"udah, bun, jangan kependekan" bunda menjauhkan guntingnya, lalu dia mengibas-ngibaskan rambutku.
aku tersenyum mantap, mengakui kehebatan bundaku. tak melepas pandangan pada bayanganku yang terpantul di cermin.
sudah memasuki pertengahan tahun! tidak terasa aku akan menjadi siswa kelas akhir sekarang. setelah libur sekolah nanti tepatnya. rasanya aku baru kemarin datang ke sekolah dengan memakai kaos kaki yang keduanya berbeda warna.
akan seperti apa ya, calon adik kelasku nanti? mungkin bertemu adik kelas sudah biasa. namun, katanya, adik kelas di sekolah menengah atas itu berbeda. lebih banyak tingkah?
mungkin, hahaha.
oh iya, hari ini aku berencana bertemu dengan salah satu teman smp-ku. harus naik sarana busway ke sana, karena rumahnya jauh. mau tidak mau aku harus pergi ke rumahnya.
ya, gara-gara aku juga sih hehe. aku meminjam novel harry potter miliknya di awal tahun ini, sekitar bulan februari mungkin. saat itu sedang ada reuni smp di rumahnya. karena sudah lama sekali tidak bertemu, sampai aku tak sempat mengembalikannya.
tadinya aku ingin menggunakan kereta untuk bisa sampai di kediamannya arel. tapi tidak jadi, karena biasanya aku akan ketiduran kalau menggunakan kereta.
beberapa menit setelahnya, aku sampai di halte terakhir. dari kejauhan aku bisa melihat oknum adarel bramasta sedang melambaikan tangannya. astaga, dia banyak berubah lebih dari ekspektasiku.
ukuran tubuhku dengannya cukup berbeda, aku harus mendongak kalau ingin bicara padanya.
"makin tinggi aja sih, rel" ujarku sambil berjalan disebelahnya. dia sontak menoleh.
"lo yang makin pendek kali" arel dan daris juga dekat. jadi sepertinya mereka mengenal dengan baik satu sama lain.
+
arel menarik nafasnya dalam, kemudian perlahan dihembuskan. "gue kira nggak jadi hari ini, bi. gue kira lo pergi nemenin daris"
"daris? dia gak bilang mau kemana-mana kok" aku memutar otakku begitu mendengar ucapan arel. tidak terkejut, tidak heran. entahlah.
"lah, masa? katanya dia mau ke kota, ngurus surat pindah"
"ohok!" aku hampir menyemburkan iced coffee di mulutku.
arel pasti bercanda. daris bahkan tidak bilang apapun padaku, bahkan obrolan kami beberapa hari terakhir tidak pernah mengarah kesitu.
demi tuhan, aku tak habis pikir kalau memang itu benar.
𝓉𝑜 𝒷𝑒 𝒸𝑜𝓃𝓉𝒾𝓃𝓊𝑒𝒹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.