Chapter 24

2.4K 85 10
                                    

Happy Reading!

Jovan segera mencari Elina ke seluruh penjuru sekolah, bahkan dia hampir putus asa mencari Elina. Hanya ada satu tempat yang belum Jovan cari yaitu taman belakang.

'Semoga Elina ada disana.' Batin Jovan, dia segera berlari menuju taman belakang dan mulai mencari dengan nafas yang tersengal-sengal.

Saat Jovan sedang mencari Elina dia mendengar suara tangisan seseorang. Dia mencoba menghampiri suara itu, dan hatinya terasa sakit saat tau yang menangis itu adalah Elina, Elina menangis dengan keras dan terdengar bunyi isak tangis dari gadis itu.
Jovan menghampiri Elina dengan langkah perlahan, dia berhenti saat mendengar Elina bergumam sesuatu.

"Kenapa semua ini terjadi padaku? apa gue gak pantas bahagia?" Gumam Elina.

Flashback on.

Elina berlari menuju taman belakang sambil menangis karena orang yang disayangnya lebih memilih orang lain dibandingkan dengan dirinya.
Elina duduk disalah satu bangku yang ada ditaman itu, tak lama Alvin datang menghampirinya.

"Hey Lina udah gak usah menangis." Ucap Alvin seraya mengelus bahu Elina.

"Kak, apa aku pantas bahagia?" Tanya Elina kepada Alvin.

Alvin yang mendengar pertanyaan adik kesayangan nya itu terkejut.

"Apa yang kamu katakan? Kamu berhak bahagia, semua orang didunia ini berhak bahagia termasuk kamu Lina!" Seru Alvin.

"Tapi aku merasa kalau tuhan itu tidak adil kak, aku capek kak." Ucap Elina masih menangis tersedu-sedu.

"Hey semua manusia menemukan bahagianya masing-masing termasuk kamu Lina." Ucap Alvin memberikan nasihat kepada adiknya.

"Yaudah kamu tenangin diri kamu dulu ya." Sambung Alvi seraya berdiri meninggalkan adiknya sendirian karena Alvin tau adiknya butuh waktu sendiri.

Elina kembali menagis tersedu-sedu karena dia merasa tidak sanggup menghadapi masalah nya.

Flashback off.

Jovan yang mendengar gumaman Elina merasa bersalah karena lebih membela mantan pacarnya.

"Lin." Panggil Jovan. Elina yang mendengar namanya dipanggil mendongak.

"Mau apa kamu?" Tanya Elina ketus.

"Aku mau minta maaf, aku tau aku salah. Harusnya aku belain kamu bukan Milly, maaf Lin." Ucap Jovan.

"Jangan sekali kali kamu sebut nama gadis itu di depan ku, karena aku muak dengar namanya." Ucap Elina kepada Jovan dengan tatapan Tajam.

"Iya, tapi aku minta maaf Lin. Kasih aku kesempatan." Ucap Jovan memohon.

"Kamu kira ngasih kesempatan itu gampang apa? Kamu dengan kamu minta maaf dan memohon bakal membuat hati aku balik lagi?" Tanya Elina.

Jovan hanya bisa menunduk diam, dia merasa sangat bersalah atas perbuatannya.

"Aku tau aku salah, tapi tolong kali ini kasih aku kesempatan kedua." Ucap Jovan seraya menggenggam tangan Elina.

Elina menunduk memperhatikan tangan nya yang digenggam oleh Jovan.

"Please Lina." Ucap Jovan memohon. Elina menanggapi Jovan dengan anggukan.

Jovan yang melihat Elina menggangguk segera memeluk tubuh mungil yang ada dihadapannya.

Di kelas Elina.

"Sumpah, tuh orang kagak ada kapoknya apa?" Tanya Dira dengan kesal.

"Iya, gak puas apa dia bikin Jovan sakit hati pada masa lalu? Terus sekarang mau ngehancurin hubungan Jovan sama Elina." Kesal Rissa.

FAKE NERD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang