BAGIAN I

19.2K 560 10
                                    

 "expectation:
Hug you,✔
See you,✔
Meet you,✔
And talk with a little joke without injury.✖
Reality :
Our first meeting ; very awkward moment."

●●●

    derap langkah kecil itu melangkah hati hati, kakinya melangkah lincah diatas jalanan yang sedang basah.

Rose---atau nama lengkapnya roseanne park itu, menghela nafas pasrah. hujan turun akhir akhir ini, membuat suhu terasa dingin.

ia merutuki dirinya karena tidak membawa mantel. bibir ranum itu sedikit bergetar, mengeluarkan uap hangat dari deru nafasnya. 10 menit lagi ia akan sampai di rumah nya.

Tak masalah.

Ia terus berfikir hal apa yang akan dilakukan setelah ia sampai? sepertinya tidur bukanlah hal yang buruk. rose lebih memilih untuk tidur sepanjang hari, jika hujan terus turun.

Namun, di persimpangan jalan tubuhnya terbentur. rose meringis, sakit.

dekap tangan pria yang menabraknya terasa di pinggang rose, rose mengerjap menatap pria dihadapannya.

Rose memperhatikan wajah nya, merasa familiar. Rose mengerinyit, melebarkan kelopak mata.

"KA-" namun telat, pria itu telah membekap mulut rose.

Setelahnya rose tidak ingat apapun selain kata terakhir yang diucapkan oleh pria itu.
"Ikutlah bersamaku, kau akan pergi ke apartemen ku"

●●●

Pria itu menghempaskan gadis yang bersamanya ke atas ranjang. ia mengusap peluh di dahi, merasa lelah.

Ia membuka topi dan masker yang sedari tadi ia kenakan untuk menutupi wajah bak malaikat.

Tak peduli bahwa dering ponsel nya terus menyala, ia malah beranjak dan pergi ke kamar mandi.

di sisi lain, rose terbangun. ia mengerjap ngerjap, merasa asing.

Rose terperanjat, kepalanya memeriksa seluruh pejuru ruangan. Tak ada siapapun, Namun indera pendengaran nya mendengar gemerisik air yang terus mengalir.

ia beranjak, kemudian mencari pintu. usahanya gagal, ketika ia harus memasukan beberapa digit nomor agar berhasil membuka pintu tersebut.

Bingung. Satu kata yang mampu mendeskripsikan gadis berwajah cantik itu.

Takut. rose ingin keluar, ia takut namun rasa penasarannya lebih besar. perlahan langkahnya menghampiri asal suara gemerisik air, jika rose tidak salah menebak ruangan ini pasti kamar mandi.

ia tertegun, ketika melihat handle pintu tergerak terbuka.

sesaat mata indahnya itu membulat, terkejut.

"AAAAAAAAAAA..." rose berteriak sangat nyaring ketika menemukan pria bertelanjang dada dihadapan nya. bukan, bukan karena ini yang pertama kali untuk rose, tapi dihadapannya— tidak mungkin.

"Oh? Kau sudah bangun?" Tanya nya kebingungan atas sikap rose.

Rose mengintip di sela sela jari, membuat jantung nya berdegup kencang, kaki nya pun serasa lemas, ia hampir jatuh tersungkur jika saja pria dihadapannya tidak sigap menolongnya.

"Kau, baik baik saja?" Tanya pria itu lembut melihat keadaan rose.

Oh tuhan!! Bagamana ini bisa terjadi? Benar benar seperti mimpi

"Hey..? kau baik baik saja?" Tanya pria itu sekali lagi saat mengguncang bahu rose.

"t-tentu aku baik" ucap rose kaku.

"Tak perlu kaku. Maaf, tadi telah lancang membiusmu dan membawamu ke apartemenku" pria itu berkata dengan lembut, persis seperti yang sering rose dengar di televisi.

"Seharusnya aku yang meminta maaf jimin-ssi, maaf telah menabrakmu dan merepotkan mu karna kecerobohan ku" rose membungkukan badannya meminta maaf.

Rose merutuki dirinya karna telah menabrak seorang idol papan atas, yang popularitasnya kini sedang berada di puncak. park jimin namanya, member grup yang berisikan tujuh orang itu kini sedang menatapnya dengan serius.

Kau tau namaku?" Jimin terlihat kaget.

"Ahh, yaa.. aku penggemar berat mu. Apakah aku bermimpi saat ini?" Tanya rose kikuk, ia menggaruk garuk tengkuknya.

Jimin menggeleng tersenyum lembut. "tidak, kau benar benar berada di apartemen ku"

"Ah, yaa.. aku rasanya seperti bermimpi jika bertemu denganmu, dan mengobrol dengan jarak yang dekat seperti ini" rose menunduk malu.

Pria itu hanya tersenyum, untuk yang kesekian kali nya rose dibuat terpukau oleh lengkung bulan sabit yang menghiasi wajah jimin. Sangat manis.

"Kau sudah makan?" Pria itu bertanya sambil memakai t-shirt hitam polos.

"maaf, kau berkata apa tadi?"

"Ah, kau benar benar tidak percaya ini nyata bukan?" Jimin mengusap pucuk kepala rose dengan lembut.

 "Percayalah, aku park jimin, kau bisa menamparku jika kau mau" ia terkekeh, membuat rose semakin malu karna telah melakukan kebodohan.

"Ayo makan, sepertinya kau terlihat lapar" jimin mengajak rose ke meja makan, mereka duduk bersebrangan.

"apa aku boleh seperti ini dengan mu?" Rose bertanya gelisah, takut takut ada yang salah.

"Tentu, kau ini penggemarku" ucap park jimin tersenyum. "Ah, aku lupa menanyakan namamu. Siapa nama mu?" Lanjut nya.

Rose berhenti, menyuapkan steak yang sudsh tersaji. "Rose. roseanne park" lanjut nya,

"Jinja? Marga mu sama dengan marga ku" ucap jimin terkejut.

"Ah, yaa.. aku juga baru menyadarinya" rose meminum seteguk air putih, mata nya selalu melirik jimin. Sesekali, ia juga menatapnya lamat. Memperhatikan garis lekuk wajah jimin yang terpahat dengan sempurna.

Merasa diperhatikan, jimin menatap rose. Membuat rose gelagapan dan langsung membuang pandangannya ke arah lain.

"Kenapa kau memperhatikan ku seperti itu? Apa ada yang salah dengan wajah ku?" Jimin bertanya dengan serius.

ia heran, kenapa rose harus memalingkan wajahnya padahal ia adalah penggemar berat nya?

"Tidak, hanya saja.." ucap rose terhenti, pipi nya bersemu merah.

"Kenapa?" Tanya jimin penasaran.

"Hanya saja, kau terlihat sangat tampan jimin-ssi  kau seperti pangeran di dalam cerita dongeng" setelah mengucapkan itu rose menutup wajahnya malu karna ucapan itu keluar dari bibirnya tanpa bisa ia tahan.

jimin menarik tangannya, agar ia melihat wajah rose
"kenapa kau menutup wajah mu? Seharusnya aku yang malu rosseane park" ucap jimin tersenyum.

"Kau, juga sangat cantik roseanne park" ucapan itu terdengar tulus di telinga rose, membuat pipi nya semakin bersemu merah malu karna ucapan yang di lontarkan jimin.


●●●


DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang