Part 9

1.7K 85 2
                                    


"Makasih ya, Ferry. Udah anterin Kayla pulang."ucap Kayla dengan senyumannya.

" Iya, sama-sama." ucap Ferry lembut. Hmm, kalo dipikir-pikir bukan kah Ferry itu cuek dan selalau datar-datar saja pada sekitar ? Dan kenapa dia begitu lembut pada Kayla ?

Jawabanya hanya satu, Ferry bersikap lembut hanya pada Kayla. Hanya Kayla. Camkan itu !

Gadis imut dengan sikap polosnya, yang sudah membuat hati dingin Ferry mencair. Dan itu sejak pertama mereka bertemu.

Saat itu Ferry berumur 8 tahun dan Kayla berumur 7 tahun, mereka bertemu dipertemuan makan malam karena kedua orang tua mereka teman dekat.

Entah apa yang dibahas oleh keluarganya, Ferry dan Kayla sibuk bermain berdua. Karena mereka sangat bosan jika hanya duduk mendengarkan percakapan kedua orang tuanya yang sama sekali mereka tidak paham.

Ferry tersenyum saat mengingat kejadian tersebut.

"Ferry, gak mau mampir dulu ?" Tanya Kalya.

Ferry tersentak dari acara melamunnya.

"Eh-Lain kali aja," ujar Ferry dibalas anggukkan dari Kayla.

"Yaudah gue pulang dulu ya, Kayla." ucap Ferry sembari mengusap kepala Kayla gemes.

"Hati-hati ya, Ferry." ucap Kayla dibalas anggukan dari Ferry.

Ferry pun menancapkan gas nya pergi dari rumah Kayla.

Setelah Ferry pergi, Kayla pun langsung masuk kerumahnya.

"Kayla pulang." ucap Kayla.

***

Seorang pria menatap gundukan tanah dengan tatapan sendu.

Saat ini seragamnya sudah kotor dengan tanah yang basah.

Ia rindu. Sangat rindu dengan seseorang yang sudah terkubur dalam tanah. Namun tak pernah terkubur dalam hatinya.

Raka Arnandha. Cowok yang selalu terlihat tengil ini terlalu banyak menyimpan rahasia dalam dirinya.

Sungguh, ia benci dengan hidupnya. Bahkan ia benci dengan Papanya sendiri dan juga Ibu tirinya.

Mereka telah membuat wanita kesayangannya pergi. Karina Ashyla. Seorang ibu yang sangat ia sayangi. Yang selalu ada buat dirinya dengan kasih sayang yang melimpah.

Wajah Raka sembab, air matanya mengalir saat mengingat kejadian dimana nyawa ibu nya terenggut.

"Raka rindu Mama." lirih Raka disela isakannya.

Ia pun bangkit dan menuju motornya. Dan berlalu ke apartemennya.

Ia tidak ingin lagi kembali ke neraka berwujud rumah tersebut.

Tak berapa lama, ia sudah sampai. Dengan lunglai ia masuk ke Apartemennya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan noda tanah ditubuhnya.

Setelah berapa menit, ia keluar dengan wajah yang terlihat segar.

Dengan balutan kaos putih dan celana pendek selutut. Raka menghempaskan badannya dikasur. Ia sungguh lelah, biasanya seperti ini ia akan berbaring di paha ibunya. Dan bercerita banyak hal.

Namun sekarang semua itu hanya kenangan semu saja.

Drrtt Drrtt Drrt

Ia mengambil ponselnya yang berada dinakas. Terdapat panggilan dari sahabat gilanya.

Beni Gila Calling

'Woy dimana lu ?'

"Aparteman."

'Oke gua OTW.'

Tut.

Raka melempar ponsel tersebut kekasur. Setidaknya ia masih ada Beni, walaupun laki-laki tersebut agak gila.

Dan jangan lupa dengan gadis mungilnya. Ahh rasanya memikirkan gadis tersebut membuat hatinya sedikit menghangat.

Tbc.

Jangan lupa teman-teman

Vote and Commentnya😚😚

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang