Chapter 39

986 36 27
                                    

Happy Reading!

     Elina dkk segera kembali menuju kelas mereka saat bel tanda masuk sudah berbunyi nyaring. Tapi saat hendak memasuki kelas tiba-tiba ada seseorang yang menarik lengannya, saat Elina menoleh ternyata yang memegang lengannya adalah Jovan.

"Elina apa yang kamu lakuin ke Milly?" Tanya Jovan, sedangkan Elina hanya tersenyum sinis, lalu melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Jovan.

"Dia ngadu?" Tanya Elina datar, sedangkan teman-temannya yang lain sudah mencoba menahan tawanya, tetapi akhirnya mereka tidak bisa menahannya.

"Tuh nenek lampir ngadu? Najis mainnya ngaduan" Ucap Rissa sarkas, saat melihat Milly berjalan kearah Jovan, dengan pakaian yang ia pinjam dari ruang seragam.

"Jovan, tadi yang ngerobekin baju aku itu Elina, kayaknya dia gak suka deh sama aku" Ucap Milly dengan nada manja, dan mata yang dibuat berkaca-kaca.

"Ternyata disini ada ular licik ya" Ucap Elina tersenyum sinis, sedangkan Milly mencoba bersembunyi di belakang tubuh Jovan, tetapi ia kalah cepat karena Elina segera menarik Milly lalu menamparnya sampai Milly terjatuh.

"Sekarang lu boleh ngadu ke Jovan, karena tamparan barusan emang ulah gue, tapi kalau soal orang yang ngerobekin baju lu sebaiknya lu labrak Dira, bukan gue" Ucap Elina dan segera masuk kedalam kelasnya, begitu pun dengan teman-temannya yang lain.

     Elina sempat menoleh ke belakang untuk melihat apakah Jovan akan membantu Milly atau tidak, tetapi ia menyesal sudah menoleh ke belakang karena benar saja Jovan membantu Milly, bahkan mengusap pipinya yang habis ditampar Elina.

     Elina merasakan hatinya sakit  seharusnya dia yang merasakan itu bukan Milly, tetapi tiba-tiba Elina tersenyum sinis karena ia sudah menemukan kartu as agar Milly menangis hebat. Elina merasakan ponselnya disakunya bergetar, dan saat membaca pesan tersebut matanya langsung terbelalak.

"Dir, lu bisa gak bikinin surat izin gue?" Tanya Elina mencoba membuat alasan.

"Emangnya lu kenapa?" Tanya Dira, karena baru kali ini Elina meminta bantuannya membuat surat izin.

"Tiba-tiba perut gue sakit banget" Ucap Elina, seraya memegang perutnya, dan membuat wajah kesakitan.

"Kok bisa?" Tanya Dira panik, sedangkan Elina mencoba menjalankan perannya dengan baik.

"Gue anterin pulang ya" Sambung Dira seraya membantu Elina.

"Gak usah Dir" Ucap Elina panik tetapi mencoba untuk tetap terlihat bahwa ia sakit.

"Udah gue anterin" Ucap Dira mencoba membantu Elina, tetapi berulang kali Elina mencoba menolak.

"Udah Dir biar gue aja, lu buatin aja surat izin untuk Elina" Ucap Rey, yang entah datang darimana, tetapi menurut Elina itu adalah sebuah keberuntungan.

"Iya, gue bareng Rey aja" Ucap Elina segera menyetujui ucapan Rey, Dira merasa curiga dengan sikap Elina yang tiba-tiba saja berubah, tetapi ia tidak peduli karena sekarang yang lebih penting adalah kesehatan Elina.

"Yaudah" Ucap Dira dan segera pergi untuk mengurus surat izin Elina. Rey yang merasa Dira sudah pergi jauh segera masuk ke kelas Elina, untuk mengambil barang-barang milik Elina. 

     Di luar Elina sudah menunggu Rey bahkan ia selalu melihat ke sekitarnya, karena takut jika Dira melihatnya. Tak berselang lama Rey datang dengan tas milik Elina yang ia sampirkan di bahu.

"Kenapa gak nunggu di dalem mobil aja, nanti kalo lu ketauan bisa berabe" Ucap Rey yang melihat Elina tidak masuk ke dalam mobilnya.

"Gimana mau masuk, kalau kunci mobilnya lu bawa" Ucap Elina ketus, ia sangat kesal dengan kecerobohan yang masih saja dipelihara oleh Rey.

FAKE NERD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang