas rindu. dan kalian tahu? di bawah naungan simfoni hujan. ribut berbondong-bondong berlarian di permukaan aspal.

daris suka hujan, juga suka pantai. mungkin itu alasannya mengapa dia begitu tenang, namun penuh dengan kejutan. dia pun tidak banyak bicara, kecuali denganku dan ibunya.

"kalo aku ke lombok lagi, kamu mau ikut gak?" tanyanya meledekku. aku sih mana bisa menolak, tapi aku tahu daris sedang bergurau.

"gak usah jauh-jauh ke lombok, dari dulu aku berharap banget kita bisa liburan bareng di jakarta" balasku setelah sebelumnya sibuk meniupkan kopi panas.

daris mengangguk, mengusap rambutku lalu tersenyum. menciptakan badai ricuh yang berhasil mengacaukan jantungku.

"arimbi, kalo tahun depan kamu jadi lulusan terbaik, kita jalan-jalan ke jakarta"

AWAN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang